Tahun Ini, Konstruksi PLTU Batang Ditargetkan 40%

Kamis, 02 Maret 2017 - 20:38 WIB
Tahun Ini, Konstruksi PLTU Batang Ditargetkan 40%
Tahun Ini, Konstruksi PLTU Batang Ditargetkan 40%
A A A
BATANG - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah, terus berjalan. Tahun 2017 ini, pembangunan fisik PLTU Batang ditargetkan bisa mencapai 40%.

Direktur PT BPI, W. Adjinugroho, mengatakan, saat ini progres pembangunan PLTU Batang sudah mencapai sekitar 22%. Progres tersebut yakni pembangunan awal kontruksi untuk PLTU Batang.

"Progres saat ini 22%, antara lain seperti fondasi, tiang pancang, kantor sementara, dan dermaga (GT). Dermaga itu panjangnya sekitar 2,4 kilometer," katanya saat gathering bersama awak media di Hotel Sendang Sari, Kamis (3/2/2017).

Pihaknya mengaku tahun 2017 ini, pembangunan fisik PLTU Batang bisa mencapai 40%. Target itu antara lain meliputi seluruh fondasi selesai dan sebagian kontruksi besi. "Kami optimistis Mei 2020, unit pertama bisa beroperasi dan unit kedua bisa beroperasi November 2020," ujarnya.

Terkait saat ini sedang hangat-hangatnya isu serbuan pekerja asing, pihaknya mengaku akan tetap memprioritaskan pekerja lokal asal Kabupaten Batang dalam proyek tersebut. "Meski saat ini beredar isu ada serbuan pekerja asing, tapi kami komitmen menggunakan pekerja lokal," tandasnya.

Saat ini total pekerja yang ada dalam proyek PLTU Batang ada 1.831 orang. Jumlah itu terdiri dari 97% atau 1.776 orang tenaga kerja lokal dan sekitar 3% pekerja asing atau 55 orang. Tenaga kerja lokal itu terdiri dari 758 warga Batang dan 1.018 warga kota lainnya.

Pihaknya memperkirakan, puncak pekerjaan proyek tersebut yakni 2018 nanti. Sehingga diperkirakan jumlah pekerja akan naik mencapai sekitar 7.000-8.000 orang.

"Tapi kami tetap akan mengutamakan pekerja lokal. Bahkan saat PLTU Batang ini sudah jalan nanti, paling cuma ada sekitar tiga hingga lima orang pekerja asal Jepang," tandasnya.

Nilai investasi para proyek PLTU Batang tersebut mencapai USD4,2 miliiar atau Rp50 triliun. PLTU Batang itu menggunakan teknologi ultra supper critical coal fired power plant yang dinilai lebih ramah lingkungan.

"Akhirnya proyek ini bisa melampaui masa-masa sulit. Kami tidak akan rusak lingkungan dan sosial. Niat kami baik, yakni membangun PLTU yang baik dengan kualitas baik juga. Dengan teknologi ultra yang pertama di Indonesia, dan polusi jauh lebih rendah. Mesin didatangkan langsung dari Jepang, dan yang mengawasi kami tidak hanya pemerintah Indonesia, juga bank Jepang yang merupakan investor kami. Kami juga tetap akan mempertahankan hutan di kawasan Ujungnegoro sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH)," ungkapnya.

Dia juga menepis adanya isu bahwa PLTU Batang membutuhkan pasokan tanah urug dari luar. Sebab, material tanah urug untuk proyek pembangunan PLTU tersebut bisa dipenuhi dari pemangkasan lingkungan sekitar.

"Kami cukup potong bukit sekitar lima juta kubik dari lokasi sekitar. Jadi tidak benar ada isu bahwa kami terima tanah urugan dari luar. Memang banyak yang menggunakan modus itu," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT BPI, Takashi Irie, mengapresiasi kerja sama dengan media yang selama ini terjalin dengan baik. Menurutnya, pihaknya baru pertama menggelar gathering dengan media. "Hal ini untuk menjalin komunikasi yang baik. Kami berterima kasih kepada seluruh media," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, proyek tersebut sangat besar dengan kapasitas 2x1.000 MW. Sedangkan saat ini sedang proses kontruksi.

"Pembangunan kontruksi fisik sudah mulai jalan sejak Juni 2016 lalu. Proyek ini akan sangat lama. Sehingga perlu pemahaman dan kerja sama yang baik dengan masyarakat," terangnya.

Menurutnya, kesuksesan proyek tersebut tidak lepas dari dukungan semua media. Sehingga dia berharap media bisa memberikan informasi yang lengkap dan komprehensif. "Tentunya informasi terkait apa yang kami lakukan maupun yang kami rencanakan," harapnya.

Dijelaskan, misi PT BPI yakni membangun PLTU yang besar dengan sesuai jadwal dengan kwalitas bagus. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Tengah.

"Kami juga menjadi bagian dari masyarakat Batang. Sebab, setidaknya proyek ini akan berjalan selama 30 tahun, dari kontruksi hingga operasional nanti. Sehingga, kami harap bisa menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar, agar proyek PLTU ini bisa seutuhnya berjalan lancar. Kami juga terbuka untuk komunikasikan terkait perkembangan kami," jelasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3733 seconds (0.1#10.140)