Harga Minyak Dunia Anjlok 3% ke Posisi Terendah Tiga Pekan
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia merosot cukup dalam mencapai sebesar 3% untuk berada pada posisi terendah dalam tiga pekan. Hal ini seiring peningkatan produksi Libya yang turut berimbas mendongkrak produksi minyak bulanan OPEC untuk pertama kalinya tahun ini.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/6/2017) Brent mengalami kemunduran selama lima bulan beruntun, meskipun OPEC melanjutkan pemangkasan produksi hingga pertengahan 2018, mendatang. Di sisi lain persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan mengalami pelemahan sejak mencetak rekor pada akhir Maret, lalu.
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah jatuh 8,7 juta barel sampai dengan 26 Mei menjadi 513.2 juta. Hal ini jatuh cukup besar dibandingkan dengan prediksi analis yang meramalkan penurunan sebesar 2,5 juta barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk Juli, jatuh sebesar USD1,53 atau setara dengan 3,0% untuk bertahan pada level USD50,31 dan mendekati posisi terendah sejak 10 Mei. Sedangkan harga minyak berjangka AS yakni US West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,34 atau 2,7% untuk berada di posisi USD48,32 per barel.
Sepanjang bulan Mei, Brent mengalami pelemahan hampir sebesar 3% dan menjadi yang kelima secara beruntun. WTI juga meneruskan tren negatif ketika bulan ini lebih rendah sekitar 2%. Stok minyak OPEC pada bulan Mei terlihat meningkat untuk pertama kalinya tahun ini, saat pasokan dari Nigeria dan Libya terus bertambah.
Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 827,000 bpd atau ini berarti di atas level tertinggi dalam tiga tahun yakni 800.000 bpd yang dicapai pada awal Mei, ucap perusahaan minyak nasional. Di sisi lain OPEC dan produsen utama lain seperti Rusia peken sebelumnya sepakat perpanjang masa waktu pemotongan produksi.
Kesepakatan pengurangan produksi minyak sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) terus berlanjut sampai akhir Maret 2018. Arab Saudi dan Rusia mengatakan OPEC dan produsen non-OPEC berkomitmen untuk membawa persediaan minyak global kembali seimbang.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/6/2017) Brent mengalami kemunduran selama lima bulan beruntun, meskipun OPEC melanjutkan pemangkasan produksi hingga pertengahan 2018, mendatang. Di sisi lain persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan mengalami pelemahan sejak mencetak rekor pada akhir Maret, lalu.
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah jatuh 8,7 juta barel sampai dengan 26 Mei menjadi 513.2 juta. Hal ini jatuh cukup besar dibandingkan dengan prediksi analis yang meramalkan penurunan sebesar 2,5 juta barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk Juli, jatuh sebesar USD1,53 atau setara dengan 3,0% untuk bertahan pada level USD50,31 dan mendekati posisi terendah sejak 10 Mei. Sedangkan harga minyak berjangka AS yakni US West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,34 atau 2,7% untuk berada di posisi USD48,32 per barel.
Sepanjang bulan Mei, Brent mengalami pelemahan hampir sebesar 3% dan menjadi yang kelima secara beruntun. WTI juga meneruskan tren negatif ketika bulan ini lebih rendah sekitar 2%. Stok minyak OPEC pada bulan Mei terlihat meningkat untuk pertama kalinya tahun ini, saat pasokan dari Nigeria dan Libya terus bertambah.
Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 827,000 bpd atau ini berarti di atas level tertinggi dalam tiga tahun yakni 800.000 bpd yang dicapai pada awal Mei, ucap perusahaan minyak nasional. Di sisi lain OPEC dan produsen utama lain seperti Rusia peken sebelumnya sepakat perpanjang masa waktu pemotongan produksi.
Kesepakatan pengurangan produksi minyak sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) terus berlanjut sampai akhir Maret 2018. Arab Saudi dan Rusia mengatakan OPEC dan produsen non-OPEC berkomitmen untuk membawa persediaan minyak global kembali seimbang.
(akr)