Paling Bernilai di Asia Tenggara, TLKM Tembus Global 500
A
A
A
JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom/TLKM) tercatat sebagai perusahaan telekomunikasi paling bernilai di Asia Tenggara. Telkom yang memiliki brand value USD4,33 miliar, telah mempertahankan posisinya selama empat tahun berturut-turut dan pertama kalinya masuk Brand Finance Global 500 padai peringkat 393.
Lembaga konsultan merek internasional Brand Finance dalam laporan Brand Finance Telecoms 500 menyebutkan, di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi dunia, posisi Telkom naik ke peringkat 40 dari posisi 49 pada 2016.
Telkom juga berhasil mempertahankan rating brand strength-nya tetap pada AAA-. TLKM sukses melampaui posisi emiten telekomunikasi papan atas di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini, Singapore Telecommunications Ltd (SingTel) berada di posisi 50, naik dari 52 pada tahun lalu. SingTel memiliki brand value USD2,61 miliar dengan brand rating AA.
Sementara itu, Philippine Long Distance Telephone Company (PLDT) menempati posisi 65, naik dari 67 pada tahun lalu. PLDT membukukan brand value USD1,85 miliar dan brand rating AA-.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, saat ini Telkom tengah bertransformasi dan memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital. Hal tersebut diharapkan menjadi faktor kuat yang akan menambah kepercayaan dan kesetiaan pelanggan serta stakeholders lainnya.
“Membangun merek merupakan pekerjaan jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Telkom senantiasa melakukan inovasi untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk dan layanan yang diberikan,” ujar Arif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/3/2017).
Metodologi yang digunakan Brand Finance untuk memvaluasi sebuah brand melibatkan performa keuangan sebagai aspek kuantitatif dan rating dari Brand Strength Index (BSI) sebagai aspek kualitatif. Secara kuantitatif, Brand Finance menilai brand dengan pendekatan royalty relief.
Analisis yang dilakukan meliputi faktor input, yakni investasi di bidang pemasaran, brand equity, atau nilai goodwill, serta faktor output, yaitu dampaknya pada kinerja bisnis. Brand Finance menilai dan melakukan pemeringkatan brand serta mengukur seberapa kuat brand tersebut. Brand yang dimasukkan di dalam peringkat ini terdiri dari corporate brand dan product brand.
Pada tahun buku 2016 Telkom membukukan triple double-digit growth dengan presentase pertumbuhan dua digit untuk pendapatan, EBITDA dan laba bersih sepanjang 2016 dibandingkan 2015. Telkom berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp116,33 triliun atau tumbuh 13,5%, EBITDA sebesar Rp 59,50 triliun atau tumbuh 15,7% dan laba bersih sebesar 19,35 triliun atau tumbuh sebesar 24,9% dibandingkan 2015.
Lembaga konsultan merek internasional Brand Finance dalam laporan Brand Finance Telecoms 500 menyebutkan, di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi dunia, posisi Telkom naik ke peringkat 40 dari posisi 49 pada 2016.
Telkom juga berhasil mempertahankan rating brand strength-nya tetap pada AAA-. TLKM sukses melampaui posisi emiten telekomunikasi papan atas di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini, Singapore Telecommunications Ltd (SingTel) berada di posisi 50, naik dari 52 pada tahun lalu. SingTel memiliki brand value USD2,61 miliar dengan brand rating AA.
Sementara itu, Philippine Long Distance Telephone Company (PLDT) menempati posisi 65, naik dari 67 pada tahun lalu. PLDT membukukan brand value USD1,85 miliar dan brand rating AA-.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, saat ini Telkom tengah bertransformasi dan memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital. Hal tersebut diharapkan menjadi faktor kuat yang akan menambah kepercayaan dan kesetiaan pelanggan serta stakeholders lainnya.
“Membangun merek merupakan pekerjaan jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Telkom senantiasa melakukan inovasi untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk dan layanan yang diberikan,” ujar Arif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/3/2017).
Metodologi yang digunakan Brand Finance untuk memvaluasi sebuah brand melibatkan performa keuangan sebagai aspek kuantitatif dan rating dari Brand Strength Index (BSI) sebagai aspek kualitatif. Secara kuantitatif, Brand Finance menilai brand dengan pendekatan royalty relief.
Analisis yang dilakukan meliputi faktor input, yakni investasi di bidang pemasaran, brand equity, atau nilai goodwill, serta faktor output, yaitu dampaknya pada kinerja bisnis. Brand Finance menilai dan melakukan pemeringkatan brand serta mengukur seberapa kuat brand tersebut. Brand yang dimasukkan di dalam peringkat ini terdiri dari corporate brand dan product brand.
Pada tahun buku 2016 Telkom membukukan triple double-digit growth dengan presentase pertumbuhan dua digit untuk pendapatan, EBITDA dan laba bersih sepanjang 2016 dibandingkan 2015. Telkom berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp116,33 triliun atau tumbuh 13,5%, EBITDA sebesar Rp 59,50 triliun atau tumbuh 15,7% dan laba bersih sebesar 19,35 triliun atau tumbuh sebesar 24,9% dibandingkan 2015.
(dmd)