PLN Berencana Bangun Infrastruktur Gas Sendiri

Minggu, 02 April 2017 - 21:11 WIB
PLN Berencana Bangun Infrastruktur Gas Sendiri
PLN Berencana Bangun Infrastruktur Gas Sendiri
A A A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana membangun infrastruktur gas berupa terminal regasifikasi serta unit penyimpanan dan regasifikasi terapung (Floating Storage Regasification Unit/FSRU) guna menekan biaya pokok produksi listrik (BPP). Hal itu sejalan dengan keinginan pemerintah supaya kinerja mesin pembangkit lebih efisien sehingga tarif listrik menjadi lebih murah.

“Rencana itu masih kita kaji. Tapi intinya adalah mengikuti keinginan pemerintah supaya BPP lebih efisien, karena saya rasa harga gas dari FSRU ini masih cukup mahal,” ujar Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso saat dihubungi SINDO, di Jakarta, Minggu (2/4/2017).

Menurutnya dengan membangun infrastruktur gas sendiri, maka penggunaan energi bagi pembangkit akan lebih fleksibel. Namun jika gasnya di pasok dari FSRU yang dimiliki oleh perusahaan lain maka PLN tidak punya fleksibilitas harga. “Konsen kami ialah terkait fleksibilitas harga. Kalau punya sendiri dipakai atau tidak yang menentukan PLN,” jelas dia.

Dia menambahkan bahwa pemerintah tidak melarang PLN membangun FSRU sendiri. Rencananya FSRU akan di bangun untuk sejumlah wilayah yang dominan menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar gas. “Terutama untuk Jawa dan Sumatera Utara paling banyak menggunakan gas. Kalau harganya masih tetap mahal ya kita akan bangun,” tandasnya.

Lebih lanjut diterangkan rencana pembangunan FSRU dapat dibangun sendiri maupun dikerjasamakan dengan PT Pertamina (Persero) maupun PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Pihaknya memeprkirakan investasi membangun FSRU sebesar USD200 juta. Sementara untuk alokasi gasnya dipastikan telah dijamin pemerintah.

“Pembangunan bisa dibangun sendiri maupun dikerjasamakan dengan Pertamina mapun PGN. Sementara untuk alokasi gasnya itu kebijakan pemerintah dari beberapa sumber,” kata dia.

Sementara Direktur Utama PLN Sofyan Basir sebelumnya mengaku telah menyetujui rencana pembangunan regasifikasi terapung sendiri untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas pembangkit. Keinginan PLN membangun FSRU sendiri lantaran harga gas untuk pembangkit masih cukup mahal.

Sebab itu PLN berencana membangun sendiri regasikasi terapung supaya kinerja pembangkit lebih efisien sehingga tarif listrik yang dihasilkan juga semakin murah. Menurutnya selain BUMN, pembangunan FSRU tidak menutup kemungkinan dikerjasamakan dengan pihak swasta. “Selain join dengan BUMN sama swasata juga bolah. Segera kita akan bangun,” tandasnya.

Dihubungi terpisah Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, PLN semestinya sudah menghitung secara keekonomian membangun FSRU sendiri ketimbang di pasok dari pihak ketiga atau perusahaan lain.

“Jika memang perhitungannya lebih efisien lebih baik PLN membangun FSRU sendiri. Pada prinspinya PLN mendapatkan harga gas lebih murah sehingga biaya pembangkitnya lebih murah,” kata dia.

Menurut dia PLN sangat wajar jika membangun FSRU sendiri dengan alasan mendapatkan untung dari segi biaya transportasi mapun pengolahan gas-nya sehingga harga gas akan lebih rendah. Namun begitu secara keeonomian perlu dihitung risiko dan keuntungan membangun FSRU.

“Pembangunan FSRU mempunyai nilai ekonomis berapa, kapasitas berapa. Memang kemungkinan ada kemungkinan harga gas lebih rendah tapi tergantung dengan efektivitas FSRU,” jelas dia.

Disamping itu FSRU memiliki keuntungan lebih dinamis untuk mencukupi kebutuhan gas pembangkit PLN di suatu wilayah. Pasalnya infrastruktur gas tersebut dapat dipindah dari satu wilayah ke wilayah yang lain yang membutuhkan gas.

Fabby beranggapan rencana PLN membangun FSRU sendiri terkait dengan rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menerbitkan aturan berupa Keputusan Menteri yang mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) menjual atau memasok gas-nya kepada PLN. Kewajiban tersebut dilakukan supaya harga listrik menjadi lebih murah.

“FSRU ini kan mengolah dari LNG (gas alam cair/Liquide Natural Gas) ke gas. Nah ini kemungkinan rencana alokasi PLN dari Tangguh,” pungkas dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3613 seconds (0.1#10.140)