Konsumsi Masyarakat Diprediksi Akan Tertahan di Kuartal I/2018
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, masyarakat masih akan menahan konsumsinya pada kuartal I/2018. Hal ini terlihat dari prediksi Indeks Tendensi Konsumsi (ITK) selama tiga bulan pertama tahun 2018 yang diperkirakan mencapai 101,35.
(Baca Juga: Menko Darmin Pede Konsumsi Rumah Tangga Membaik Tahun Ini
Kepala BPS Suhariyanto menerangkan, ITK pada kuartal I 2018 diperkirakan akan mencapai angka 101,35 atau lebih rendah dibanding ITK kuartal IV 2017 yang sebesar 107. Namun demikian, angka ini masih berada di atas 100 sehingga masih aman.
"Masih baik di atas 100, tetapi agak kurang optimistis," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Jika indeks berada di bawah angka 100, maka konsumen meyakini bahwa konsumsi akan memburuk di periode berikutnya. Namun, jika angka indeks berada di bawah 100, maka konsumsi diperkirakan akan membaik di periode berikutnya.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menuturkan, meski optimisme menurun, konsumen masih optimistis bahwa akan ada perbaikan pendapatan pada periode ini dengan angka indeks untuk pendapatan 109,86. Namun demikian, masyarakat masih enggan untuk membeli barang-barang tahan lama (durable goods), berkreasi, dan menggelar di awal tahun dengan angka indeks sebesar 86,43.
Menurutnya, hal ini terjadi saat inflasi terbilang stabil, yakni berada di angka 3,61% atau di bawah target tahun lalu yakni 4%, "Perlu ditelusuri mengapa mereka menahan? Apakah semakin berinvestasi, atau ada sesuatu lain yang mengganggu," tandasnya.
(Baca Juga: Menko Darmin Pede Konsumsi Rumah Tangga Membaik Tahun Ini
Kepala BPS Suhariyanto menerangkan, ITK pada kuartal I 2018 diperkirakan akan mencapai angka 101,35 atau lebih rendah dibanding ITK kuartal IV 2017 yang sebesar 107. Namun demikian, angka ini masih berada di atas 100 sehingga masih aman.
"Masih baik di atas 100, tetapi agak kurang optimistis," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Jika indeks berada di bawah angka 100, maka konsumen meyakini bahwa konsumsi akan memburuk di periode berikutnya. Namun, jika angka indeks berada di bawah 100, maka konsumsi diperkirakan akan membaik di periode berikutnya.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menuturkan, meski optimisme menurun, konsumen masih optimistis bahwa akan ada perbaikan pendapatan pada periode ini dengan angka indeks untuk pendapatan 109,86. Namun demikian, masyarakat masih enggan untuk membeli barang-barang tahan lama (durable goods), berkreasi, dan menggelar di awal tahun dengan angka indeks sebesar 86,43.
Menurutnya, hal ini terjadi saat inflasi terbilang stabil, yakni berada di angka 3,61% atau di bawah target tahun lalu yakni 4%, "Perlu ditelusuri mengapa mereka menahan? Apakah semakin berinvestasi, atau ada sesuatu lain yang mengganggu," tandasnya.
(akr)