Laba Bersih Bank Mandiri Naik 49,5% Sepanjang 2017
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih Rp20,6 triliun pada akhir 2017, dimana capaian tersebut meningkat 49,5% secara year on year (yoy). Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, peningkatan ini seiring dengan upaya perusahaan dalam memperbaiki kualitas aset produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi.
"Pencapaian ini juga didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 0,6% menjadi Rp54,8 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa atau fee based income sebesar 16,4% menjadi Rp23,3 triliun," ujar Kartika di Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Ia menambahkan, Bank Mandiri telah melaksanakan fungsi intermediary melalui penyaluran kredit sebesar Rp 729,5 triliun pada akhir tahun lalu, atau naik 10,2% secara year on year. Dimana kontribusi pembiayaan produktif sebesar 74,7% dari total portofolio. "Kinerja baik tersebut pun berhasil mendongkrak nilai aset perseroan menjadi Rp1.124,7 triliun pada akhir tahun lalu,” paparnya
Perseroan juga berhasil meningkatkan kualitas kredit tercermin dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dari 4% pada 2016 menjadi 3,46%. "Sehingga memangkas alokasi pencadangan perseroan menjadi Rp16 triliun dari Rp24,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya," pungkas Kartika.
"Pencapaian ini juga didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 0,6% menjadi Rp54,8 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa atau fee based income sebesar 16,4% menjadi Rp23,3 triliun," ujar Kartika di Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Ia menambahkan, Bank Mandiri telah melaksanakan fungsi intermediary melalui penyaluran kredit sebesar Rp 729,5 triliun pada akhir tahun lalu, atau naik 10,2% secara year on year. Dimana kontribusi pembiayaan produktif sebesar 74,7% dari total portofolio. "Kinerja baik tersebut pun berhasil mendongkrak nilai aset perseroan menjadi Rp1.124,7 triliun pada akhir tahun lalu,” paparnya
Perseroan juga berhasil meningkatkan kualitas kredit tercermin dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dari 4% pada 2016 menjadi 3,46%. "Sehingga memangkas alokasi pencadangan perseroan menjadi Rp16 triliun dari Rp24,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya," pungkas Kartika.
(akr)