Ekonomi Digital Jadi Pendorong Perdagangan dan Ritel Masa Depan

Jum'at, 17 November 2017 - 10:00 WIB
Ekonomi Digital Jadi Pendorong Perdagangan dan Ritel Masa Depan
Ekonomi Digital Jadi Pendorong Perdagangan dan Ritel Masa Depan
A A A
JAKARTA - Penetrasi ekonomi digital di Tanah Air diyakini bakal mendorong sektor perdagangan dan ritel di masa mendatang. Hal ini didasarkan pada pertumbuhan perdagangan melalui internet (e-commerce) yang menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan industri e-commerce ini sejalan dengan target pemerintah yang memperkirakan nilai transaksi perdagangan berbasis digital bisa mencapai USD130 miliar pada 2020. Di samping itu, Indonesia juga mempunyai visi menjadi digital nation pada dua tahun ke depan melalui 1.000 start-up dari berbagai skala.

Anggota Dewan Penasihat Asosiasi e-Commerce Indonesia Daniel Tumiwa mengatakan, industri e-commerce di Tanah Air akan menopang pertumbuhan ekonomi pada 2018. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang berpindah ke sistem online. "UKM yang go e-commerce akan berkembang cepat, ini akan mempekerjakan tambahan orang, mereka juga akan mendapatkan tambahan uang penghasilan," kata Daniel kepada KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (16/11/2017) malam.

Bertambahnya jumlah pelaku UKM yang berjualan di lapak-lapak e-commerce diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayahnya masing-masing. Selain itu, juga akan menciptakan lowongan pekerjaan sehingga mendorong daya beli masyarakat di daerah. "Kekuatan China di kelas menengah bawah, dan kita 10 tahun di belakang mereka, diharapkan ada pemerataan pemasukan melalui e-commerce," harapnya.

Daniel juga tidak mempermasalahkan maraknya produk impor yang mendominasi penjualan online di Indonesia. Menurutnya, konsumen pasti bisa menilai mana barang yang berkualitas dan tidak. Di sisi lain, hal tersebut juga harus tetap terjangkau oleh masyarakat. "Pedagang pasti akan melihat barang mana yang laku, mana yang tidak, produk China memang sudah 10 tahun berkembang, jadi barangnya sekarang siap untuk dijual," tutupnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dalam lima tahun terakhir, industri perdagangan dan ritel berbasis digital mengalami pertumbuhan 12,5% per tahun. Namun, kata dia, sepanjang tahun ini pertumbuhannya baru mencapai 10,5%. "Memang ada beberapa faktor (perlambatan), bisa juga ada yang mungkin tidak tertangkap oleh data makro," kata Darmin.

Dia menambahkan, untuk sektor ritel melalui jalur e-commerce mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yakni hampir 30 kali lipat dalam tiga tahun terakhir ini. Meski demikian, pertumbuhannya masih menumpuk pada kegiatan tertentu seperti pembelian pada barang tahan lama. "Jadi kalau dilihat dari jenis barang konsumsi, tidak semua barang konsumsi diperdagangkan secara online, lebih banyak produk tahan lama untuk rumah tangga," urainya.

Menurut Darmin, penetrasi ekonomi digital juga telah menimbulkan perubahan dalam kecenderungan konsumsi masyarakat yang mulai bergerak ke arah kegiatan waktu luang (leisure). Untuk itu, kata dia, pemerintah telah menyiapkan beberapa hal untuk masuk kedinamika digital tersebut. Di sisi lain, pemerintah juga masih terus menyelesaikan peralihan dari dominasi ekonomi berbasis sumber daya alam ke manufaktur.

Perbaikan Infrastruktur

Keyakinan akan perkembangan ekonomi berbasis digital juga diyakini oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Menurutnya, ekonomi digital bisa menjadi salah satu faktor yang pendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% tahun depan. Hal ini bukan mustahil mengingat kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai angka double digit dalam dua tahun terakhir.

Rudiantara mengatakan, Indonesia mempunyai visi menjadi digital nation pada 2020 melalui 1.000 startup dengan valuasi bisnis sebesar USD10 miliar. Pemerintah juga menetapkan target pertumbuhan 50 e-commerce setiap tahun. "Untuk itu, pemerintah berupaya menggenjot pertumbuhan startup agar bisa mendorong perekonomian nasional.

Selain itu, dalam merealisasikan target sebagai digital nation pada 2020, pemerintah juga menciptakan unicorn startup baru," ujar Rudiantara.

Unicorn adalah sebutan bagi perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari USD1 miliar atau setara Rp13,5 triliun. Menurut Rudiantara, pemerintah akan terus mendorong terciptanya unicorn baru dengan enam rangkaian tahapan mulai dari ignitation, workshop, hackathon, bootcamp, hingga incubation.

Pria yang akrab dipanggil Chief RA itu menambahkan, pada 2019 pemerintah menargetkan lima startup berpredikat unicorn. Hingga saat ini telah ada tiga startup unicorn di Indonesia, yaitu Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka. Sementara dalam jangka panjang, Kemenkominfo telah mempersiapkan 44 startup lokal untuk menjadi Unicorn pada 2020. "Jadi, pemilihan 44 startup ini bukan dari pemerintah, tapi banyak pihak, misalnya ekosistemnya," akunya.

Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 82/2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Dari sisi infrastruktur, pemerintah sedang menyelesaikan proyek Palapa Ring yang melibatkan swasta dalam pembangunannya dan akan menjadi infrastruktur bagi teknologi informasi. "Dengan elesainya proyek Palapa Ring ini, infrastruktur teknologi dan informasi akan relatif sangat merata di seluruh Indonesia, baik dilihat dari kapasitas maupun kecepatannya, diharapkan masyarakat dan dunia usaha bisa menggunakan infrastruktur ini," tutupnya.

CEO Indosat Ooredoo Joy Wahyudi mengatakan, perseroan sangat mendukung visi ekonomi digital 2020. Untuk itu Indosat Ooredoo akan terus mendorong upaya pemerataan akses digital dan menjembatani literasi digital ke seluruh wilayah di Indonesia. "Dengan didukung jaringan dan infrastruktur, ekonomi digital tentu akan tumbuh dengan backbone yang berkualitas," harapnya.

Sementara itu, CEO Bukalapak Achmad Zaky mengakui bahwa usahanya yang telah dirintis sejak 2010 telah memiliki valuasi lebih dari USD1 miliar. Untuk itu, e-commerce tersebut termasuk dalam salah satu startup unicorn baru di Indonesia, setelah Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia. "Iya sudah 1 miliar (dolar), itu berasal dari investasi, tapi belum bisa di-share siapa investornya," kata dia.

Meskipun enggan menjelaskan sumber investasinya, Zaky memastikan struktural kepemilikan Bukalapak bukan berasal dari asing. Perusahaannya akan mempertahankan kelokalan untuk mengembangkan usaha. Di sisi lain, perseroan siap bekerja sama dengan pihak asing jika dirasa sama-sama menguntungkan.

Harbolnas 2017

Di bagian lain, bulan depan masyarakat akan dimanjakan dengan pesta diskon belanja online dalam yang bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang jatuh pada 12 Desember 2017. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu Harbolnas digelar selama tiga hari. Pada ajang kali ini, tidak kurang dari 200 pelaku usaha e-commerce akan ikut serta. Sejak dibuka dua hari lalu, sudah ada 150 e-Commerce yang mendaftarkan diri.

Ketua panitia Harbolnas 2017 Achmad Alkatiri mengatakan antusiasme yang tinggi tersebut membuat dirinya optimistis jumlah peserta Harbolnas tahun ini akan mencapai lebih dari 200 pelaku usaha e-Commerce. Apa lagi proses pendaftaran masih akan dibuka sampai 27 November mendatang. "Awal Desember nanti kita akan umumkan apa saja promo dan deal yang ditawarkan oleh para e-Commerce. Tentunya akan sangat menarik karena program ini juga bertujuan untuk mengajak lebih banyak masyarakat mencoba berbelanja online," tutur Achmad, Kamis (16/11/2017).

Dia mengatakan acara pesta diskon tahunan Harbolnas akan mengusung tema-tema #BelanjaOnlineBersama dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dia ingin ajang ini menjadi sarana pelaku UMKM memanfaatkan keunggulan belanja online.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7649 seconds (0.1#10.140)