Danareksa Prediksi Ekonomi RI 2018 Mampu Tumbuh 5,4%
A
A
A
JAKARTA - Kepal Ekonomi Danareksa Research Institute Damhuri Nasution memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 5,3% hingga 5,4%. Hal ini salah satunya dipengaruhi arus modal masuk yang diperkirakan akan semakin besar tahun depan.
Dia mengatakan, pada tahun depan Indonesia sudah mulai memasuki tahun politik jelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada 2019. Biasanya, investasi akan meningkat tajam jelang Pilpres, sebab itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan membaik.
"Semakin dekat tahun Pilpres itu biasanya arus modal akan jor-joran. Ini akan berdampak positif bagi nilai tukar rupiah kita dan ekonomi nasional secara umumnya," kata dia dalam acara Economi and Banking Outlook LPPI di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Selain itu, inflasi juga akan dijaga di level yang aman. Mengingat, hal tersebut akan berpengaruh pada ekspektasi masyarakat terhadap pemerintah jelang Pilpres. Diperkirakan, inflasi tahun depan akan berada di kisaran 2,5% hingga 3,5%.
"Jadi tahun depan itu kan sudah mendekati tahun politik, saya pikir tidak akan ada naik-naikkan harga, bisa repot urusannya, jadi inflasi lebih terjaga," imbuhnya.
Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap USD juga akan melanjutkan penguatan tahun depan. Salah satu indikatornya, saat ini nilai tukar rupiah masih undervalued dibanding nilai fundamentalnya sekitar Rp12.500-Rp13.000 per USD.
Untuk mendorong ekonomi lebih positif di 2018, Damhuri menyarankan kepada pemerintah untuk lebih efektif dalam membelanjakan modal di APBN.
"Dengan latar belakang ini maka perekonomian Indonesia tahun 2018 bisa di kisaran 5,3%-5,4%," ucap Damhuri.
Dia mengatakan, pada tahun depan Indonesia sudah mulai memasuki tahun politik jelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada 2019. Biasanya, investasi akan meningkat tajam jelang Pilpres, sebab itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan membaik.
"Semakin dekat tahun Pilpres itu biasanya arus modal akan jor-joran. Ini akan berdampak positif bagi nilai tukar rupiah kita dan ekonomi nasional secara umumnya," kata dia dalam acara Economi and Banking Outlook LPPI di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Selain itu, inflasi juga akan dijaga di level yang aman. Mengingat, hal tersebut akan berpengaruh pada ekspektasi masyarakat terhadap pemerintah jelang Pilpres. Diperkirakan, inflasi tahun depan akan berada di kisaran 2,5% hingga 3,5%.
"Jadi tahun depan itu kan sudah mendekati tahun politik, saya pikir tidak akan ada naik-naikkan harga, bisa repot urusannya, jadi inflasi lebih terjaga," imbuhnya.
Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap USD juga akan melanjutkan penguatan tahun depan. Salah satu indikatornya, saat ini nilai tukar rupiah masih undervalued dibanding nilai fundamentalnya sekitar Rp12.500-Rp13.000 per USD.
Untuk mendorong ekonomi lebih positif di 2018, Damhuri menyarankan kepada pemerintah untuk lebih efektif dalam membelanjakan modal di APBN.
"Dengan latar belakang ini maka perekonomian Indonesia tahun 2018 bisa di kisaran 5,3%-5,4%," ucap Damhuri.
(izz)