Sri Mulyani Diyakini Tak Akan Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Anton Gunawan mengatakan, yakin Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tidak akan merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017. Pemerintah sendri menargetkan perekonomian tahun ini tumbuh mencapai 5,1%.
Dia menambahkan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi itu, pemerintah akan memaksimalkan percepatan pembangunan infrastruktur. Tak ketinggalan, jumlah penerimaan pajak juga dikebut lewat program pengampunan pajak atau tax amnesty.
"Pemerintah akan jalankan program infrastruktur, berusaha sekecil mungkin kena dampak seperti penundaan. Tahun ini lebih longgar dari tahun lalu, shortfall pajak Rp120 triliunan, masih dicoba di-manage," ujarnya di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Kendati demikian, Anton menjelaskan, Sri Mulyani bisa saja melakukan revisi. Namun, jika asumsinya telah melenceng jauh dari realisasi. "Revisi bisa jadi ada, walaupun kalau saya tangkap dari Bu Menteri (Sri Mulyani) agak enggan lakukan revisi. Tapi bisa jadi kalau asumsi meleset jauh akan revisi," sambung dua
Menurutnya, Sri Mulyani punya gaya khas dalam mengelola keuangan negara dengan menekan pengeluaran. Cara itu dinilai bisa mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. "Tapi selama ini dia coba tekan pengeluarannya. Jadi, bukan bermaksud kita beri pandangan pesimis tapi realistis seperti itu, bank juga masih konsolidasi," pungkasnya.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh pada level 5,1% di tahun 2017. Target ini lebih tinggi dibandingkan capaian pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,02%.
Dia menambahkan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi itu, pemerintah akan memaksimalkan percepatan pembangunan infrastruktur. Tak ketinggalan, jumlah penerimaan pajak juga dikebut lewat program pengampunan pajak atau tax amnesty.
"Pemerintah akan jalankan program infrastruktur, berusaha sekecil mungkin kena dampak seperti penundaan. Tahun ini lebih longgar dari tahun lalu, shortfall pajak Rp120 triliunan, masih dicoba di-manage," ujarnya di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Kendati demikian, Anton menjelaskan, Sri Mulyani bisa saja melakukan revisi. Namun, jika asumsinya telah melenceng jauh dari realisasi. "Revisi bisa jadi ada, walaupun kalau saya tangkap dari Bu Menteri (Sri Mulyani) agak enggan lakukan revisi. Tapi bisa jadi kalau asumsi meleset jauh akan revisi," sambung dua
Menurutnya, Sri Mulyani punya gaya khas dalam mengelola keuangan negara dengan menekan pengeluaran. Cara itu dinilai bisa mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. "Tapi selama ini dia coba tekan pengeluarannya. Jadi, bukan bermaksud kita beri pandangan pesimis tapi realistis seperti itu, bank juga masih konsolidasi," pungkasnya.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh pada level 5,1% di tahun 2017. Target ini lebih tinggi dibandingkan capaian pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,02%.
(akr)