Harga Minyak Turun Seiring Kekhawatiran Perang Dagang

SINGAPURA - Laju harga minyak pada Rabu (7/3/2018) berangsur mengendur setelah menang lima hari. Melansir dari Reuters, harga si emas hitam melemah setelah pendukung utama perdagangan bebas di pemerintahan AS, yaitu Gary Cohn mengundurkan diri. Hal ini dinilai akan menimbulkan kekhawatiran berlanjutnya bea masuk impor dan risiko perang dagang.

Selain itu, menurunnya harga minyak karena produksi minyak mentah AS terus melonjak sehingga membebani kenaikan harga. Harga minyak mentah Brent turun 42 sen atau 0,6% menjadi USD65,37 per barel pada pukul 01:49 GMT.

Harga minyak berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) berkurang 44 sen atau 0,7% menjadi USD62,16 per barel.

Kembali ke soal tarif, beberapa kalangan menilai Uni Eropa dan China akan melakukan tindakan balasan yang memicu perang perdagangan global, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan konsumsi minyak. Pedagang juga menambahkan, harga minyak akan ditimbang oleh kenaikan persediaan minyak mentah AS.

Data American Petroleum Institute pada Selasa lalu menyatakan, persediaan minyak mentah AS naik 5,661 juta barel pada pekan ini menjadi 426,880 juta barel. Sedangkan data resmi dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) akan diterbitkan pada hari Rabu ini waktu AS. Alias Kamis waktu Indonesia.

Di saat OPEC dan Rusia memutuskan memangkas produksi minyak, AS justru gencar menggenjot produksi yang diperkirakan meningkat lebih dari 120.000 barel per hari (bph) menjadi 11,17 juta barel per hari pada kuartal IV tahun 2018.

Hal ini akan membawa Amerika Serikat melewati Rusia untuk menjadi produsen minyak terbesar di dunia. Saat ini saja, AS telah melewati eksportir utama minyak dunia yaitu Arab Saudi. Untuk tahun 2019, produksi minyak mentah AS diperkirakan naik sebesar 570.000 bph menjadi 11,27 juta bph.