Dua Sektor Tercatat Hambat Pertumbuhan Ekonomi Semester I/2017
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada dua sektor yang menjadi sedikit penghambat bagi ekonomi Indonesia di semester I tahun 2017 yang tumbuh 5,01% (y-on-y). Sektor administrasi pemerintahan pada kuartal II tahun ini terlihat tumbuh negatif dengan -0,03%.
Kepala BPS Suhariyanto mengemukakan, pertumbuhan negatif pada sektor ini antara lain lantaran adanya pergeseran pembayaran gaji ke 13 yang dibayarkan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Kalau dulu jatuh pada Juni triwulan II, kalau yang sekarang Juli masuknya triwulan III, dan akan tercermin nanti di konsumsi pemerintah," kata dia di kantornya, Senin (7/8/2017).
(Baca Juga: Ekonomi Indonesia Semester I/2017 Tumbuh 5,01%
Kedua, sektor yang juga tumbuh minus yakni pengadaan listrik dan gas, yang tumbuh negatif -2,53%, dan kontribusinya untuk pengadaan listrik dan gas hanya 1,17% kepada Produk Domestik Bruto (PDB). "Kalau yang tadi administrasi pemerintah, kontribusinya 3,63%. Jadi meskipun tumbuh negatif, namun kontribusinya masih lumayan," ujar Suhariyanto.
Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan kontribusi industri dan pertanian. Sambung Ia menjelaskan industri dan pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB, namun perkembangannya kurang menggembirakan.
Kontribusi Industri terhadap PDB sangat besar mencapai 20,26%. Tapi kalau dilihat perkembangan industri, diakuinya kurang menggembirakan yakni sebesar 3,54%. Posisi kedua yakni pertanian, sumbangannya 13,92%. Tapi kembali pertumbuhannya hanya 3,33%. Ketiga, perdagangan sumbangannya 13,03% dan ini tumbuh 3,78%
"Dalam posisi ideal harusnya industri bisa tumbuh tinggi sekali, sehingga dampakya akan berpengaruh banyak terhadap seluruh lapisan masyarakat dan bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi kita," paparnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengemukakan, pertumbuhan negatif pada sektor ini antara lain lantaran adanya pergeseran pembayaran gaji ke 13 yang dibayarkan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Kalau dulu jatuh pada Juni triwulan II, kalau yang sekarang Juli masuknya triwulan III, dan akan tercermin nanti di konsumsi pemerintah," kata dia di kantornya, Senin (7/8/2017).
(Baca Juga: Ekonomi Indonesia Semester I/2017 Tumbuh 5,01%
Kedua, sektor yang juga tumbuh minus yakni pengadaan listrik dan gas, yang tumbuh negatif -2,53%, dan kontribusinya untuk pengadaan listrik dan gas hanya 1,17% kepada Produk Domestik Bruto (PDB). "Kalau yang tadi administrasi pemerintah, kontribusinya 3,63%. Jadi meskipun tumbuh negatif, namun kontribusinya masih lumayan," ujar Suhariyanto.
Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan kontribusi industri dan pertanian. Sambung Ia menjelaskan industri dan pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB, namun perkembangannya kurang menggembirakan.
Kontribusi Industri terhadap PDB sangat besar mencapai 20,26%. Tapi kalau dilihat perkembangan industri, diakuinya kurang menggembirakan yakni sebesar 3,54%. Posisi kedua yakni pertanian, sumbangannya 13,92%. Tapi kembali pertumbuhannya hanya 3,33%. Ketiga, perdagangan sumbangannya 13,03% dan ini tumbuh 3,78%
"Dalam posisi ideal harusnya industri bisa tumbuh tinggi sekali, sehingga dampakya akan berpengaruh banyak terhadap seluruh lapisan masyarakat dan bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi kita," paparnya.
(akr)