Investasi Melambat, Produksi Industri China Tetap Stabil
A
A
A
BEIJING - Produksi industri dan penjualan ritel China tumbuh stabil pada November 2017, sementara investasi aset melambat. Hal ini menguatkan tanda-tanda perlambatan pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia di tengah tindakan keras pemerintah terhadap risiko keuangan.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/12/2017), aturan yang cukup ketat mengenai pabrik yang berpolusi juga mengotori produksi, sementara biaya pinjaman yang lebih tinggi telah membebani keseluruhan aktivitas ekonomi.
Sebelumnya, bank sentral China menaikkan suku bunga, beberapa jam setelah kenaikan suku bunga Reserve Reserve AS (The Fed). Data kemarin menunjukkan produksi industri naik 6,1% pada November dari tahun sebelumnya, tepat di atas perkiraan analis untuk kenaikan 6,0% dan di bawah kenaikan pada Oktober sebesar 6,2%.
Bagian utara China secara resmi memasuki musim pemanasan pada pertengahan November, pemerintah juga telah meningkatkan upaya untuk mengatasi musim dingin, memesan banyak pabrik baja, pabrik peleburan untuk mengurangi atau menghentikan produksi untuk mengendalikan polusi.
Biro Statistik Nasional mengatakan, pertumbuhan investasi aset tetap China melambat menjadi 7,2% pada periode Januari-November. Analis memperkirakan kenaikan 7,2% versus pertumbuhan 7,3% pada periode Januari-Oktober.
Seiring sisa perdagangan yang bergantung pada Asia, ekonomi China mendapat kenaikan dari ekspor yang telah mendorong kenaikan dalam pertumbuhan global.
Pendongkrak ekonomi Asia tumbuh pada tingkat yang sangat kuat dari hampir 6,9% melalui sembilan bulan pertama tahun ini, sebagian besar didukung oleh pemulihan di sektor manufakturnya berkat belanja infrastruktur yang dipimpin oleh pemerintah, pasar properti yang tangguh dan kekuatan tak terduga pada ekspor.
Konstruksi telah mendorong permintaan untuk segala hal mulai dari semen sampai baja dan mengangkat harga komoditas. Perang terhadap polusi telah mengurangi harga komoditas-dengan kekhawatiran kekurangan pasokan karena pemotongan produksi yang mengangkat harga bijih besi misalnya, sementara kekhawatiran akan perlambatan permintaan telah mengurangi sumber daya lainnya.
Awal bulan ini, China melaporkan pertumbuhan pabrik yang lebih baik dari perkiraan (PMI) dan data perdagangan untuk November. Data optimistis tersebut memperkuat ekspektasi perlambatan pertumbuhan yang lebih sederhana, bukan penurunan tajam dalam menghadapi kampanye Beijing untuk menyingkirkan ekonomi dari kecanduan utangnya.
Memang, pertumbuhan ekonomi masih diharapkan bisa dengan mudah memenuhi atau mengalahkan target pemerintah penuh tahun ini sekitar 6,5%. Data Kamis juga menunjukkan investasi fixed-asset oleh perusahaan negara naik 11,0% pada Januari-November, meningkat dari 10,9% dalam sepuluh bulan pertama tahun ini.
Pertumbuhan investasi swasta melambat menjadi 5,7% dari 5,8% pada Januari-Oktober. Penjualan ritel naik 10,2% pada November dab pertumbuhan penjualan ritel telah melonjak sekitar 10%-11% selama dua tahun terakhir.
Analis memperkirakan kenaikan 10,2%, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya, kemungkinan didorong oleh pesta belanja 24 jam tahunan China pada 11 November, yang dikenal sebagai Hari Singles.
Penjualan pada hari itu mencapai USD38,25 miliar, melebihi pendapatan gabungan untuk Black Friday dan Cyber
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/12/2017), aturan yang cukup ketat mengenai pabrik yang berpolusi juga mengotori produksi, sementara biaya pinjaman yang lebih tinggi telah membebani keseluruhan aktivitas ekonomi.
Sebelumnya, bank sentral China menaikkan suku bunga, beberapa jam setelah kenaikan suku bunga Reserve Reserve AS (The Fed). Data kemarin menunjukkan produksi industri naik 6,1% pada November dari tahun sebelumnya, tepat di atas perkiraan analis untuk kenaikan 6,0% dan di bawah kenaikan pada Oktober sebesar 6,2%.
Bagian utara China secara resmi memasuki musim pemanasan pada pertengahan November, pemerintah juga telah meningkatkan upaya untuk mengatasi musim dingin, memesan banyak pabrik baja, pabrik peleburan untuk mengurangi atau menghentikan produksi untuk mengendalikan polusi.
Biro Statistik Nasional mengatakan, pertumbuhan investasi aset tetap China melambat menjadi 7,2% pada periode Januari-November. Analis memperkirakan kenaikan 7,2% versus pertumbuhan 7,3% pada periode Januari-Oktober.
Seiring sisa perdagangan yang bergantung pada Asia, ekonomi China mendapat kenaikan dari ekspor yang telah mendorong kenaikan dalam pertumbuhan global.
Pendongkrak ekonomi Asia tumbuh pada tingkat yang sangat kuat dari hampir 6,9% melalui sembilan bulan pertama tahun ini, sebagian besar didukung oleh pemulihan di sektor manufakturnya berkat belanja infrastruktur yang dipimpin oleh pemerintah, pasar properti yang tangguh dan kekuatan tak terduga pada ekspor.
Konstruksi telah mendorong permintaan untuk segala hal mulai dari semen sampai baja dan mengangkat harga komoditas. Perang terhadap polusi telah mengurangi harga komoditas-dengan kekhawatiran kekurangan pasokan karena pemotongan produksi yang mengangkat harga bijih besi misalnya, sementara kekhawatiran akan perlambatan permintaan telah mengurangi sumber daya lainnya.
Awal bulan ini, China melaporkan pertumbuhan pabrik yang lebih baik dari perkiraan (PMI) dan data perdagangan untuk November. Data optimistis tersebut memperkuat ekspektasi perlambatan pertumbuhan yang lebih sederhana, bukan penurunan tajam dalam menghadapi kampanye Beijing untuk menyingkirkan ekonomi dari kecanduan utangnya.
Memang, pertumbuhan ekonomi masih diharapkan bisa dengan mudah memenuhi atau mengalahkan target pemerintah penuh tahun ini sekitar 6,5%. Data Kamis juga menunjukkan investasi fixed-asset oleh perusahaan negara naik 11,0% pada Januari-November, meningkat dari 10,9% dalam sepuluh bulan pertama tahun ini.
Pertumbuhan investasi swasta melambat menjadi 5,7% dari 5,8% pada Januari-Oktober. Penjualan ritel naik 10,2% pada November dab pertumbuhan penjualan ritel telah melonjak sekitar 10%-11% selama dua tahun terakhir.
Analis memperkirakan kenaikan 10,2%, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya, kemungkinan didorong oleh pesta belanja 24 jam tahunan China pada 11 November, yang dikenal sebagai Hari Singles.
Penjualan pada hari itu mencapai USD38,25 miliar, melebihi pendapatan gabungan untuk Black Friday dan Cyber
(izz)