Penurunan NPL BTN Bukti Kinerja Manajemen Berhasil

Jum'at, 17 Maret 2017 - 12:15 WIB
Penurunan NPL BTN Bukti Kinerja Manajemen Berhasil
Penurunan NPL BTN Bukti Kinerja Manajemen Berhasil
A A A
JAKARTA - Keberhasilan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menurunkan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) hingga akhir 2016 menjadi sekitar 2,8% diapresiasi berbagai kalangan. Apalagi penurunan terjadi saat kondisi perekonomian Indonesia yang belum membaik dan membuat sejumlah bank mengalami kenaikan NPL.

"Perlu etos kerja yang sangat tinggi terutama dalam menekan NPL. Sementara banyak bank NPLnya naik, BTN malah turun. Ini patut diapresiasi," jelas pengamat perbankan Deni Daruri di Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Menurutnya, keberhasilan manajemen BTN perlu diapresiasi karena penurunan NPL akan menjadikan bank semakin efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas perseroan. Hal ini merupakan prestasi luar biasa karena selama ini belum pernah terjadi NPL BTN di bawah 3.

"Kita harus berikan award untuk manajemen atas usaha yang telah dilakukan selama ini," kata dia.

Menurutnya, sangat sulit dalam mengelola NPL bank yang fokus di perumahan, apalagi perumahan rakyat. Perlu orang yang tepat dalam mengelola NPL yang tadinya tinggi menjadi turun.

Seperti diketahui NPL BTN pada akhir 2016 sekitar 2,84%. Angka tersebut turun drastis dibanding posisi pada 2012 yang 4,09%, 2013 sebesar 4,05%, 2014 sebesqr 4,01% dan 2015 sebesar 3,42%.

Sementara pada 2016 BTN mencatat penyaluran kredit naik sebesar 18,34% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp164,44 triliun di Desember 2016. Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri.

Kredit yang menempati 89,97% porsi pinjaman di Bank BTN ini naik 18,43% yoy dari Rp124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp147,94 triliun di periode sama tahun lalu. Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57% yoy dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8524 seconds (0.1#10.140)