Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Pemotongan Produksi

Kamis, 19 Oktober 2017 - 08:58 WIB
Harga Minyak Dunia Naik...
Harga Minyak Dunia Naik Terimbas Pemotongan Produksi
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini kembali menguat, didukung oleh pemotongan pasokan yang terus berlanjut yang dipimpin oleh OPEC, ketegangan di Timur Tengah dan produksi yang lebih rendah di Amerika Serikat sebagai akibat dari penutupan saat terjadi badai.

Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/10/2017), harga minyak brent sebagai patokan harga minyak internasional berada di level USD58,25 pada pukul 00.29 GMT, naik 10 sen atau 0,2% dari penutupan terakhir mereka. Sementara, harga minyak AS, West texas Intermediate (WTI) berada di level USD52,11 per barel, naik 7 sen atau 0,1%.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, persediaan minyak mentah turun sebesar 5,7 juta barel dalam sepekan sampai 13 Oktober menjadi 456,49 juta barel.

Produksi minyak AS merosot hingga 11% dari pekan sebelumnya menjadi 8,4 juta barel per hari (bpd), level terendah sejak Juni 2014 karena banyak rig harus ditutup karena Badai Nate, yang melanda pantai Teluk AS pada awal Oktober.

Di luar penurunan produksi dan ketegangan AS di Irak dan antara Amerika Serikat dan Iran, para analis memperkirakan bahwa pasar akan semakin memperketat karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, termasuk Rusia dapat memperpanjang kesepakatan untuk mengekang produksi melampaui tanggal yang ditentukan, yakni pada akhir Maret 2018.

"OPEC sangat ingin membawa pasar ke dalam ekuilibrium dan banyak cadangan berlebih, yang diakibatkan sebagai hasil dari semua pendekatan produksi selama beberapa tahun terakhir. Saya mengharapkan OPEC dan Rusia menyetujui perpanjangan 9 bulan lagi untuk pengurangan produksi," kata penasihat Shane Chanel, penasihat ekuitas dan derivatif di ASR Wealth Advisers.

Konsultan risiko politik Eurasia Group mengatakan bahwa rencana Arab Saudi untuk mencantumkan raksasa minyak milik negara Aramco juga menyukai pengurangan produksi yang diperluas untuk menopang harga minyak.

"Arab Saudi akan mengupayakan perpanjangan kesepakatan pembagian produksi sebagai IPO (dari Saudi Aramco) tetap merupakan bagian dari rencana jangka panjang, stabilitas harga akan tetap menjadi bagian inti dari strategi. Pemerintah masih membutuhkan yang lebih tinggi atas pendapatan minyak untuk mendukung kebutuhan belanja dan program reformasi," terangnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0580 seconds (0.1#10.140)