Bandara Baru Yogyakarta Dorong Pemerataan Ekonomi di Sekitarnya
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui PT Angkasa Pura I (Persero) tengah membangun Bandara Internasional Baru Yogyakarta di Kulonrpogo (NYIA) sebagai pintu masuk utama melalui udara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Keberadaan bandara baru ini diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi DIY secara keseluruhan dan mendorong pemerataan pembangunan di wilayah sekitarnya.
"Jumlah penumpang melonjak tinggi di Bandara Adisutjipto seiring dengan meningkatnya jumlah pergerakan pesawat. Sementara, bandara ini mempunyai keterbatasan dalam hal movement dan tempat parkir pesawat," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus (Kemenhub) Santoso dalam rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (16/1/2018).
Saat ini, Bandara Internasional Adisutjipto menjadi gerbang masuk utama transportasi udara di DIY. Jumlah kunjungan ke Yogyakarta melalui transportasi udara terus meningkat setiap tahunnya, dan menjadikan bandara ini sebagai bandara tersibuk ke-3 di Jawa.
Berdasarkan data Angkasa Pura I, jumlah penumpang di tahun 2017 mencapai 7,8 juta orang yang terdiri dari 7,3 juta penumpang domestik dan 472.000 penumpang mancanegara. Sementara itu, Bandara Internasional Adisutjipto saat ini memiliki keterbatasan kapasitas parkir pesawat (apron), gedung terminal, hingga panjang landasan pacu.
Karena itu, pembangunan Bandara Internasional Baru Yogyakarta mutlak dilakukan. Menurut Santoso, Bandara NYIA kelak akan memiliki kapasitas sebesar 15 juta penumpang dalam satu tahun.
Kehadiran Bandara NYIA diyakini berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi DIY secara keseluruhan. Bandara ini juga dipastikan membantu pemerataan pembangunan yang menjangkau Kabupaten Kulonprogo dan kawasan sekitarnya seperti Bantul, Sleman dan Purworejo.
"Karena itu, kami sangat berharap Bandara Baru Yogyakarta dapat segera terwujud guna memberikan manfaat dari segi sosial dan ekonomi untuk masyarakat Kulonprogo dan Yogyakarta secara umum. Kami mengimbau warga untuk dapat bekerja sama mewujudkan cita-cita besar ini," tambah GM Angkasa Pura I Cabang Yogyakarta Agus Pandu Purnama.
Sebagai wajah baru Yogyakarta, Angkasa Pura I merancang NYIA sebagai bandara internasional yang modern dengan nuansa kearifan lokal. Dari segi arsitektur, sisi budaya Bandara NYIA tercermin dari pemilihan tema batik kawung pada bagian atap kaca bandara. Angkasa Pura I juga menyiapkan aneka produk kesenian batik truntum sebagai penghias di tanda-tanda penunjuk arah terminal.
Bandara NYIA merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 98 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangungan dan Pengoperasian Bandar Udara Baru di Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY. Dalam Perpres disebutkan pembangunan bandara dimaksudkan untuk peningkatan konektivitas, pengembangan infrastruktur penerbangan dan pengembangan wilayah DIY.
Keberadaan bandara baru ini diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi DIY secara keseluruhan dan mendorong pemerataan pembangunan di wilayah sekitarnya.
"Jumlah penumpang melonjak tinggi di Bandara Adisutjipto seiring dengan meningkatnya jumlah pergerakan pesawat. Sementara, bandara ini mempunyai keterbatasan dalam hal movement dan tempat parkir pesawat," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus (Kemenhub) Santoso dalam rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (16/1/2018).
Saat ini, Bandara Internasional Adisutjipto menjadi gerbang masuk utama transportasi udara di DIY. Jumlah kunjungan ke Yogyakarta melalui transportasi udara terus meningkat setiap tahunnya, dan menjadikan bandara ini sebagai bandara tersibuk ke-3 di Jawa.
Berdasarkan data Angkasa Pura I, jumlah penumpang di tahun 2017 mencapai 7,8 juta orang yang terdiri dari 7,3 juta penumpang domestik dan 472.000 penumpang mancanegara. Sementara itu, Bandara Internasional Adisutjipto saat ini memiliki keterbatasan kapasitas parkir pesawat (apron), gedung terminal, hingga panjang landasan pacu.
Karena itu, pembangunan Bandara Internasional Baru Yogyakarta mutlak dilakukan. Menurut Santoso, Bandara NYIA kelak akan memiliki kapasitas sebesar 15 juta penumpang dalam satu tahun.
Kehadiran Bandara NYIA diyakini berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi DIY secara keseluruhan. Bandara ini juga dipastikan membantu pemerataan pembangunan yang menjangkau Kabupaten Kulonprogo dan kawasan sekitarnya seperti Bantul, Sleman dan Purworejo.
"Karena itu, kami sangat berharap Bandara Baru Yogyakarta dapat segera terwujud guna memberikan manfaat dari segi sosial dan ekonomi untuk masyarakat Kulonprogo dan Yogyakarta secara umum. Kami mengimbau warga untuk dapat bekerja sama mewujudkan cita-cita besar ini," tambah GM Angkasa Pura I Cabang Yogyakarta Agus Pandu Purnama.
Sebagai wajah baru Yogyakarta, Angkasa Pura I merancang NYIA sebagai bandara internasional yang modern dengan nuansa kearifan lokal. Dari segi arsitektur, sisi budaya Bandara NYIA tercermin dari pemilihan tema batik kawung pada bagian atap kaca bandara. Angkasa Pura I juga menyiapkan aneka produk kesenian batik truntum sebagai penghias di tanda-tanda penunjuk arah terminal.
Bandara NYIA merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 98 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangungan dan Pengoperasian Bandar Udara Baru di Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY. Dalam Perpres disebutkan pembangunan bandara dimaksudkan untuk peningkatan konektivitas, pengembangan infrastruktur penerbangan dan pengembangan wilayah DIY.
(fjo)