IKM Didorong Ikut Manfaatkan Peluang di Era Digital
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak hanya mengajak pelaku industri berskala besar, tetapi juga industri kecil dan menengah (IKM) untuk ikut menangkap peluang dalam pengembangan era digital.
“Pemerintah sudah menyiapkan pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam, yang akan menjadi basis sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi,” tutur Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (18/12/2017).
Sejauh ini, upaya strategis yang telah dilakukan Kemenperin dalam rangka mendorong implementasi ekonomi digital, antara lain melakukan pemilihan sektor industri yang sudah siap untuk ditingkatkan (upgrade) secara masif menuju sistem Industry 4.0. Sektor tersebut, di antaranya adalah industri makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri automotif.
“Terkait penelitian dan pengembangan sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki kerja sama untuk melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari China dan Institute of Technical Education (ITE) dari Singapura,” paparnya.
Kemudian, Kemenperin telah mencanangkan program e-Smart IKM dalam rangka mendorong para pelaku IKM nasional agar tidak tertinggal di era digitalisasi saat ini. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui fasilitasi kerja sama antara IKM dengan perusahaan start-up di Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang e-commerce dan perusahaan ekspedisi.
“Manfaat program ini bagi pelaku IKM adalah dapat memperluas akses pasar, mendapatkan promosi online, mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta berkesempatan mendapatkan pembinaan dari pemerintah,” jelas Airlangga.
Menperin meyakini, dengan jumlah populasi yang sangat besar, Indonesia menyimpan potensi ekonomi digital di masa yang akan datang seiring berkembangnya teknologi dan media sosial.
Berdasarkan data Kepios (September 2017), jumlah populasi di Indonesia mencapai 264 juta jiwa, dan merupakan jumlah populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari jumlah tersebut, 55% merupakan kaum urban yang tinggal di daerah perkotaan yang notabene sudah sangat melek terhadap perangkat-perangkat digital (digital devices).
Adapun penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 133 juta jiwa atau sekitar 50% dari total populasi. Sementara pengguna aktif media sosial mencapai 115 juta jiwa atau sekitar 44% dari total populasi. Selain itu, penggunaan smartphone sudah mencapai 371 juta atau 141% dari total populasi. Sedangkan, pengguna media sosial aktif dengan menggunakan ponsel mencapai 106 juta atau 40% dari pengguna smartphone terdaftar.
Dengan keadaan tersebut, Indonesia berpeluang menjadi negara ketiga terbesar di dunia setelah China dan Amerika yang memiliki pendapatan dari bisnis online.
“Pemerintah sudah menyiapkan pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam, yang akan menjadi basis sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi,” tutur Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (18/12/2017).
Sejauh ini, upaya strategis yang telah dilakukan Kemenperin dalam rangka mendorong implementasi ekonomi digital, antara lain melakukan pemilihan sektor industri yang sudah siap untuk ditingkatkan (upgrade) secara masif menuju sistem Industry 4.0. Sektor tersebut, di antaranya adalah industri makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri automotif.
“Terkait penelitian dan pengembangan sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki kerja sama untuk melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari China dan Institute of Technical Education (ITE) dari Singapura,” paparnya.
Kemudian, Kemenperin telah mencanangkan program e-Smart IKM dalam rangka mendorong para pelaku IKM nasional agar tidak tertinggal di era digitalisasi saat ini. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui fasilitasi kerja sama antara IKM dengan perusahaan start-up di Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang e-commerce dan perusahaan ekspedisi.
“Manfaat program ini bagi pelaku IKM adalah dapat memperluas akses pasar, mendapatkan promosi online, mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta berkesempatan mendapatkan pembinaan dari pemerintah,” jelas Airlangga.
Menperin meyakini, dengan jumlah populasi yang sangat besar, Indonesia menyimpan potensi ekonomi digital di masa yang akan datang seiring berkembangnya teknologi dan media sosial.
Berdasarkan data Kepios (September 2017), jumlah populasi di Indonesia mencapai 264 juta jiwa, dan merupakan jumlah populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari jumlah tersebut, 55% merupakan kaum urban yang tinggal di daerah perkotaan yang notabene sudah sangat melek terhadap perangkat-perangkat digital (digital devices).
Adapun penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 133 juta jiwa atau sekitar 50% dari total populasi. Sementara pengguna aktif media sosial mencapai 115 juta jiwa atau sekitar 44% dari total populasi. Selain itu, penggunaan smartphone sudah mencapai 371 juta atau 141% dari total populasi. Sedangkan, pengguna media sosial aktif dengan menggunakan ponsel mencapai 106 juta atau 40% dari pengguna smartphone terdaftar.
Dengan keadaan tersebut, Indonesia berpeluang menjadi negara ketiga terbesar di dunia setelah China dan Amerika yang memiliki pendapatan dari bisnis online.
(fjo)