Dukung Konservasi, Pertamina EP Dorong Ekowisata Tuntong Laut
A
A
A
ACEH TAMIANG - PT Pertamina EP, melalui unit usahanya Pertamina EP Asset I Field Rantau merealisasikan dukungan perusahaan pada kegiatan pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati di wilayah kerjanya dengan mendirikan Rumah Informasi Tuntong Laut (Batagur borneoensis) di Desa Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam.
Melalui Rumah Informasi tersebut, diharapkan upaya pelestarian melalui kegiatan ekowisata di habitat kura-kura langka itu bisa berjalan. Tuntong laut merupakan satu dari tujuh jenis kura-kura di dunia yang masuk dalam kategori sangat terancam punah (critically endangered). Hewan ini juga merupakan salah satu dari 25 spesies prioritas yang harus dilindungi di Indonesia.
“Rumah Informasi Tuntong ditujukan sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan konservasi tuntong, dan juga sebagai wadah untuk meneliti lebih jauh tentang spesies yang hampir punah ini,” ujar Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf saat meresmikan Rumah Informasi Tuntong di Pusung Kapal, Aceh Tamiang, Rabu (25/10).
Pada kesempatan tersebut, Nanang juga mengapresiasi dukungan seluruh unsur masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya dalam upaya pelestarian tersebut. Nanang menegaskan, pelestarian spesies tuntong laut menurut perlu upaya komprehensif, baik in-situ maupun ex-situ. Tak hanya perbaikan habitat, kata dia, pemberdayaan masyarakat di sekitar habitat, pembangunan, perbaikan, dan pengembangan fasilitas pendukung pun perlu dilakukan.
“Ini menjadi komitmen kami Pertamina EP yang sudah kami rencanakan dalam program kerja aspek pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati,” tuturnya.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo mengapresiasi pula pendekatan yang diambil Pertamina EP, pemerintah daerah serta LSM dalam perlindungan dan pelestarian tuntong laut di Seruway, Aceh Tamiang. Dia mengatakan, dengan mendorong ekowisata, tak hanya tuntong laut dan habitatnya bisa dilestarikan, masyarakat sekitar pun turut diberdayakan.
“Ini adalah konservasi era baru di mana fokus tidak hanya pada perlindungan spesies, tapi menjadikan masyarakat sebagai subjek dan melibatkan kolaborasi semua unsur masyarakat. Ini bisa menjadi solusi untuk menambah pendapatan masyarkat sekaligus untuk melakukan perlindungan,” ujar Sapto.
Sapto yakin, seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata sebagai salah satu sumber utama devisa negara, ekowisata seperti yang ditawarkan di Seruway akan banyak peminatnya. "Kuncinya adalah networking, mungkin nanti paket ekowisata tuntong laut ini bisa dijual bersama dengan ekowisata di daerah Aceh lainnya yang sudah lebih dulu berjalan, seperti Tangkahan," tuturnya.
Mewakili Bupati Aceh Taminag, Camat Seruway M Ilham Malik mengatakan bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan penuh kepada Pertamina EP dan semua pihak untuk pelestarian tuntong laut. Ilham juga berharap, kegiatan ini akan menjadikan Desa Pusung Kapal sebagai kampung wisata yang akan mengangkat kesejahteraan warganya.
Melalui Rumah Informasi tersebut, diharapkan upaya pelestarian melalui kegiatan ekowisata di habitat kura-kura langka itu bisa berjalan. Tuntong laut merupakan satu dari tujuh jenis kura-kura di dunia yang masuk dalam kategori sangat terancam punah (critically endangered). Hewan ini juga merupakan salah satu dari 25 spesies prioritas yang harus dilindungi di Indonesia.
“Rumah Informasi Tuntong ditujukan sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan konservasi tuntong, dan juga sebagai wadah untuk meneliti lebih jauh tentang spesies yang hampir punah ini,” ujar Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf saat meresmikan Rumah Informasi Tuntong di Pusung Kapal, Aceh Tamiang, Rabu (25/10).
Pada kesempatan tersebut, Nanang juga mengapresiasi dukungan seluruh unsur masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya dalam upaya pelestarian tersebut. Nanang menegaskan, pelestarian spesies tuntong laut menurut perlu upaya komprehensif, baik in-situ maupun ex-situ. Tak hanya perbaikan habitat, kata dia, pemberdayaan masyarakat di sekitar habitat, pembangunan, perbaikan, dan pengembangan fasilitas pendukung pun perlu dilakukan.
“Ini menjadi komitmen kami Pertamina EP yang sudah kami rencanakan dalam program kerja aspek pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati,” tuturnya.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo mengapresiasi pula pendekatan yang diambil Pertamina EP, pemerintah daerah serta LSM dalam perlindungan dan pelestarian tuntong laut di Seruway, Aceh Tamiang. Dia mengatakan, dengan mendorong ekowisata, tak hanya tuntong laut dan habitatnya bisa dilestarikan, masyarakat sekitar pun turut diberdayakan.
“Ini adalah konservasi era baru di mana fokus tidak hanya pada perlindungan spesies, tapi menjadikan masyarakat sebagai subjek dan melibatkan kolaborasi semua unsur masyarakat. Ini bisa menjadi solusi untuk menambah pendapatan masyarkat sekaligus untuk melakukan perlindungan,” ujar Sapto.
Sapto yakin, seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata sebagai salah satu sumber utama devisa negara, ekowisata seperti yang ditawarkan di Seruway akan banyak peminatnya. "Kuncinya adalah networking, mungkin nanti paket ekowisata tuntong laut ini bisa dijual bersama dengan ekowisata di daerah Aceh lainnya yang sudah lebih dulu berjalan, seperti Tangkahan," tuturnya.
Mewakili Bupati Aceh Taminag, Camat Seruway M Ilham Malik mengatakan bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan penuh kepada Pertamina EP dan semua pihak untuk pelestarian tuntong laut. Ilham juga berharap, kegiatan ini akan menjadikan Desa Pusung Kapal sebagai kampung wisata yang akan mengangkat kesejahteraan warganya.
(fjo)