Harga Minyak Dunia Turun Jauhi Level Tertinggi 2014
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak turun pada hari ini, karena aktivitas pengeboran yang meningkat di Amerika Serikat (AS) menunjukkan produksi di masa depan yang lebih tinggi, meskipun penurunan produksi yang dipimpin oleh OPEC dan Rusia serta permintaan yang sehat membuat harga minyak mentah mendekati level tertinggi Desember 2014 yang dicapai pekan lalu.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (15/1/2018), harga minyak mentah brent sebagai patokan harga minyak internasional berada di level USD69,72 per barel pada pukul 00 08 GMT, turun 15 sen atau 0,2% dari penutupan terakhir mereka.
Seemntara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD64,27 per barel, turun 3 sen. Baik brent dan WTI pekan lalu mencapai level yang tidak terlihat sejak Desember 2014, pada awal kemerosotan harga minyak.
Bank ANZ mengatakan, harga minyak baru-baru ini meningkat didukung data yang terus menunjukkan pasar yang juga semakin ketat. Meski kenaikan harga yang tajam sejak Desember, beberapa analis telah memperingatkan adanya koreksi ke bawah.
"Banyak yang percaya bahwa harga minyak di atas USD60 per barel akan benar karena tingkat harga ini akan mendorong pengeboran lebih besar di serpih AS yang akan menyebabkan peningkatan pasokan," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities Australia.
Baker Hughes mengatakan, perusahaan energi AS menambahkan 10 rig minyak dalam pekan ini ke 12 Januari, dengan jumlah yang turun menjadi 752. Itu adalah kenaikan terbesar sejak Juni 2017 dan Bank ANZ mengatakan bahwa lonjakan tersebut terjadi, karena produsen serpih cepat bereaksi terhadap kenaikan harga yang kuat di 2018.
Kondisi serupa di Kanada, di mana perusahaan energi hampir melipatgandakan jumlah pengeboran rig minyak pekan lalu menjadi 185, tingkat tertinggi dalam 10 bulan.
Tingginya harga minyak mentah, yang merupakan bahan baku terpenting dalam industri perminyakan, juga telah mengurangi margin keuntungan untuk penyuling minyak, yang mengakibatkan penurunan pesanan minyak mentah baru.
Secara keseluruhan, bagaimanapun, pasar minyak telah didukung oleh pemotongan produksi yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia yang bertujuan untuk menopang harga minyak mentah.
Pemotongan dimulai pada Januari tahun lalu dan diperkirakan akan berlanjut hingga 2018, dan mereka bertepatan dengan pertumbuhan permintaan yang sehat, mendorong harga minyak mentah lebih dari 13% sejak awal Desember.
Tertarik dengan persediaan yang lebih ketat dan konsumsi yang kuat, investor keuangan telah menaikkan posisi futures minyak mentah AS bersih mereka, yang akan memperoleh keuntungan dari harga yang lebih tinggi, ke rekor baru.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (15/1/2018), harga minyak mentah brent sebagai patokan harga minyak internasional berada di level USD69,72 per barel pada pukul 00 08 GMT, turun 15 sen atau 0,2% dari penutupan terakhir mereka.
Seemntara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD64,27 per barel, turun 3 sen. Baik brent dan WTI pekan lalu mencapai level yang tidak terlihat sejak Desember 2014, pada awal kemerosotan harga minyak.
Bank ANZ mengatakan, harga minyak baru-baru ini meningkat didukung data yang terus menunjukkan pasar yang juga semakin ketat. Meski kenaikan harga yang tajam sejak Desember, beberapa analis telah memperingatkan adanya koreksi ke bawah.
"Banyak yang percaya bahwa harga minyak di atas USD60 per barel akan benar karena tingkat harga ini akan mendorong pengeboran lebih besar di serpih AS yang akan menyebabkan peningkatan pasokan," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities Australia.
Baker Hughes mengatakan, perusahaan energi AS menambahkan 10 rig minyak dalam pekan ini ke 12 Januari, dengan jumlah yang turun menjadi 752. Itu adalah kenaikan terbesar sejak Juni 2017 dan Bank ANZ mengatakan bahwa lonjakan tersebut terjadi, karena produsen serpih cepat bereaksi terhadap kenaikan harga yang kuat di 2018.
Kondisi serupa di Kanada, di mana perusahaan energi hampir melipatgandakan jumlah pengeboran rig minyak pekan lalu menjadi 185, tingkat tertinggi dalam 10 bulan.
Tingginya harga minyak mentah, yang merupakan bahan baku terpenting dalam industri perminyakan, juga telah mengurangi margin keuntungan untuk penyuling minyak, yang mengakibatkan penurunan pesanan minyak mentah baru.
Secara keseluruhan, bagaimanapun, pasar minyak telah didukung oleh pemotongan produksi yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia yang bertujuan untuk menopang harga minyak mentah.
Pemotongan dimulai pada Januari tahun lalu dan diperkirakan akan berlanjut hingga 2018, dan mereka bertepatan dengan pertumbuhan permintaan yang sehat, mendorong harga minyak mentah lebih dari 13% sejak awal Desember.
Tertarik dengan persediaan yang lebih ketat dan konsumsi yang kuat, investor keuangan telah menaikkan posisi futures minyak mentah AS bersih mereka, yang akan memperoleh keuntungan dari harga yang lebih tinggi, ke rekor baru.
(izz)