Perbankan dan Polda Jabar Deklarasikan Tolak Hoax
Rabu, 04 April 2018 - 20:37 WIB

Perbankan dan Polda Jabar Deklarasikan Tolak Hoax
A
A
A
BANDUNG - Perbankan di Jawa Barat yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) bersama Polda Jabar mendeklarasikan tolak berita bohong atau hoax di Kantor Bank Indonesia Jabar, Rabu (4/4/2018).
Deklarasi dihadiri perwakilan seluruh perbankan di Jabar, disaksikan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Sekjen BMPD Jabar Ismet Inono, dan pejabat lainnya.
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, deklarasi anti hoax kalangan perbankan penting dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi di Jawa Barat. Berita bohong terkait perbankan dikhawatirkan mengganggu fungsi intermediasi perbankan ke masyarakat.
"Hoaxs yang menyangkut perbankan yang kami identifikasi mencapai 21 kasus. Dari jumlah itu, yang benar hanya dua. Sisanya atau 19 bohong. Sekarang sedang diproses hukum. Dari 19 hoax itu, 13 orang pembuatnya sudah ditahan dan sedang diproses," kata Agung.
Menurut dia, kalau ada hoax, masyarakat yang bekerja menjadi tidak tenang. Apalagi bila berita bohong itu menyangkut stabilitas keuangan. Imbasnya, lambat laun akan berdampak terhadap kondisi ekonomi dan kenaikan inflasi.
Sekjen Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jabar Ismet Inono mengatakan, peran perbankan sangat penting dalam ekonomi masyarakat. Di sisi lain, kunci utama perbankan adalah kepercayaan. Kalau tidak ada kepercayaan akan pengaruhi intermediasi. Kepercayaan itu harus dibangun tanpa berita hoax.
Menurut dia, telah banyak contoh hoax yang berkaitan dengan perbankan. Misalnya beredarnya hoax logo uang yang dinilai mirip lambang tertentu, uang pecahan Rp20.000, info pemberian hadiah dari perbankan, ajakan rush perbankan, harta karun yang dicairkan perbankan, kesamaan warna tertentu pada uang Indonesia, dan pesan berantai pendataan ulang nasabah.
"Kalau itu dibiarkan akan berdampak secara luas terhadap perbankan. Nanti timbulkan persaingan perbankan yang tidak sehat dan memengaruhi ekonomi. Memang kalau dampak langsung belum ada bagi perbankan, tapi kita lebih baik mengantisipasi," kata dia.
Kalangan perbankan, lanjut dia, menolak semua berita bohong berlatar SARA. Menggunakan media sosial secara cerdas, mendukung polisi tindak tegas pelaku hoax sehingga Jabar kondusif.
Deklarasi dihadiri perwakilan seluruh perbankan di Jabar, disaksikan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Sekjen BMPD Jabar Ismet Inono, dan pejabat lainnya.
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, deklarasi anti hoax kalangan perbankan penting dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi di Jawa Barat. Berita bohong terkait perbankan dikhawatirkan mengganggu fungsi intermediasi perbankan ke masyarakat.
"Hoaxs yang menyangkut perbankan yang kami identifikasi mencapai 21 kasus. Dari jumlah itu, yang benar hanya dua. Sisanya atau 19 bohong. Sekarang sedang diproses hukum. Dari 19 hoax itu, 13 orang pembuatnya sudah ditahan dan sedang diproses," kata Agung.
Menurut dia, kalau ada hoax, masyarakat yang bekerja menjadi tidak tenang. Apalagi bila berita bohong itu menyangkut stabilitas keuangan. Imbasnya, lambat laun akan berdampak terhadap kondisi ekonomi dan kenaikan inflasi.
Sekjen Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jabar Ismet Inono mengatakan, peran perbankan sangat penting dalam ekonomi masyarakat. Di sisi lain, kunci utama perbankan adalah kepercayaan. Kalau tidak ada kepercayaan akan pengaruhi intermediasi. Kepercayaan itu harus dibangun tanpa berita hoax.
Menurut dia, telah banyak contoh hoax yang berkaitan dengan perbankan. Misalnya beredarnya hoax logo uang yang dinilai mirip lambang tertentu, uang pecahan Rp20.000, info pemberian hadiah dari perbankan, ajakan rush perbankan, harta karun yang dicairkan perbankan, kesamaan warna tertentu pada uang Indonesia, dan pesan berantai pendataan ulang nasabah.
"Kalau itu dibiarkan akan berdampak secara luas terhadap perbankan. Nanti timbulkan persaingan perbankan yang tidak sehat dan memengaruhi ekonomi. Memang kalau dampak langsung belum ada bagi perbankan, tapi kita lebih baik mengantisipasi," kata dia.
Kalangan perbankan, lanjut dia, menolak semua berita bohong berlatar SARA. Menggunakan media sosial secara cerdas, mendukung polisi tindak tegas pelaku hoax sehingga Jabar kondusif.
(ven)