Siapkan 11 Lokasi Wisata Baru, Natuna Butuh Pasokan Listrik
A
A
A
NATUNA - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Natuna, Kepuluan Riau, menyiapkan 11 lokasi wisata baru untuk dikembangkan. Ke-11 lokasi wisata tersebut tersebar di berbagai daerah termasuk pulau-pulau kecil. Pemkab Natuna juga sedang menyiapkan dua event pariwisata berskala besar yang akan digelar pada 2020, yakni Tour de Natuna dan Sail Natuna.
Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Natuna Toni Yulifandri mengatakan, sektor pariwisata di pulau terdepan di Indonesia yang berada di Laut China Selatan itu merupakan satu di antara sektor andalan Natuna sesuai kebijakan pemerintah pusat.
Kondisi geografis Natuna yang berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, Brunei, Malaysia dan China itu sebelumnya ditetapkan pemerintah pusat untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan, lingkungan hidup, wisata serta pertahanan dan keamanan.
"Khusus pariwisata kita punya berbagai potensi wisata bahari yanb tersebar di banyak pulau. Dalam beberapa tahun terakhir kita sering didatangi wisatawan dari luar negeri yang membawa cruise dan yatch," ujar Toni di Natuna, kemarin.
Dia menambahkan, untuk mengembangkan pariwisata, Pemda telah melakukan berbagai upaya seperti membentuk kelompok masyarakat sadar wisata. Kelompok yang masing-masing beranggotakan 20 orang ini disiapkan untuk menyambut wisatawan agar lebih terlayani dengan baik.
"Kelompok ini juga dilatih untuk membuat oleh-oleh khas Natuna baik makanan maupun kerajinan tangan dengan peralatan yang kami sediakan cuma-cuma," ujarnya.
Sayangnya, kata dia, di beberapa kecamatan yang ada di pulau terdepan/terluar peralatan tersebut tidak bisa dioptimalkan karena terbatasnya pasokan listrik. "Jadi, kadang alatnya nganggur karena listriknya belum merata terutama di desa-desa," kata Toni.
Sementara itu, Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah mengatakan, PLN siap menyediakan kebutuhan listrik untuk masyarakat. Dia mengakui, memang masih ada beberapa kecamatan yang listriknya belum nyala selama 24 jam per hari.
"Perlu kerja sama yang baik antara PLN, pemerintah dan masyarakat setempat untuk membangun infrastruktur kelistrikan. Kita tidak bisa sendiri mengembangkannya," ujar Toni.
Dia menambahkan, PLN berkomitmen dalam menjalankan program Indonesia terang. Program ini, kata Dwi, dimulai dari desa terang sejalan dengan program peningkatan rasio elektrifikasi nasional.
"Khusus di Kepri kami targetkan tahun ini ada 33 desa yang terlistriki, lalu tahun depan 36 desa dan 2019 sebanyak 35 desa. Sehingga, total menjadi 104 desa yang terlistriki," katanya.
Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Natuna Toni Yulifandri mengatakan, sektor pariwisata di pulau terdepan di Indonesia yang berada di Laut China Selatan itu merupakan satu di antara sektor andalan Natuna sesuai kebijakan pemerintah pusat.
Kondisi geografis Natuna yang berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, Brunei, Malaysia dan China itu sebelumnya ditetapkan pemerintah pusat untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan, lingkungan hidup, wisata serta pertahanan dan keamanan.
"Khusus pariwisata kita punya berbagai potensi wisata bahari yanb tersebar di banyak pulau. Dalam beberapa tahun terakhir kita sering didatangi wisatawan dari luar negeri yang membawa cruise dan yatch," ujar Toni di Natuna, kemarin.
Dia menambahkan, untuk mengembangkan pariwisata, Pemda telah melakukan berbagai upaya seperti membentuk kelompok masyarakat sadar wisata. Kelompok yang masing-masing beranggotakan 20 orang ini disiapkan untuk menyambut wisatawan agar lebih terlayani dengan baik.
"Kelompok ini juga dilatih untuk membuat oleh-oleh khas Natuna baik makanan maupun kerajinan tangan dengan peralatan yang kami sediakan cuma-cuma," ujarnya.
Sayangnya, kata dia, di beberapa kecamatan yang ada di pulau terdepan/terluar peralatan tersebut tidak bisa dioptimalkan karena terbatasnya pasokan listrik. "Jadi, kadang alatnya nganggur karena listriknya belum merata terutama di desa-desa," kata Toni.
Sementara itu, Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah mengatakan, PLN siap menyediakan kebutuhan listrik untuk masyarakat. Dia mengakui, memang masih ada beberapa kecamatan yang listriknya belum nyala selama 24 jam per hari.
"Perlu kerja sama yang baik antara PLN, pemerintah dan masyarakat setempat untuk membangun infrastruktur kelistrikan. Kita tidak bisa sendiri mengembangkannya," ujar Toni.
Dia menambahkan, PLN berkomitmen dalam menjalankan program Indonesia terang. Program ini, kata Dwi, dimulai dari desa terang sejalan dengan program peningkatan rasio elektrifikasi nasional.
"Khusus di Kepri kami targetkan tahun ini ada 33 desa yang terlistriki, lalu tahun depan 36 desa dan 2019 sebanyak 35 desa. Sehingga, total menjadi 104 desa yang terlistriki," katanya.
(izz)