Ribuan Pedagang Glodok Gandeng ACT Bantu Pengungsi Gunung Agung

Selasa, 10 Oktober 2017 - 16:46 WIB
Ribuan Pedagang Glodok...
Ribuan Pedagang Glodok Gandeng ACT Bantu Pengungsi Gunung Agung
A A A
JAKARTA - Di tengah kesibukan berjualan, ribuan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Asosiasi Pedagang LTC Glodok (Lindeteves Trade Center) Jakarta, menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama. Mereka turut membantu meringankan penderitaan masyarakat yang mengungsi akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung, Bali.

Ketua P3SRS LTC Glodok, Alex Suharly mengemukakan, para pedagang melalui LTC Glodok memberikan bantuan berupa ribuan masker dan sembako kepada pengungsi yang tersebar di beberapa titik di daerah Bali.

"Kami memiliki kepedulian terhadap saudara-saudara di Bali. Di mana sebagai pedagang kami memberikan bantuan berupa beberapa peralatan yang diharapkan dapat membantu masyarakat di sana," ujarnya, Selasa (10/10/2017).

Alex menuturkan dalam menyalurkan bantuan pihaknya bekerja sama dengan lembaga sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT). Total bantuan yang diberikan pedagang LTC Glodok, masing-masing 10.000 masker, 2 unit genset, 1.000 lampu, 500 paket sembako, dan 100 senter.

"Harapan kami bantuan lewat ACT ini bisa bermanfaat, bisa membantu para pengungsi di sana," jelasnya.

Ribuan masker dan sembako rencananya akan distribusikan ke beberapa posko penampungan pengungsi di wilayah Karang Asem. Di mana jumlah pengungsi di sana merupakan terbanyak.

Manager Advertising and Promotion Agung Podomoro Land (APL), Hendry Trie Asmono mengataan aksi sosial ini merupakan kepedulian dari para pedagang di sini. Di mana persatuan mereka sangat kuat.

"Kegiatan ini rutin dilaksanakan mereka. Setiap ada bencana seperti banjir, dengan tanggap mereka memberikan bantuan, seperti genset dan berbagai peralatan lainnya," ujar Hendry.

Sebagai informasi, LTC Glodok dibangun pada 2006 di bawah PT Citra Gemilang, salah satu unit usaha APL. Berdiri di atas lahan 2,8 hektare (ha) pusat perdagangan tools ini memiliki 3.000 unit kios yang semuanya sudah habis terjual. Hingga kini, kawasan tersebut masih menjadi primadona masyarakat.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0788 seconds (0.1#10.140)