Jateng Berpotensi Menjadi Pusat Wisata Religi Nasional
A
A
A
SEMARANG - Jawa Tengah (Jateng) memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata religi nasional. Hal itu didukung semangat toleransi yang mewarnai perkembangan agama di Jateng sejak dahulu.
Penilaian itu disampaikan calon gubernur Jateng Sudirman Said yang merujuk pada banyaknya bangunan-bangunan religi bersejarah, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, peninggalan Walisongo, klenteng-klenteng bersejarah, gereja-gereja tua dan lainnya.
Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa wilayah Jateng sejak dulu menjadi pusat perkembangan berbagai agama yang disertai toleransi antarpemeluk yang terjaga dengan baik.
"Sejak lama saya perhatikan, misalnya kaum Nasrani dan orang Islam yang mayoritas, dan semuanya hidup berdampingan secara damai," tuturnya di Semarang, Minggu (31/12/2017).
Menurut dia, selain bisa menjadi pusat wisata religi nasional, Jateng juga dapat menjadi simbol kemajemukan antar-umat beragama. Dan Kota Semarang, imbuh dia, menjadi tempat persenyawaan interaksi antar-agama yang sangat baik.
Dengan kondisi tersebut, sambung dia, pemerintah tentu saja memiliki kewajiban untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan toleransi beragama tersebut.
"Sejauh ini upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah cukup keras dalam memperbaiki tempat-tempat wisata religi, namun demikian, pastinya perlu peningkatan secara berkala," tuturnya.
Penilaian itu disampaikan calon gubernur Jateng Sudirman Said yang merujuk pada banyaknya bangunan-bangunan religi bersejarah, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, peninggalan Walisongo, klenteng-klenteng bersejarah, gereja-gereja tua dan lainnya.
Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa wilayah Jateng sejak dulu menjadi pusat perkembangan berbagai agama yang disertai toleransi antarpemeluk yang terjaga dengan baik.
"Sejak lama saya perhatikan, misalnya kaum Nasrani dan orang Islam yang mayoritas, dan semuanya hidup berdampingan secara damai," tuturnya di Semarang, Minggu (31/12/2017).
Menurut dia, selain bisa menjadi pusat wisata religi nasional, Jateng juga dapat menjadi simbol kemajemukan antar-umat beragama. Dan Kota Semarang, imbuh dia, menjadi tempat persenyawaan interaksi antar-agama yang sangat baik.
Dengan kondisi tersebut, sambung dia, pemerintah tentu saja memiliki kewajiban untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan toleransi beragama tersebut.
"Sejauh ini upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah cukup keras dalam memperbaiki tempat-tempat wisata religi, namun demikian, pastinya perlu peningkatan secara berkala," tuturnya.
(fjo)