Bursa Asia Mixed, IHSG Dibuka Menguat Tipis
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berhasil menguat meski hanya tipis. IHSG hari ini dibuka naik 0,78 poin atau 0,02% ke level 5.391,46 saat bursa saham Asia dibuka mixed (variatif).
Pada perdagangan kemarin, IHSG pada akhir pekan kemarin ditutup negatif dengan turun 11,71 poin atau 0,22% ke level 5.390,68.
Sektor saham dalam negeri variatif dengan sektor aneka industri yang menguat tertinggi sebesar 0,51% dan sektor yang melemah terdalam adalah perkebunan yang turun 0,61%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp15 miliar dengan 4 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi hari ini dan transaksi bersih asing minus Rp1,04 milair dengan aksi jual asing sebesar Rp9,59 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp10,64 miliar. Tercatat 14 saham menguat, 12 melemah dan 19 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik Rp150 menjadi Rp6.450, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik Rp75 menjadi Rp6.200, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik Rp75 menjadi Rp12.150.
Sementara, beberapa saham yang melemah di antaranya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp250 menjadi Rp42.050, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun Rp200 menjadi Rp11.200, dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun Rp125 menjadi Rp9.300.
Seperti dilansir CNBC, Senin (13/3/2017), bursa saham Asia pada perdagangan hari ini dibuka mixed, karena pelaku pasar mengamati potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Di Asutralia, Indeks ASX 200 turun 0,51% karena kerugian lebih dari 1% pada sektor energi. Namun, Bursa Efek Australia terbantu sektor emas yang naik tipis 4,54%.
Di Jepang, Indeks Nikkei N225 turun 0,05% awal selama sesi Asia setelah data resmi menunjukkan bahwa pesanan mesin inti turun 3,2% pada Januari dari bulan sebelumnya, jauh dari perkiraan Reuters yang justru naik 0,5%. Sementara, di Korea Selatan (Korsel), Indeka Kospi menghijau dengan naik 0,36%.
Pada perdagangan kemarin, IHSG pada akhir pekan kemarin ditutup negatif dengan turun 11,71 poin atau 0,22% ke level 5.390,68.
Sektor saham dalam negeri variatif dengan sektor aneka industri yang menguat tertinggi sebesar 0,51% dan sektor yang melemah terdalam adalah perkebunan yang turun 0,61%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp15 miliar dengan 4 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi hari ini dan transaksi bersih asing minus Rp1,04 milair dengan aksi jual asing sebesar Rp9,59 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp10,64 miliar. Tercatat 14 saham menguat, 12 melemah dan 19 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik Rp150 menjadi Rp6.450, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik Rp75 menjadi Rp6.200, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik Rp75 menjadi Rp12.150.
Sementara, beberapa saham yang melemah di antaranya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp250 menjadi Rp42.050, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun Rp200 menjadi Rp11.200, dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun Rp125 menjadi Rp9.300.
Seperti dilansir CNBC, Senin (13/3/2017), bursa saham Asia pada perdagangan hari ini dibuka mixed, karena pelaku pasar mengamati potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Di Asutralia, Indeks ASX 200 turun 0,51% karena kerugian lebih dari 1% pada sektor energi. Namun, Bursa Efek Australia terbantu sektor emas yang naik tipis 4,54%.
Di Jepang, Indeks Nikkei N225 turun 0,05% awal selama sesi Asia setelah data resmi menunjukkan bahwa pesanan mesin inti turun 3,2% pada Januari dari bulan sebelumnya, jauh dari perkiraan Reuters yang justru naik 0,5%. Sementara, di Korea Selatan (Korsel), Indeka Kospi menghijau dengan naik 0,36%.
(izz)