Per September, Penyaluran Kredit Perbankan Capai Rp4.569 Triliun

Rabu, 01 November 2017 - 16:01 WIB
Per September, Penyaluran...
Per September, Penyaluran Kredit Perbankan Capai Rp4.569 Triliun
A A A
JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan pada bulan September 2017 tercatat sebesar Rp4.569,9 triliun atau tumbuh 9,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada seluruh jenis penggunaannya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan, kredit modal kerja (KMK) bulan September 2017 tercatat sebesar Rp1.123 triliun atau tumbuh 9,6% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di bulan sebelumnya sebesar 7,3%.

"Kredit investasi juga turut mengalami peningkatan pertumbuhan dari 6,8% pada Agustus 2017 menjadi 7,1%," kata Agusman di Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Begitu juga dengan pertumbuhan kredit konsumsi yang terakselerasi dari 10,2% pada bulan Agustus 2017 menjadi 11% dengan nominal mencapai Rp1.325,5 triliun. Menurut Agusman, akselerasi pertumbuhan KMK didorong oleh pertumbuhan kredit yang disalurkan kepada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing tumbuh meningkat dari 4,6% dan 5,5% menjadi 8,2% dan 6,9% masing masing mencapai Rp546,4 triliun dan Rp763,2 triliun.

Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan pada KMK, kredit investasi juga tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran serta keuangan, real estat dan jasa perusahaan yang masing masing meningkat dari 7,3% dan 12,3% menjadi 8% daan 12,6%. Sedangkan pertumbuhan kredit konsumsi utamanya terjadi pada peningkatan kredit kepemilikan rumah (KPR).

Tercatat, pertumbuhan KPR dan KPA terus meningkat dari 10,4% pada bulan sebelumnya menjadi 10,6% atau mencapai Rp393,8 triliun pada September 2017. "Kalau untuk kredit real estat juga mengalami peningkatan sebesar 8,9%," imbuhnya.

Meskipun demikian, akselerasi kredit KPR/KPA dan real estat tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan kredit pada sektor properti yang melambat pada bulan September 2017. Menurut Agusman, hal itu disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan sektor kredit konstruksi, terutama konstruksi perumahan menengah, besar dan mewah. "Kredit konstruksi tumbuh lambat dari 22,1% menjadi 20,2%," katanya.

Sementara itu, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan yang mencerminkan pengaruh pelonggaran kebijakan moneter melalui transmisi suku bunga. Dia menuturkan, rata rata suku bunga kredit perbankan tercatat sebesar 11,6% turun 8 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya yang mengikuti penurunan suku bunga BI 7 day reverse repo rate.

Demikian juga dengan suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1,3,6,12 dan 24 bulan masing masing tercatat sebesar 6,09%, 6,46%, 6,8%, 6,99% dan 6,91% turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,3%, 6,54%, 6,86%, 7,06% dan 6,94%. Ke depan, intermediasi perbankan diperkirakan membaik sejalan dengan berlanjutnya dampak penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran kebijakan makroprudensial yang dilakukan sebelumnya oleh BI, serta kemajuan dalam konsolidasi perbankan dan korporasi.

Selain itu, pembiayaan perekonomian melalui pasar modal diharapkan juga semakin membaik sejalan dengan langkah-langkah pendalaman pasar keuangan. "Bank Indonesia bersama otoritas terkait akan terus berkoordinasi untuk memastikan stabilitas sistem keuangan dapat tetap terjaga guna mendukung momentum pemulihan ekonomi," tegasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1477 seconds (0.1#10.140)