Indonesia Berencana Bangun Pabrik Mie Instan di Afrika Selatan
A
A
A
JAKARTA - Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan secara diplomatik terbentuk pada 1994, namun sejarah pertautan kedua bangsa sudah berakar lama, pada abad ke-17. Ketika itu, pejuang dan mufti asal Makassar, Sheikh Yusuf diasingkan oleh Belanda ke Tanjung Harapan (kini Afrika Selatan).
Kedua bangsa pun sama-sama menentang kolonialisme. Kini, Indonesia dan Afrika Selatan mempertautkan hubungan lama dalam bidang perdagangan dan investasi. Dalam kunjungan ke Cape Town, Afrika Selatan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi kembali menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.
"Pengusaha Indonesia dan Afrika Selatan harus mampu memanfaatkan hubungan politik kedua negara yang sangat baik untuk merealisasikan berbagai peluang kerja sama dagang dan investasi yang saling menguntungkan," ujar Retno dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (7/2/2017).
Untuk itu, Menlu Retno menjembatani Forum Bisnis Indonesia-Aruka Selatan yang dihadiri pengusaha asal Negeri Nelson Mandela. Mereka datang dari beraham sektor, seperti energi, perkapalan, industri strategis, serta importir besar Afrika Selatan untuk produk furniture dan makanan seperti mie instan, dan biro perjalanan. Sedangkan dari Indonesia hadir pengusaha dari Kadin dan BUMN antara lain dari industri strategis, perkapalan, dan lembaga pembiayaan.
Kehadiran Indonesia Eximbank yang menawarkan berbagai skema pembiayaan ekspor, melengkapi upaya promosi ekspor produk unggulan Indonesia dan menjadi angin segar bagi kerja sama perdagangan kedua negara."Saya menyadari bahwa salah satu hambatan melakukan kerja sama dagang bagi pengusaha adalah isu pembiayaan. Karena itu saya menyertakan Indonesia Eximbank," tutur Retno.
Selain itu, Menlu menyampaikan berbagai langkah reformasi ekonomi Indonesia yang bertujuan membuat ekonomi Indonesia lebih kompetitif, efisien dan terbuka. Retno juga menyampaikan kekuatan ekonomi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 10 tahun terakhir cukup baik, termasuk tahun lalu mencapai urutan ketiga diantara negara-negara G-20.
Salah satu hasil dari Forum Bisnis Indonesia-Afrika Selatan ini adalah dilakukannya impor sebesar 18 kontainer serta rencana pendirian pabrik produksi mie instan di Afrika Selatan. Afrika Selatan merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia di Afrika Sub-Sahara. Pada periode Januari-Oktober 2016, perdagangan kedua negara sebesar USD 860 juta dengan surplus bagi Indonesia.
Diharapkan dengan dilaksanakannya forum bisnis, akan mempererat hubungan ekonomi Indonesia-Afsel. Tahun 2017 menjadi prioritas memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Afrika dan negara pasar non-tradisional lainnya.
Kedua bangsa pun sama-sama menentang kolonialisme. Kini, Indonesia dan Afrika Selatan mempertautkan hubungan lama dalam bidang perdagangan dan investasi. Dalam kunjungan ke Cape Town, Afrika Selatan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi kembali menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.
"Pengusaha Indonesia dan Afrika Selatan harus mampu memanfaatkan hubungan politik kedua negara yang sangat baik untuk merealisasikan berbagai peluang kerja sama dagang dan investasi yang saling menguntungkan," ujar Retno dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (7/2/2017).
Untuk itu, Menlu Retno menjembatani Forum Bisnis Indonesia-Aruka Selatan yang dihadiri pengusaha asal Negeri Nelson Mandela. Mereka datang dari beraham sektor, seperti energi, perkapalan, industri strategis, serta importir besar Afrika Selatan untuk produk furniture dan makanan seperti mie instan, dan biro perjalanan. Sedangkan dari Indonesia hadir pengusaha dari Kadin dan BUMN antara lain dari industri strategis, perkapalan, dan lembaga pembiayaan.
Kehadiran Indonesia Eximbank yang menawarkan berbagai skema pembiayaan ekspor, melengkapi upaya promosi ekspor produk unggulan Indonesia dan menjadi angin segar bagi kerja sama perdagangan kedua negara."Saya menyadari bahwa salah satu hambatan melakukan kerja sama dagang bagi pengusaha adalah isu pembiayaan. Karena itu saya menyertakan Indonesia Eximbank," tutur Retno.
Selain itu, Menlu menyampaikan berbagai langkah reformasi ekonomi Indonesia yang bertujuan membuat ekonomi Indonesia lebih kompetitif, efisien dan terbuka. Retno juga menyampaikan kekuatan ekonomi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 10 tahun terakhir cukup baik, termasuk tahun lalu mencapai urutan ketiga diantara negara-negara G-20.
Salah satu hasil dari Forum Bisnis Indonesia-Afrika Selatan ini adalah dilakukannya impor sebesar 18 kontainer serta rencana pendirian pabrik produksi mie instan di Afrika Selatan. Afrika Selatan merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia di Afrika Sub-Sahara. Pada periode Januari-Oktober 2016, perdagangan kedua negara sebesar USD 860 juta dengan surplus bagi Indonesia.
Diharapkan dengan dilaksanakannya forum bisnis, akan mempererat hubungan ekonomi Indonesia-Afsel. Tahun 2017 menjadi prioritas memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Afrika dan negara pasar non-tradisional lainnya.
(ven)