Himelda Renuat: Pentingnya Belajar Otodidak
A
A
A
JAKARTA - Sebagai seorang perempuan, Co Founder dan Chief Marketing Officer (CMO) PT Nusa Satu Inti Artha (Doku), Himelda Renuat merupakan single fighter. Hal ini dikarenakan di antara tim awal masa-masa berdirinya Doku, tim tersebut hanya ada dua perempuan yang tak lain keduanya adalah para pendiri Doku.
Sebagai pendiri Doku, wanita yang akrab disapa Melda ini punya tugas berat untuk meyakinkan mitra bisnis di kalangan perbankan mengenai potensi Doku ke depan. "Saya itu sampai meyakinkan dengan sangat tentang Doku ini. Kadang, sehabis meyakinkan satu bank, muncul pertanyaan kecil di benak saya. Mereka percaya enggak ya apa yang saya omongin barusan. Ini saya lakoni di masa awal pendirian Doku," tuturnya.
Melda tak merasa kecil hati ketika omongannya meyakinkan orang tak digubris atau dianggap remeh. "Bagi saya itu tantangan. Dan berjanji pada diri saya, harus bisa," ungkapnya.
Suatu kali, dia harus berhadapan dengan vendor bank yang sangat memahami dunia informasi dan teknologi. "Dipikirnya saya orang baru kemarin yang belajar soal IT ini. Akhirnya, karena saya punya banyak teman yang paham IT. Mau tidak mau vendor ini harus sejajar dengan saya. Karena saya sudah belajar dan banyak memahami soal IT. Itu pelajaran berharga buat saya," ujarnya.
Jika dahulu di masa awal pendirian Doku sering banyak makan hati. Kini secara perlahan Doku merangkak dikenal banyak pengguna. Dia menganggap, belajar otodidak itu penting, apalagi untuk bidang yang diseriusinya.
"Waktu itu, bisnis ini pemainnya tidak ada selain kami. Istilahnya, kalau sekolah mau nyontek kepada siapa. Makanya mau tidak mau harus belajar otodidak," pungkasnya.
Sebagai pendiri Doku, wanita yang akrab disapa Melda ini punya tugas berat untuk meyakinkan mitra bisnis di kalangan perbankan mengenai potensi Doku ke depan. "Saya itu sampai meyakinkan dengan sangat tentang Doku ini. Kadang, sehabis meyakinkan satu bank, muncul pertanyaan kecil di benak saya. Mereka percaya enggak ya apa yang saya omongin barusan. Ini saya lakoni di masa awal pendirian Doku," tuturnya.
Melda tak merasa kecil hati ketika omongannya meyakinkan orang tak digubris atau dianggap remeh. "Bagi saya itu tantangan. Dan berjanji pada diri saya, harus bisa," ungkapnya.
Suatu kali, dia harus berhadapan dengan vendor bank yang sangat memahami dunia informasi dan teknologi. "Dipikirnya saya orang baru kemarin yang belajar soal IT ini. Akhirnya, karena saya punya banyak teman yang paham IT. Mau tidak mau vendor ini harus sejajar dengan saya. Karena saya sudah belajar dan banyak memahami soal IT. Itu pelajaran berharga buat saya," ujarnya.
Jika dahulu di masa awal pendirian Doku sering banyak makan hati. Kini secara perlahan Doku merangkak dikenal banyak pengguna. Dia menganggap, belajar otodidak itu penting, apalagi untuk bidang yang diseriusinya.
"Waktu itu, bisnis ini pemainnya tidak ada selain kami. Istilahnya, kalau sekolah mau nyontek kepada siapa. Makanya mau tidak mau harus belajar otodidak," pungkasnya.
(dmd)