IHSG Jatuh 8,85 Poin, Bursa Asia Memerah Karena The Fed
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (8/3/2017) jatuh 8,85 poin atau 0,16% ke level 5.393,76.
Pagi hari, indeks dibuka naik 4,91 poin atau 0,09% ke level 5.407,53. Namun, IHSG rebound ke zona merah, dengan turun 2,38 poin atau 0,04% ke level 5.400,23 pada sesi I perdagangan. Sepanjang hari ini, indeks diperdagangkan di kisaran 5.390,01-5.415,23.
Dari 430 saham, sebanyak 174 saham tertekan, 134 naik, dan 122 stagnan. Mayoritas sektor saham berakhir negatif dengan sektor infrastruktur turun -1,12%, sedangkan perdagangan memimpin penguatan dengan naik 0,38%.
Nilai transaksi saham mencapai Rp5,49 triliun dari 10,91 miliar saham yang diperdagangkan. Transaksi bersih asing sebesar Rp258,75 miliar dengan aksi jual asing Rp1,83 triliun berbanding aksi beli asing Rp2,09 triliun.
Melemahnya indeks seiring turunnya bursa Asia, karena investor sedang menanti kebijakan pengetatan moneter oleh The Fed. Selain itu meningkatknya risiko geopolitik di Asia Pasifik.
Melansir dari CNBC, Rabu (8/3), Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,47% atau 90,1 poin pada 19.254. Sementara Australia ASX 200 turun 0,03% atau 1,73 poin ke 5.759,7, karena meruginya sub-indeks material yang turun 0,81%.
Pasar Cina daratan bergerak variatif, setelah defisit perdagangan yuan. Data resmi menunjukkan ekspor berdenominasi yuan meningkat 4,2% dari tahun sebelumnya, namun impor naik 44,7%. Hal tersebut membuat Shanghai ditutup hampir flat pada 3.241,18 dan Shenzhen berakhir lebih rendah 0,36% atau 7,3 poin ke level 2.024,28. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,36%.
Kospi Korea Selatan naik hanya 0,06% atau 1,4 poin di 2.095,4, karena pedagang mengamati pengumuman Mahkamah Konstitusi yang akan menyampaikan hasil impeachment Presiden Park Geun-hye. Selain itu risiko gepolitik Asia Pasifik yang meningkat seiring penyebaran sistem anti-rudal oleh Korea Selatan. Dan perusahaan Korsel di China telah mendapatkan laporan tentang adanya serangan cyber.
Pagi hari, indeks dibuka naik 4,91 poin atau 0,09% ke level 5.407,53. Namun, IHSG rebound ke zona merah, dengan turun 2,38 poin atau 0,04% ke level 5.400,23 pada sesi I perdagangan. Sepanjang hari ini, indeks diperdagangkan di kisaran 5.390,01-5.415,23.
Dari 430 saham, sebanyak 174 saham tertekan, 134 naik, dan 122 stagnan. Mayoritas sektor saham berakhir negatif dengan sektor infrastruktur turun -1,12%, sedangkan perdagangan memimpin penguatan dengan naik 0,38%.
Nilai transaksi saham mencapai Rp5,49 triliun dari 10,91 miliar saham yang diperdagangkan. Transaksi bersih asing sebesar Rp258,75 miliar dengan aksi jual asing Rp1,83 triliun berbanding aksi beli asing Rp2,09 triliun.
Melemahnya indeks seiring turunnya bursa Asia, karena investor sedang menanti kebijakan pengetatan moneter oleh The Fed. Selain itu meningkatknya risiko geopolitik di Asia Pasifik.
Melansir dari CNBC, Rabu (8/3), Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,47% atau 90,1 poin pada 19.254. Sementara Australia ASX 200 turun 0,03% atau 1,73 poin ke 5.759,7, karena meruginya sub-indeks material yang turun 0,81%.
Pasar Cina daratan bergerak variatif, setelah defisit perdagangan yuan. Data resmi menunjukkan ekspor berdenominasi yuan meningkat 4,2% dari tahun sebelumnya, namun impor naik 44,7%. Hal tersebut membuat Shanghai ditutup hampir flat pada 3.241,18 dan Shenzhen berakhir lebih rendah 0,36% atau 7,3 poin ke level 2.024,28. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,36%.
Kospi Korea Selatan naik hanya 0,06% atau 1,4 poin di 2.095,4, karena pedagang mengamati pengumuman Mahkamah Konstitusi yang akan menyampaikan hasil impeachment Presiden Park Geun-hye. Selain itu risiko gepolitik Asia Pasifik yang meningkat seiring penyebaran sistem anti-rudal oleh Korea Selatan. Dan perusahaan Korsel di China telah mendapatkan laporan tentang adanya serangan cyber.
(ven)