Kemenperin Siapkan Perangkat Pendukung Mobil Non-BBM
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mulai menyiapkan perangkat pendukung mobil berbahan bakar nonBBM. Pasalnya, mobil berbahan bakar hybrid, listrik, hidrogen dan ramah lingkungan lainnya berlaku mulai 2022.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, untuk menjadikan automotif berbahan nonBBM yang ramah lingkungan Indonesia memiliki banyak pilihan, sehingga tinggal memilih mana yang akan digunakan.
"Saat ini yang kita perlukan perangkat. Baik regulasinya maupun industri hulu hingga hilirnya. Bakan, kita buat roadmap bahwa 2025 targetnya 20% dari target nasional automotif yang mencapai dua juta adalah mobil berbahan bakar nonBBM," ungkapnya di Jakarta, kemarin.
Dia mengakui bahwa Indonesia basis market automotif di ASEAN. Ini merupakan market terbesar di antara negara ASEAN lainya dengan 1,1 juta dalam setahun, bahkan diproyeksikan bisa naik 2 juta saat 2022.
"Dengan demikian, kita punya potensi pasar automotif yang besar. Bahkan posisi saat ini kita menjadi basis ekspor ke belahan bumi selatan sebanyak 200 ribu unit per tahun," katanya.
Khusus mobil berbahan bakar nonBBM, Airlangga menyebut, Jepang dan China sedang getol. Di China mendorong mobil listrik dan Jepang digarap mobil berbahan hidrogen. Sedangkan Indonesia tengah menyesuaikan pasar.
"Untuk basis hidrogen ada kemampuan kita. Karena gas hidrogen merupakan barang biasa industri pupuk dan lainya, apalagi gas hidrogen sudah biasa ditangani para industriawan nasional," jelas dia.
Sementara terkait dengan mobil listrik harus dikejar. Bahkan, beberapa perusahaan Jepang menyampaikan kesiapannya melakukan ujicoba bersama di Indoensia. Untuk tahap awal sekitar 10 mobil listrik yang diujicoba.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, untuk menjadikan automotif berbahan nonBBM yang ramah lingkungan Indonesia memiliki banyak pilihan, sehingga tinggal memilih mana yang akan digunakan.
"Saat ini yang kita perlukan perangkat. Baik regulasinya maupun industri hulu hingga hilirnya. Bakan, kita buat roadmap bahwa 2025 targetnya 20% dari target nasional automotif yang mencapai dua juta adalah mobil berbahan bakar nonBBM," ungkapnya di Jakarta, kemarin.
Dia mengakui bahwa Indonesia basis market automotif di ASEAN. Ini merupakan market terbesar di antara negara ASEAN lainya dengan 1,1 juta dalam setahun, bahkan diproyeksikan bisa naik 2 juta saat 2022.
"Dengan demikian, kita punya potensi pasar automotif yang besar. Bahkan posisi saat ini kita menjadi basis ekspor ke belahan bumi selatan sebanyak 200 ribu unit per tahun," katanya.
Khusus mobil berbahan bakar nonBBM, Airlangga menyebut, Jepang dan China sedang getol. Di China mendorong mobil listrik dan Jepang digarap mobil berbahan hidrogen. Sedangkan Indonesia tengah menyesuaikan pasar.
"Untuk basis hidrogen ada kemampuan kita. Karena gas hidrogen merupakan barang biasa industri pupuk dan lainya, apalagi gas hidrogen sudah biasa ditangani para industriawan nasional," jelas dia.
Sementara terkait dengan mobil listrik harus dikejar. Bahkan, beberapa perusahaan Jepang menyampaikan kesiapannya melakukan ujicoba bersama di Indoensia. Untuk tahap awal sekitar 10 mobil listrik yang diujicoba.
(izz)