11 Negara Belajar Kesuksesan BPJS Kesehatan
A
A
A
YOGYAKARTA - 40 orang perwakilan dari 11 negara penyelenggara jaminan kesehatan universal berkumpul di Yogyakarta. Mereka akan belajar keberhasilan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Direktur Hukum Komunikasi Publik dan hubungan antar lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi mengatakan, BPJS Kesehatan baru diimplementasikan di Indonesia dalam 4 tahun terakhir. Tetapi dari kepesertaannya sudah mampu mencapai 70% dari keseluruhan jumlah penduduk di Tanah Air. Di samping itu, coverage biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan terhadap pasien justru lebih besar.
"Banyak yang mengganggap kita berhasil, meskipun banyak kekurangan saat ini," tuturnya dalam International Seminar dengan Tema Current Update of Primary Care Development Lesson Learned Across Countries di Hotel Eastpach Yogyakarta, Kamis (2/3/2017).
Menurutnya, kehadiran program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan boleh dikatakan sebagai episentrum baru di dunia jaminan kesehatan dunia. Sebab, memasuki usia keempat, jaminan ini sudah mencakup 70% dari penduduk dunia atau sebesar 174,7 juta warga Indonesia. Sementara negara lain butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai hal tersebut.
Dia mencontohkan, Korea Selatan membutuhkan waktu 26 tahun, Jerman 127 tahun, Belgia 118 tahun. Saat ini, posisi BPJS Kesehatan di tingkat ASEAN memang sudah cukup bagus. Dari sisi coverage peserta hanya setingkat di bawah Filiphina dan Thailand serta jauh di atas Kamboja. "Di Filipina, coverage biaya hanya 50% dari yang dikeluarkan pasien, Korea hanya 30%. Indonesia bisa 100% dengan premi hanya Rp26.000," tambahnya.
Direktur Hukum Komunikasi Publik dan hubungan antar lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi mengatakan, BPJS Kesehatan baru diimplementasikan di Indonesia dalam 4 tahun terakhir. Tetapi dari kepesertaannya sudah mampu mencapai 70% dari keseluruhan jumlah penduduk di Tanah Air. Di samping itu, coverage biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan terhadap pasien justru lebih besar.
"Banyak yang mengganggap kita berhasil, meskipun banyak kekurangan saat ini," tuturnya dalam International Seminar dengan Tema Current Update of Primary Care Development Lesson Learned Across Countries di Hotel Eastpach Yogyakarta, Kamis (2/3/2017).
Menurutnya, kehadiran program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan boleh dikatakan sebagai episentrum baru di dunia jaminan kesehatan dunia. Sebab, memasuki usia keempat, jaminan ini sudah mencakup 70% dari penduduk dunia atau sebesar 174,7 juta warga Indonesia. Sementara negara lain butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai hal tersebut.
Dia mencontohkan, Korea Selatan membutuhkan waktu 26 tahun, Jerman 127 tahun, Belgia 118 tahun. Saat ini, posisi BPJS Kesehatan di tingkat ASEAN memang sudah cukup bagus. Dari sisi coverage peserta hanya setingkat di bawah Filiphina dan Thailand serta jauh di atas Kamboja. "Di Filipina, coverage biaya hanya 50% dari yang dikeluarkan pasien, Korea hanya 30%. Indonesia bisa 100% dengan premi hanya Rp26.000," tambahnya.
(akr)