IMF: Pengenaan Tarif Impor Baja AS Picu Gangguan Ekonomi
A
A
A
BRUSSELS - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa pengenaan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) untuk baja dan aluminium akan menyebabkan kerusakan ekonomi bagi Negeri Paman Sam tersebut dan juga mitra dagangnya. Karena itu, IMF mendesak negara-negara terkait untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan tanpa harus melakukan tindakan pembalasan.
"Pembatasan impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan menyebabkan kerusakan tidak hanya di luar AS, tapi juga pada ekonomi AS sendiri, termasuk sektor manufaktur dan konstruksi, yang merupakan pengguna utama aluminium dan baja," ungkap pernyataan singkat IMF seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/3/2018).
Kamis (1/3) lalu, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa dia berencana mengenakan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan 10% untuk produk aluminium. Hambatan dagang yang dirancang untuk melindungi produsen Amerika dari produk asing yang lebih murah itu akan diumumkan secara resmi minggu depan.
Pernyataan Trump tersebut sontak mendapat reaksi dari negara-negara mitra dagang AS. Uni Eropa (UE) misalnya, menyatakan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan balasan jika rencana AS tersebut direaisasikan. Lalu, Prancis menyatakan bahwa bea masuk tersebut tidak dapat diterima. China bahkan mendesak Trump untuk mengekang diri dan Kanada sebagai pemasok baja dan aluminium terbesar ke AS, menyatakan akan melakukan pembalasan jika poduknya terkena tarif AS.
IMF tidak secara gamblang menjelaskan kerusakan ekonomi yang akan terjadi jika AS merealisasikan rencananya. Namun, juru bicara IMF Gerry Rice dalam pernyataan lembaga tersebut mengatakan bahwa IMF khawatir tindakan yang direncanakan oleh AS itu akan memperluas keadaan di mana negara-negara menggunakan alasan keamanan nasional untuk membenarkan pembatasan impor berbasis luas.
"Pembatasan impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan menyebabkan kerusakan tidak hanya di luar AS, tapi juga pada ekonomi AS sendiri, termasuk sektor manufaktur dan konstruksi, yang merupakan pengguna utama aluminium dan baja," ungkap pernyataan singkat IMF seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/3/2018).
Kamis (1/3) lalu, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa dia berencana mengenakan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan 10% untuk produk aluminium. Hambatan dagang yang dirancang untuk melindungi produsen Amerika dari produk asing yang lebih murah itu akan diumumkan secara resmi minggu depan.
Pernyataan Trump tersebut sontak mendapat reaksi dari negara-negara mitra dagang AS. Uni Eropa (UE) misalnya, menyatakan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan balasan jika rencana AS tersebut direaisasikan. Lalu, Prancis menyatakan bahwa bea masuk tersebut tidak dapat diterima. China bahkan mendesak Trump untuk mengekang diri dan Kanada sebagai pemasok baja dan aluminium terbesar ke AS, menyatakan akan melakukan pembalasan jika poduknya terkena tarif AS.
IMF tidak secara gamblang menjelaskan kerusakan ekonomi yang akan terjadi jika AS merealisasikan rencananya. Namun, juru bicara IMF Gerry Rice dalam pernyataan lembaga tersebut mengatakan bahwa IMF khawatir tindakan yang direncanakan oleh AS itu akan memperluas keadaan di mana negara-negara menggunakan alasan keamanan nasional untuk membenarkan pembatasan impor berbasis luas.
(fjo)