Ekonom BNI: Perbankan Akan Berhati-hati Dalam Penyaluran Kredit

JAKARTA - Industri perbankan pada tahun ini masih akan dihadapi sejumlah tantangan, baik dari luar maupun dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan sejumlah perbankan berhati-hati dalam penyaluran kredit.

Ekonom dari Bank BNI, Teddy Hariyanto menjelaskan tantangan dari ekonomi global kemungkinan The Fed akan menaikan tingkat suku bunganya. Hal ini akan menekan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, kemungkinannya suku bunga akan naik

"Selain itu, kebijakan Presiden AS Donald Trump masih berupa ketidakpastian, investor akan wait and see," kata Teddy dalam acara customer gathering Bank BNI Kantor Wilayah Jakarta Kota dengan tema 'Feng Shui Meraih Rejeki 2017', di Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Sejumlah tantangan tersebut menyebabkan industri perbankan lebih berhati-hati ketika memilih debitur dan juga menyalurkan kredit. Perbankan akan memilih sektor mana yang bagus untuk disalurkan kreditnya.

"Untuk saat ini yang masih bagus itu untuk kredit pembiayaan infrastruktur, perdagangan, telekomunikasi, dan manufaktur," imbuhnya.

Sementara itu, tantangan dari dalam negeri yaitu timbulnya persaingan antar bank dalam bentuk penawaran tingkat suku bunga. Hal ini juga untuk meningkatkan jumlah kredit.

"Di sisi lain, kebijakan pemerintah itu sampai sekarang efektifitasnya masih banyak yang belum terlihat, namun hal ini baru bisa dirasakan pada semester kedua 2017," akunya.

Teddy pun menyatakan, dibalik sejumlah tantangan tersebut terdapat pula peluang yang dapat diraih industri perbankan. Seiring dengan digenjotnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, maka bisa mendorong investor dari luar untuk masuk ke Tanah Air.

"Investor dari luar akan masuk ke infrastruktur, baik untuk bangun jalan tol, transportasi umum dan listrik, dari bank pembiayaan infrastruktur akan digenjot," tutupnya.