PLN Perbarui Gardu Induk Pulogadung Jadi GI Teknologi Gas
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperbarui gardu induk (GI) konvensional menjadi GI teknologi gas (Gas Insulated Switchgear/GIS) berkapasitas 6x60 megavolt ampere (MVA) di Pulogadung, Jakarta Timur. Rekondisi ini untuk memperkuat keandalan listrik khususnya di regional PLN Jawa bagian barat.
"Pembangunan GIS New Pulogadung akan memperkuat sistem kelistrikan di Jawa bagian barat khususnya di Jakarta, Banten, dan Bekasi seiring pertumbuhan listrik yang terus meningkat," ujar Direktur PLN Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS saat meresmikan GIS New Pulogadung, di PLN Pulogadung, Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Menurutnya, investasi yang dikeluarkan perseroan untuk merekondisi GI Pulogadung sebesar Rp109 miliar. Pendanaan berasal dari anggaran PLN dikerjakan oleh konsorsium PT General EleCTRIC dan PT Pencie Indonesia dibawah penanggung jawab PT PIN.
Adapun rekondisi perlu dilakukan lantaran usia GI Pulogadung sudah 38 tahun, sehingga secara teknologi mulai tertinggal tidak sesuai kondisi sekarang. Padahal saat ini, kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya wajib menggunakan GI berteknologi gas tidak lagi menggunakan konvensional.
"Keuntungannya mengganti GI konvensional dengan GIS, di samping lebih efisien juga tidak berbahaya," tuturnya.
Dia menjelaskan, biaya pembangunan GIS lebih efisien daripada GI konvensional karena irit penggunaan lahan disesuaikan dengan kondisi lahan diperkotaan yang padat penduduk.
Penggunaan lahan yang dibutuhkan untuk membangun GI konvensional bisa mencapai 1,5 hektare (ha) sedangkan membangun GIS hanya memerlukan lahan 5.000 m3 bahkan bisa dipersempit sampai 3.000 m3.
Untuk rata-rata pembebasan tanah 1 ha mencapai Rp50 juta per m2. Jika membangun GI konvensional dengan lahan 1,5 ha biaya yang digelontorkan PLN bisa mencapai Rp75 miliar.
Sementara, membangun GIS biaya yang dikeluarkan hanya mencapai Rp25 miliar. Sehingga, efisiensi yang diciptakan perusahaan dapat mencapai Rp50 miliar. "Dengan selisih penggunaan lahan tentu biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien. Efisiensi bisa lebih dari separuh harga," kata dia.
Pihaknya menyebut, secara total terdapat 136 GI di regional Jawa bagian barat dengan rata-rata usia lebih dari 25 tahun. Untuk di Jakarta terdapat 76 unit dan sisanya di Banten terdapat 60 unit. "Sedangkan GI yang diperbarui ada 18 unit di Jakarta dengan target tahun depan selesai," ujarnya.
Investasi memperbarui GI konvensional menjadi GI berbasis teknologi gas rata-rata Rp100 miliar. Jika dihitung, investasi yang dikeluarkan PLN untuk merekondisi 18 unit GI di Jakarta mencapai Rp1,8 triliun.
"Rekondisi ini penting dengan tetap mengacu pada efisiensi tekonolgi. Kalau tidak (direkondisi) resikonya listriknya mati," terangnya.
Selain melakukan rekondisi gardu induk, PLN juga memperbarui 6 transmisi di Jalan Raya Bekasi KM 21, Rawa Terate, Pulogadung, Jakarta Timur. PLN juga akan memperbarui 45 unit trafo power di regional Jawa bagian barat dengan rincian tahun ini 26 unit trafo dan tahun depan 19 unit trafo.
"Usia trafo yang diperbarui ini rata-rata sudah berumur 30 tahun sehingga perlu direkondisi," imbuh Haryanto.
General Manajer PLN Jawa Bagian Barat Trino Erwin menambahkan, sebelum GI Pulogadung direkondisi, kondisi sistem kelistrikan di GIS Pulogadung disuplai oleh dua pasokan saluran udara tengangan tinggib (SUTT) 150 kV dari GIS Penggilingan dan Pegangsaan.
Setelah dilakukan rekondisi dipasok dari SUTT 150 kV sebanyak 4 sirkit yaitu dari Pegangsaan sirkit 1 dan 2, Bekasi 1 sirkit dan Penggilingan 1 sirkit. "Tentunya dengan ini sangat berpotensi meningkatkan pasokan daya ke GIS Pulogadung untuk memenuhi kebutuhan industri di kawasan industri Pulogadung," kata dia.
Berdasarkan RUPTL PLN 2017-2020 pembangunan GI di Jawa bagian barat diproyeksikan mencapai 5401 MVA. Sementara, untuk pembangunan transmisi mencapai 428,38 kilometer sirkit.
"Pembangunan GIS New Pulogadung akan memperkuat sistem kelistrikan di Jawa bagian barat khususnya di Jakarta, Banten, dan Bekasi seiring pertumbuhan listrik yang terus meningkat," ujar Direktur PLN Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS saat meresmikan GIS New Pulogadung, di PLN Pulogadung, Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Menurutnya, investasi yang dikeluarkan perseroan untuk merekondisi GI Pulogadung sebesar Rp109 miliar. Pendanaan berasal dari anggaran PLN dikerjakan oleh konsorsium PT General EleCTRIC dan PT Pencie Indonesia dibawah penanggung jawab PT PIN.
Adapun rekondisi perlu dilakukan lantaran usia GI Pulogadung sudah 38 tahun, sehingga secara teknologi mulai tertinggal tidak sesuai kondisi sekarang. Padahal saat ini, kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya wajib menggunakan GI berteknologi gas tidak lagi menggunakan konvensional.
"Keuntungannya mengganti GI konvensional dengan GIS, di samping lebih efisien juga tidak berbahaya," tuturnya.
Dia menjelaskan, biaya pembangunan GIS lebih efisien daripada GI konvensional karena irit penggunaan lahan disesuaikan dengan kondisi lahan diperkotaan yang padat penduduk.
Penggunaan lahan yang dibutuhkan untuk membangun GI konvensional bisa mencapai 1,5 hektare (ha) sedangkan membangun GIS hanya memerlukan lahan 5.000 m3 bahkan bisa dipersempit sampai 3.000 m3.
Untuk rata-rata pembebasan tanah 1 ha mencapai Rp50 juta per m2. Jika membangun GI konvensional dengan lahan 1,5 ha biaya yang digelontorkan PLN bisa mencapai Rp75 miliar.
Sementara, membangun GIS biaya yang dikeluarkan hanya mencapai Rp25 miliar. Sehingga, efisiensi yang diciptakan perusahaan dapat mencapai Rp50 miliar. "Dengan selisih penggunaan lahan tentu biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien. Efisiensi bisa lebih dari separuh harga," kata dia.
Pihaknya menyebut, secara total terdapat 136 GI di regional Jawa bagian barat dengan rata-rata usia lebih dari 25 tahun. Untuk di Jakarta terdapat 76 unit dan sisanya di Banten terdapat 60 unit. "Sedangkan GI yang diperbarui ada 18 unit di Jakarta dengan target tahun depan selesai," ujarnya.
Investasi memperbarui GI konvensional menjadi GI berbasis teknologi gas rata-rata Rp100 miliar. Jika dihitung, investasi yang dikeluarkan PLN untuk merekondisi 18 unit GI di Jakarta mencapai Rp1,8 triliun.
"Rekondisi ini penting dengan tetap mengacu pada efisiensi tekonolgi. Kalau tidak (direkondisi) resikonya listriknya mati," terangnya.
Selain melakukan rekondisi gardu induk, PLN juga memperbarui 6 transmisi di Jalan Raya Bekasi KM 21, Rawa Terate, Pulogadung, Jakarta Timur. PLN juga akan memperbarui 45 unit trafo power di regional Jawa bagian barat dengan rincian tahun ini 26 unit trafo dan tahun depan 19 unit trafo.
"Usia trafo yang diperbarui ini rata-rata sudah berumur 30 tahun sehingga perlu direkondisi," imbuh Haryanto.
General Manajer PLN Jawa Bagian Barat Trino Erwin menambahkan, sebelum GI Pulogadung direkondisi, kondisi sistem kelistrikan di GIS Pulogadung disuplai oleh dua pasokan saluran udara tengangan tinggib (SUTT) 150 kV dari GIS Penggilingan dan Pegangsaan.
Setelah dilakukan rekondisi dipasok dari SUTT 150 kV sebanyak 4 sirkit yaitu dari Pegangsaan sirkit 1 dan 2, Bekasi 1 sirkit dan Penggilingan 1 sirkit. "Tentunya dengan ini sangat berpotensi meningkatkan pasokan daya ke GIS Pulogadung untuk memenuhi kebutuhan industri di kawasan industri Pulogadung," kata dia.
Berdasarkan RUPTL PLN 2017-2020 pembangunan GI di Jawa bagian barat diproyeksikan mencapai 5401 MVA. Sementara, untuk pembangunan transmisi mencapai 428,38 kilometer sirkit.
(izz)