471 Paket Konversi Elpiji Dibagikan di NTB
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah membagikan 471 paket konversi bahan bakar minyak ke gas elpiji gratis untuk nelayan kecil di Labuhan Haji, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Hal itu merupakan upaya pemerintah meningkatkan taraf ekonomi masyarakat pesisir.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial mengatakan, pembagian paket konversi elpiji dilakukan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Untuk tahun ini, pembagian paket konversi nelayan di sebar sebanyak 17.081 unit paket perdana konverter kit di 28 Kabupaten/Kota, termasuk di Kabupaten Lombok Timur sejumlah 2.000 paket. Sebelumnya, pada 2016 pemerintah telah mendistribusikan 5.473 unit paket perdana konverter kit di 10 Kota/Kabupaten pada 5 Provinsi.
Berdasarkan data Kementerian ESDM sejumlah Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran konversi BBM ke elpiji nelayan kecil tahun inj diantaranya Pasaman Barat, Banyuwangi, Jembrana, Tuban, Lombok Barat, Padang, Lombok Timur, Makassar, Gorontalo, Karangasem, Pasuruan, Cilacap, Sukabumi, Probolinggo, Mamuju, Labuhan Batu, Agam, Pemalang, Pekalongan, Lamongan, Surabaya, Malang, Maros, Jenponto, dan Soppeng.
"Kabupaten Lombok Timur mendapatkan jatah yang terbesar dari seluruh kabupaten yang ada di Indonesia," ujar Ego, di Jakarta.
Menurutnya, selain program BBM Satu Harga, program konversi BBM ke elpiji merupakan langkah nyata pemerintah yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Berdasarkan data rata rata-rata nelayan yang menggunakan elpiji sebagai bahan bakar, terjadi penghematan yang cukup signifikan dibanding menggunakan BBM.
"Rata-rata nelayan mencari ikan 10 jam. Jika menggunakan BBM harganya Rp.6.450 per hari dan rata-rata butuh 7 liter. Artinya nelayan perlu mengeluarkan sekitar Rp45.150 dengan BBM. Sedangkan elpiji hanya cukup 1 tabung, dengan harga Rp17000 - Rp18.000, sehingga bisa berhemat sebanyak Rp27.500 per hari. Kalau dalam sebulan melaut sebanyak 25 hari hematnya hampir Rp700.000 per bulan. Bisa hemat lebih dari 50%," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Kurtubi mengatakan, program konversi BBM ke elpiji memiliki tujuan mensejahterakan nelayan. Untuk itu Komisi VII DPR mendukung penuh program tersebut karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Disamping itu manfaat pertama, lanjut dia, program tersebut mendorong diversifikasi energi, penggunaan energi yang lebih bersih. dan membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan. (Nanang Wijayanto)
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial mengatakan, pembagian paket konversi elpiji dilakukan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Untuk tahun ini, pembagian paket konversi nelayan di sebar sebanyak 17.081 unit paket perdana konverter kit di 28 Kabupaten/Kota, termasuk di Kabupaten Lombok Timur sejumlah 2.000 paket. Sebelumnya, pada 2016 pemerintah telah mendistribusikan 5.473 unit paket perdana konverter kit di 10 Kota/Kabupaten pada 5 Provinsi.
Berdasarkan data Kementerian ESDM sejumlah Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran konversi BBM ke elpiji nelayan kecil tahun inj diantaranya Pasaman Barat, Banyuwangi, Jembrana, Tuban, Lombok Barat, Padang, Lombok Timur, Makassar, Gorontalo, Karangasem, Pasuruan, Cilacap, Sukabumi, Probolinggo, Mamuju, Labuhan Batu, Agam, Pemalang, Pekalongan, Lamongan, Surabaya, Malang, Maros, Jenponto, dan Soppeng.
"Kabupaten Lombok Timur mendapatkan jatah yang terbesar dari seluruh kabupaten yang ada di Indonesia," ujar Ego, di Jakarta.
Menurutnya, selain program BBM Satu Harga, program konversi BBM ke elpiji merupakan langkah nyata pemerintah yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Berdasarkan data rata rata-rata nelayan yang menggunakan elpiji sebagai bahan bakar, terjadi penghematan yang cukup signifikan dibanding menggunakan BBM.
"Rata-rata nelayan mencari ikan 10 jam. Jika menggunakan BBM harganya Rp.6.450 per hari dan rata-rata butuh 7 liter. Artinya nelayan perlu mengeluarkan sekitar Rp45.150 dengan BBM. Sedangkan elpiji hanya cukup 1 tabung, dengan harga Rp17000 - Rp18.000, sehingga bisa berhemat sebanyak Rp27.500 per hari. Kalau dalam sebulan melaut sebanyak 25 hari hematnya hampir Rp700.000 per bulan. Bisa hemat lebih dari 50%," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Kurtubi mengatakan, program konversi BBM ke elpiji memiliki tujuan mensejahterakan nelayan. Untuk itu Komisi VII DPR mendukung penuh program tersebut karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Disamping itu manfaat pertama, lanjut dia, program tersebut mendorong diversifikasi energi, penggunaan energi yang lebih bersih. dan membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan. (Nanang Wijayanto)
(nfl)