Tarif Listrik Naik, BI Perkirakan Inflasi Februari 0,3%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada Februari 2017 mencapai 0,3%, berdasarkan survei yang dilakukan pada pekan kedua bulan ini. Maraknya kenaikan tarif yang ditentukan pemerintah seperti tarif listrik 900 VA diyakini akan menentukan inflasi pada bulan kedua tahun ini.
Meski demikian Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menerangkan,pemangkasan subsidi energi menjadi hal penting yang harus dilakukan pemerintah. Tujuannya yakni membuat agar anggaran negara bisa lebih efisien.
"Kalau yang 900 VA itu kan akan naik 3 tahap sampai bulan Mei. Jadi, administered price terkait listrik akan masih ada. Namun pengurangan subsidi itu penting dalam rangka kita efisiensi anggaran, supaya pasar, produk dan harganya market mechanism," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Lebih lanjut dia menerangkan guna meminimalisir angka inflasi, pemerintah harus bisa menjaga volatilitas harga pangan. Sehingga, dampak dari pengurangan subsidi energi tak terasa signifikan. "Tapi memang kenaikan inflasi yang kita hadapi saat ini harus dinetralisir dengan cara mengendalikan volatile food," paparnya.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, selain tersendatnya distribusi barang, banjir yang terjadi saat ini juga berpotensi menyebabkan bergesernya panen raya sehingga berujung pada ketersediaan bahan makanan pokok. Gangguan distribusi juga bisa membuat lonjakan harga bahan makanan dan komoditas lainnya.
"Jadi kita harus menjaga kalau ada kondisi alam yang membuat misalnya volatile food tidak terjaga panennya. Dan misalnya ada masalah di distribusi atau jalur jalan. Itu juga bisa berdampak," jelasnya.
Meski demikian Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menerangkan,pemangkasan subsidi energi menjadi hal penting yang harus dilakukan pemerintah. Tujuannya yakni membuat agar anggaran negara bisa lebih efisien.
"Kalau yang 900 VA itu kan akan naik 3 tahap sampai bulan Mei. Jadi, administered price terkait listrik akan masih ada. Namun pengurangan subsidi itu penting dalam rangka kita efisiensi anggaran, supaya pasar, produk dan harganya market mechanism," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Lebih lanjut dia menerangkan guna meminimalisir angka inflasi, pemerintah harus bisa menjaga volatilitas harga pangan. Sehingga, dampak dari pengurangan subsidi energi tak terasa signifikan. "Tapi memang kenaikan inflasi yang kita hadapi saat ini harus dinetralisir dengan cara mengendalikan volatile food," paparnya.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, selain tersendatnya distribusi barang, banjir yang terjadi saat ini juga berpotensi menyebabkan bergesernya panen raya sehingga berujung pada ketersediaan bahan makanan pokok. Gangguan distribusi juga bisa membuat lonjakan harga bahan makanan dan komoditas lainnya.
"Jadi kita harus menjaga kalau ada kondisi alam yang membuat misalnya volatile food tidak terjaga panennya. Dan misalnya ada masalah di distribusi atau jalur jalan. Itu juga bisa berdampak," jelasnya.
(akr)