Saudi Aramco Cari Peluang Listing di Bursa Saham London
A
A
A
LONDON - Kepala Eksekutif Financial Conduct Authority Andrew Bailey mengaku telah bertemu dengan perusahaan raksasa migas Saudi Aramco untuk membahas mengenai peluang listing sebesar sebesar 1,5 triliun poundsterling pada bursa saham London. Ia menambahkan pertemuan dengan perusahaan minyak terbesar di dunia tersebut berlangsung tahun ini.
Seperti dilansir BBC, Minggu (15/10/2017) regulator telah dikritik karena mengusulkan perubahan peraturan pencatatan untuk mengakomodasi perusahaan milik negara. Sementara anggota parlemen memperingatkan tentang kelonggaran peraturan dan campur tangan politik dalam kesepakatan tersebut.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami melakukan percakapan dengan Saudi Aramco dan penasihat mereka sehubungan dengan ketertarikan mereka terhadap kemungkinan listing (saham) di Inggris tahun ini. Kami menekankan selama percakapan, kami melakukan peninjauan," ucap Bailey menanggapi surat dari Ketua Komite Treasury Nicky Morgan.
Saudi Aramco sendiri berencana mendaftarkan 5% sahamnya di London. Namun, peraturan Inggris menyatakan perusahaan harus mendaftarkan lebih dari 25% sahamnya untuk mempengaruhi adanya pemegang saham tunggal. Namun, proposal yang diajukan oleh Financial Conduct Authority dapat memungkinkan pengecualian bagi Saudi Aramco.
"Kami tidak berpikir memberikan perlindungan bagi investor akan melemah, sebelumnya kami telah mengumumkan secara terbuka bahwa kami akan mengizinkan persentase yang lebih rendah dari 25%, di mana nilai dan distribusinya sedemikian rupa sehingga pasar bisa likuid," kata Bailey.
Sementara itu, Ketua Komite Treasury Nicky Morgan mengatakan, peraturan tersebut mengandung keterlibatan politik. Menurutnya reputasi Inggris untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang kuat tetap harus dijalankan.
Komentar itu mencuat sebagai upaya pemerintah yang berusaha untuk menunjukkan bahwa Inggris adalah tempat yang baik untuk berinvestasi ketika Inggris bersiap diri untuk meninggalkan Uni Eropa. "Apa yang baik untuk pedagang tidak selalu baik untuk negara, ekonomi atau investor," ungkap Ketua Komite Bisnis, Energi dan Strategi Industri Rachel Reeves.
Seperti dilansir BBC, Minggu (15/10/2017) regulator telah dikritik karena mengusulkan perubahan peraturan pencatatan untuk mengakomodasi perusahaan milik negara. Sementara anggota parlemen memperingatkan tentang kelonggaran peraturan dan campur tangan politik dalam kesepakatan tersebut.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami melakukan percakapan dengan Saudi Aramco dan penasihat mereka sehubungan dengan ketertarikan mereka terhadap kemungkinan listing (saham) di Inggris tahun ini. Kami menekankan selama percakapan, kami melakukan peninjauan," ucap Bailey menanggapi surat dari Ketua Komite Treasury Nicky Morgan.
Saudi Aramco sendiri berencana mendaftarkan 5% sahamnya di London. Namun, peraturan Inggris menyatakan perusahaan harus mendaftarkan lebih dari 25% sahamnya untuk mempengaruhi adanya pemegang saham tunggal. Namun, proposal yang diajukan oleh Financial Conduct Authority dapat memungkinkan pengecualian bagi Saudi Aramco.
"Kami tidak berpikir memberikan perlindungan bagi investor akan melemah, sebelumnya kami telah mengumumkan secara terbuka bahwa kami akan mengizinkan persentase yang lebih rendah dari 25%, di mana nilai dan distribusinya sedemikian rupa sehingga pasar bisa likuid," kata Bailey.
Sementara itu, Ketua Komite Treasury Nicky Morgan mengatakan, peraturan tersebut mengandung keterlibatan politik. Menurutnya reputasi Inggris untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang kuat tetap harus dijalankan.
Komentar itu mencuat sebagai upaya pemerintah yang berusaha untuk menunjukkan bahwa Inggris adalah tempat yang baik untuk berinvestasi ketika Inggris bersiap diri untuk meninggalkan Uni Eropa. "Apa yang baik untuk pedagang tidak selalu baik untuk negara, ekonomi atau investor," ungkap Ketua Komite Bisnis, Energi dan Strategi Industri Rachel Reeves.
(akr)