Harga Minyak Turun Imbas Meningkatnya Produksi Libya

Rabu, 31 Mei 2017 - 11:01 WIB
Harga Minyak Turun Imbas...
Harga Minyak Turun Imbas Meningkatnya Produksi Libya
A A A
SINGAPURA - Setelah Amerika Serikat meningkatkan produksi minyaknya, tantangan OPEC dalam memangkas produksi guna memulihkan harga si emas hitam datang dari Libya.

Melansir dari Reuters, Rabu (31/5/2017), peningkatan produksi minyak Libya membuat harga mintak turun. Harga minyak mentah Brent International turun 12 sen atau 0,2% ke level USD51,72 per barel pada 01.55 GMT.

Senada, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) melemah 19 sen atau 0,4% ke posisi USD49,47 per barel.

Para pedagang mengatakan penurunan harga merupakan hasil dari peningkatan produksi yang lebih tinggi di Libya dan konflik yang melanda. Alhasil, dalam data National Oil Corporation (perusahaan minyak negara) Libya bahwa produksi minyak mereka meningkat menjadi 800 ribu barel per hari (bph) pada pekan ini.

Hal tersebut, tulis Thomson Reuters, lebih tinggi dari sebelumnya. Dimana rata-rata 500 ribu bph yang diekspor ke kapal tanker sejauh ini dan 300 bph yang dikirim rata-rata pada tahun 2016.

Naiknya produksi minyak Libya menambah kelebihan pasokan minyak dunia, setelah sebelumnya AS meningkatkan pengeboran minyak mereka hingga 10% lebih tinggi dibanding pertengahan tahun lalu, alias mencapai 9,3 juta bph, mendekati produsen minyak utama Arab Saudi dan Rusia.

Meningkatnya produksi dari Amerika Serikat dan Libya merongrong upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memperketat pasar dengan memotong produksi sekitar 1,8 juta bph sampai akhir kuartal pertama 2018.

Kesepakatan awal, yang telah berlangsung sejak Januari, akan berakhir pada bulan Juni ini. Namun pengurangan produksi sejauh ini tidak memiliki efek yang diinginkan untuk menurunkan kelebihan pasokan.

Sebagai informasi, Libya adalah anggota OPEC tapi dibebaskan dari program pemotongan produksi demi memulihkan kondisi ekonomi negara mereka yang dilanda konflik. Sedangkan AS tidak berpartisipasi dalam pemotongan produksi yang dicanangkan OPEC.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6786 seconds (0.1#10.140)