DPR Percaya Pertamina Mampu Kelola Blok Mahakam
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron meyakini bahwa Pertamina mampu mengelola Blok Mahakam, pasca alih kelola dari Total Indonesia awal tahun ini. Pertamina memiliki pengalaman dan teknologi memadai untuk kembali menaikkan produksi blok tersebut yang sudah menurun.
"Saya yakin, apalagi dikelola oleh BUMN. Mereka memiliki rasa tanggung jawab untuk terus meningkatkan (produksi) sampai memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia," kata Herman dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Menurutnya, siapapun yang mengelola blok tersebut, harus melakukan development terhadap sumur minyaknya. Karena jika tidak, maka produksi akan terus mengalami penurunan.
Untuk itu, dia yakin, karena dalam rencana kerja Pertamina terkait pengelolaan Blok Mahakam, antara lain menekankan pada peningkatan atau mempertahankan produksi rata-rata harian. "Rencana kerja tersebut disampaikan BUMN itu pada saat pengambilalihan. Kita percaya pada komitmen mereka," imbuhnya.
Kepercayaan Herman juga didasarkan atas berbagai pengalaman dalam pengelolaan blok selama ini. Termasuk di antaranya adalah Blok Madura yang produksinya terbukti bisa ditingkatkan. Selain itu, tentu saja sumber daya manusia (SDM) yang selama ini terbukti andal di lapangan.
"SDM kan tetap dan mereka sudah terbukti. Ini kan hanya peralihan manajemen, dan untuk itu kita percaya pada kemampuan Pertamina," kata dia.
Sejak alih kelola awal tahun ini, Pertamina memang melakukan berbagai langkah konkret. Termasuk di antaranya, kepastian akan mengebor sumur baru di Lapangan Handil, satu dari wilayah kerja (WK) Mahakam. Dari Lapangan Handil, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) akan meningkatkan pasokan khususnya minyak mentah. Saat ini pasokan jenis Handil Mix Crude berkisar 17 ribu barel per hari (BPH).
PHM menargetkan 69 pengeboran sumur sepanjang tahun ini. Dalam rencana kerja dan anggaran (WP&B) ditarget sebesar 42.010 barel per hari atau BPH. Sedangkan, 916 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas. Selain pengeboran, 132 workover sumur, dan 5.623 perbaikan sumur juga akan dilakukan.
Sementara, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran juga menganggap positif alih kelola Blok Mahakam oleh Pertamina. Alih kelola tersebut, buah kerja keras pemerintah yang harus direspons Pertamina dengan komitmennya.
"Ini positif. Ke depan, kita bisa belajar dari sini, bahwa wilayah-wilayah tua yang sudah selesai masa kontrak, kita serahkan saja kepada Pertamina. Kan semua untuk negara," ujar Tumiran.
Sementara terkait penurunan produksi saat ini, menjadi hal wajar, mengingat usia Blok Mahakam memang sudah tua. Tetapi semua harus memberikan kepercayaan, karena bisa saja peningkatkan produksi dilakukan melalui penambahan sumur-sumur baru di blok tersebut.
"Kalau pun ada penurunan minyak, itu tinggal kita lihat masalah reservoir-nya. Tetapi dengan pengalamannya, tentu mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk kembali meningkatkan produksi. Makanya, kita semua harus optimsitis," katanya.
"Saya yakin, apalagi dikelola oleh BUMN. Mereka memiliki rasa tanggung jawab untuk terus meningkatkan (produksi) sampai memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia," kata Herman dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Menurutnya, siapapun yang mengelola blok tersebut, harus melakukan development terhadap sumur minyaknya. Karena jika tidak, maka produksi akan terus mengalami penurunan.
Untuk itu, dia yakin, karena dalam rencana kerja Pertamina terkait pengelolaan Blok Mahakam, antara lain menekankan pada peningkatan atau mempertahankan produksi rata-rata harian. "Rencana kerja tersebut disampaikan BUMN itu pada saat pengambilalihan. Kita percaya pada komitmen mereka," imbuhnya.
Kepercayaan Herman juga didasarkan atas berbagai pengalaman dalam pengelolaan blok selama ini. Termasuk di antaranya adalah Blok Madura yang produksinya terbukti bisa ditingkatkan. Selain itu, tentu saja sumber daya manusia (SDM) yang selama ini terbukti andal di lapangan.
"SDM kan tetap dan mereka sudah terbukti. Ini kan hanya peralihan manajemen, dan untuk itu kita percaya pada kemampuan Pertamina," kata dia.
Sejak alih kelola awal tahun ini, Pertamina memang melakukan berbagai langkah konkret. Termasuk di antaranya, kepastian akan mengebor sumur baru di Lapangan Handil, satu dari wilayah kerja (WK) Mahakam. Dari Lapangan Handil, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) akan meningkatkan pasokan khususnya minyak mentah. Saat ini pasokan jenis Handil Mix Crude berkisar 17 ribu barel per hari (BPH).
PHM menargetkan 69 pengeboran sumur sepanjang tahun ini. Dalam rencana kerja dan anggaran (WP&B) ditarget sebesar 42.010 barel per hari atau BPH. Sedangkan, 916 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas. Selain pengeboran, 132 workover sumur, dan 5.623 perbaikan sumur juga akan dilakukan.
Sementara, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran juga menganggap positif alih kelola Blok Mahakam oleh Pertamina. Alih kelola tersebut, buah kerja keras pemerintah yang harus direspons Pertamina dengan komitmennya.
"Ini positif. Ke depan, kita bisa belajar dari sini, bahwa wilayah-wilayah tua yang sudah selesai masa kontrak, kita serahkan saja kepada Pertamina. Kan semua untuk negara," ujar Tumiran.
Sementara terkait penurunan produksi saat ini, menjadi hal wajar, mengingat usia Blok Mahakam memang sudah tua. Tetapi semua harus memberikan kepercayaan, karena bisa saja peningkatkan produksi dilakukan melalui penambahan sumur-sumur baru di blok tersebut.
"Kalau pun ada penurunan minyak, itu tinggal kita lihat masalah reservoir-nya. Tetapi dengan pengalamannya, tentu mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk kembali meningkatkan produksi. Makanya, kita semua harus optimsitis," katanya.
(izz)