Pasar Masih Waspada, Harga Minyak Dunia Melemah

Selasa, 14 November 2017 - 08:59 WIB
Pasar Masih Waspada,...
Pasar Masih Waspada, Harga Minyak Dunia Melemah
A A A
SINGAPURA - Pasar minyak melemah pada awal perdagangan hari ini, melanjutkan perdagangan yang cukup hati-hati seperti terlihat selama pekan lalu karena faktor bullish seperti penurunan produksi yang dipimpin oleh OPEC dan ketegangan Timur Tengah diimbangi meningkatnya produksi AS.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (14/11/2017), harga minyak brent berada pada level USD63,13 per barel pada pukul 01.27 GMT, turun 3 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD56,72 per barel atau turun 4 sen.

Penurunan tersebut terjadi setelah kedua tolok ukur minyak mentah awal pekan lalu mencapai level tertinggi yang terakhir terlihat pada 2015. Namun, para pedagang mengatakan bahwa pasar telah kehilangan beberapa momentum sejak saat itu.

"Minyak cukup tenang. OPEC sedang membicarakan bukunya dan mendorong ekspektasi permintaan namun jumlah rig AS tampaknya telah membantahnya," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar pada broker berjangka AxiTrader.

Dukungan harga berasal dari penurunan produksi yang terus berlanjut yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, yang telah berkontribusi terhadap pengurangan kelebihan pasokan.

OPEC dijadwalkan bertemu pada 30 November untuk membahas kebijakan lebih lanjut, dan kelompok tersebut diperkirakan menyetujui perpanjangan pemotongan di luar batas akhir masa berlaku mereka pada Maret 2018.

Selain itu, ketegangan di Timur Tengah menimbulkan prospek gangguan pasokan, kata para pedagang, meskipun mereka berhati-hati dalam kenaikan harga lebih lanjut. "Harga mulai terlihat seperti jeda atau kemunduran yang dibutuhkan," imbuh McKenna.

Produsen minyak AS telah menaikkan produksi C-OUT-T-EIA lebih dari 14% sejak pertengahan 2016 ke rekor 9,62 juta barel per hari (bpd). Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan pada 2018 prospek sektor minyak dan gas diasumsikan "harga minyak rata-rata akan secara umum tidak berubah dari tahun ke tahun dan bahwa pemulihan harga baru-baru ini dengan Brent melebihi level USD60 per barel mungkin tidak akan berlanjut".

Sejauh ini, harga brent rata-rata pada 2017 sebesar USD54,5 per barel. "Turunnya biaya dan pertumbuhan serpih AS bisa membatasi harga minyak di bawah USD60 per barel dalam jangka panjang," kata Fitch.

Melihat lebih jauh, Badan Energi Internasional mengatakan pada hari ini bahwa permintaan minyak global hanya akan turun sedikit karena perkiraan kenaikan kendaraan listrik, dengan konsumsi petrokimia dan transportasi lainnya masih terus meningkat.

Dalam World Energy Outlook 2018, IEA memperkirakan akan ada 50 juta kendaraan listrik di jalan pada 2025 dan 300 juta pada 2040, dari sekitar 2 juta sekarang. Hal ini diperkirakan akan memangkas 2,5 juta bpd, atau sekitar 2% dari permintaan minyak dunia saat itu.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8714 seconds (0.1#10.140)