Ekonom: Stabilitas Ekonomi Indonesia Kembali Membaik

Jum'at, 02 Juni 2017 - 11:10 WIB
Ekonom: Stabilitas Ekonomi...
Ekonom: Stabilitas Ekonomi Indonesia Kembali Membaik
A A A
JAKARTA - Stabilitas ekonomi Indonesia kembali terbukti membaik pekan ini dengan laporan pertumbuhan kredit mencapai 10%. Pembangunan infrastruktur terus menggeliat dan sektor korporat pun tampak membaik. Pertumbuhan kredit Indonesia semakin meningkat menuju target 12%.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga mengatakan, pasar akan memperhatikan data inflasi Mei yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

Data inflasi April tercatat 4,17% dengan ekspektasi inflasi Mei mencapai level tertinggi 14 bulan di 4,37% karena harga meningkat di bulan Ramadan.

"Harga konsumen menunjukkan tren positif dan data ekonomi terus menampilkan pemulihan, maka spekulasi semakin meningkat bahwa Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga sebelum akhir tahun untuk mendukung pertumbuhan," ujar dia dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Terkait prospek forex, lanjut dia, rupiah tetap tangguh menghadapi dolar AS di hari Kamis. USD-IDR diperdagangkan menuju Rp13.320 pada saat laporan ini dituliskan. Apabila USD melemah maka para penjual mungkin membidik Rp13.280.

Disisi lain, harga minyak mentah WTI mendekati USD49 pada hari Kamis karena laporan bahwa persediaan minyak mentah AS menurun, sehingga sedikit meningkatkan kekhawatiran tentang over suplai.

Terlepas dari kenaikan harga minyak akhir-akhir ini, kekecewaan dari rapat OPEC pekan lalu terus mengganggu ketertarikan investor terhadap minyak dan kenaikan harga pun terbatas.

Dia menuturkan, sentimen terhadap minyak tetap sangat bearish dan para penjual akan memanfaatkan fakta bahwa produksi minyak OPEC di bulan Mei meningkat walaupun OPEC terus membahas tentang menyeimbangkan pasar minyak.

Walaupun anggota OPEC dan non OPEC berkomitmen menekan persediaan minyak global ke level rata-rata lima tahun, kita belum tahu bagaimana minyak serpih AS akan bereaksi dan mengambil untung dari langkah OPEC.

"Saya tetap berpandangan bearish terhadap minyak mentah WTI dan breakdown di bawah USD48 akan membuka jalan menuju USD46," imbuh dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9005 seconds (0.1#10.140)