Startup Makin Mudah Dapat Modal

Minggu, 08 April 2018 - 06:42 WIB
Startup Makin Mudah Dapat Modal
Startup Makin Mudah Dapat Modal
A A A
JAKARTA - Para wirausahawan muda tak perlu lagi khawatir kekurangan modal ketika mengawali usaha. Kucuran pendanaan kini bisa diperoleh dengan mudah, terutama bagi entrepreneur yang berhasil mengembangkan produk-produk kreatif dan inovatif.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan startup (rintisan) yang mayoritas digawangi anak-anak muda banyak bermunculan. Mereka seolah berlomba menciptakan produk atau jasa dengan menawarkan berbagai efisiensi untuk mengisi ceruk pasar yang belum dimasuki pelaku usaha konvensional.

Tren tersebut terlihat dari terus tumbuhnya beragamnya perusahaan rintisan mulai dari yang bergerak di sektor perdagangan, transportasi, pertanian, perikanan, kesehatan maupun gaya hidup.

Perlahan tapi pasti, mereka terus mengembangkan bisnisnya hingga menjadi perusahaan yang disegani. Sebut saja Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukapalak yang sudah masuk jajaran startup unicorn. Julukan inimerupakan sebutan untuk perusahaan rintisan yang valuasinya di atas USD1 miliar atau sekitar Rp13,5 triliun.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Agus Muharram mengakui, kreativitas anak muda saat ini semakin tinggi. Banyak inovasi yang dilakukan untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada. Dukungan lain yang membuat mereka kreatif adalah semangat mandiri yang sangat besar.

“Generasi muda sekarang banyak yang lebih memilih untuk mendirikan usaha mandiri ketimbang menjadi karyawan,” ujarnya kepada KORAN SINDO.

Terkait permodalan, kata dia, para wirausahawan muda kini tidak perlu takut tidak memiliki modal. Ada banyak lembaga yang bisa memberikan bantuan permodalan, mulai dari pemerintah maupun pelaku usaha swasta melalui platform financial technology (fintech).

Salah satu lembaga yang mampu menyiapkan dana besar untuk kreditor adalah Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). Lembaga ini dapat menyiapkan dana hingga Rp100 miliar kepada pelaku usaha.

Akan tetapi, LPDB hanya dapat memberikan pinjaman maksimal Rp50 juta kepada pelaku usaha pemula, dengan bunga relatif rendah hanya 4,5%. Meski demikian proses pinjaman tersebut masih harus melalui proses persetujuan Kementrian Keuangan.

Menurut Agus, keberadaan LPDB diharapkan menjadi jawaban bagi para pelaku usaha rintisan untuk mendapatkan permodalan. Pasalnya, skema pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan perbankan masih sulit diakses oleh pelaku usaha pemula.

“Selama ini KUR lebih mudah dikucurkan untuk usaha yang sudah berjalan. Karena itu Pemerintah harus turun tangan untuk membuat skema pembiayaan yang memudahkan anak muda,” tutur Agus.

Menurut Agus, minat besar enterpreneur muda untuk memiliki usaha mandiri yang tidak diimbangi dengan lembaga pemberi kredit seperti LPDB, membuat para enterpreneur muda mencari jalan lain di luar jalur yang telah disediakan oleh pemerintah. Terlebih saat ini akses mencari pinjaman melalui dunia digital semakin mudah seperti melalui fintech.

“Perbankan di Indonesia diarahkan untuk para pengusaha besar, sehingga peluang bagi KUR sangat kecil. Di sinilah peluang fintech yang menggantikan peran perbankan di level mikro sangat besar,” jelasnya.

Selain itu, para pelaku usaha rintisan juga bisa mendapatkan modal melalui crowd funding. Cara ini dinilai cukup baik dan bisa dimanfaatkan oleh para perusahaan besar yang sudah eksis untuk turun membantu stratup generasi muda.

“Banyak pihak yang dapat membantu generasi mandiri ini. Kalau perlu jangan dipajakin dulu biarkan mereka berkembang karena mereka secara tidak langsung juga membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Agus menyarakan kepadaanak muda yang ingin terus mengembangkan perusahaan rintisannya harus terus optimistis dan bekerja keras. Bila mereka membutuhkan pendanaan, maka sebaiknya mencari dan melihat skema pembiayaan yang disediakan oleh pemerintah seperti KUR Unit Mikro, koperasi, dan dana ventura milik Badan Usaha Milik Negara. Dengan cara seperti ini, kata dia, dapat menolong pemula dan memastikan sistem yang dipilihnya tepat sebelum mencari pendanaan dari pihak swasta.

Di sisi lain, bantuan modal dari pemerintah juga datang dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Sejak 2013 Kemenristek Dikti telah mengadakan kompetisi pendanaan perusahaan pemula berbasis teknologi yang bisa diikuti masyarakat umum.

Selain itu, diselenggarakan pula program lain untuk calon perusahaan pemula yang berbasis teknologi, khusus ini pesertanya hanya dari perguruan tinggi baik mahasiswa maupun dosen dari kampus swasta karena program ini termasuk dalam anggaran pendanaan untuk pendidikan tinggi.

Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemenristek Dikti Retno Sumekar menjelaskan, pendanaan diberikan untuk startup selama setahun dengan evaluasi dan target di dalamnya.

“Peserta mengajukan dana sendiri disesuaikan juga dengan kebutuhan mereka. Kami pakai logika juga dan tidak pelit. Kalau menurut kami kurang kami tambahi sesuai data yang disampaikan dalam proposal,” ungkapnya.

Menurut dia, minimal dana yang dipinjamkan sekitar Rp250 juta hingga Rp450 juta untuk produk, dan sebesar Rp300 juta startup digital. Pemberian dana bagi startup digital dinilai cukup besar meski para pelaku usaha hanya di satu tempat, tidak banyak membeli kebutuhan produksi dan bekerja hanya melalui komputernya.

“Mereka membayar diri mereka, dan kami menghargai ilmu dan kemampuan di bidang teknologi informasi yang mereka miliki,” tutur Retno.

Pembiayaan Perbankan dan Fintech
Kalangan perbankan bukannya tinggal diam dalam membidik pembiayaan di sektor usaha rintisan yang rata-rata berskala UMKM. Melalui skema KUR, mereka telah menyalurkan triliunan pembiyaan untuk para pelaku usaha kecil.

General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Ronny Venir optimistis, pertumbuhan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan semakin meningkat di tahun ini. BNI bahkan menargetkan total kredit segmen UMKM tahun ini bisa tumbuh 20% dibanding tahun sebelumnya. Penyaluran kredit segmen tersebut akan didukung oleh penyaluran KUR yang ditargetkan Rp13,5 triliun di 2018. Bunga KUR yang kini hanya 7%, ujar dia, cukup menjadi stimulus untuk mengakselerasi pertumbuhan kredit segmen UMKM.

“BNI dalam waktu dua bulan ini sudah mampu menyalurkan KUR sebesar Rp3 triliun. Plafon KUR diutamakan untuk pinjaman maksimal Rp500 juta,” ujar Ronny.

Sementara Bank Mandiri menargetkan, pertumbuhan kredit UKM dengan menyalurkan KUR dan non KUR sebesar Rp14,6 triliun atau naik dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp13 triliun.

Direktur Konsumer dan Mikro Bank Mandiri Tardi menjelaskan, segmen kredit UKM dengan plafon Rp2-15 miliar tahun ini diharapkan bisa tumbuh sekitar 10%. Sedangkan untuk kredit UKM dengan plafon Rp70-80 juta diharapkan naik sama dengan tahun lalu yakni 12%.

“Kami mengoptimalkan value chain dengan nasabah korporasi dan komersial. Selain itu bank Mandiri juga akan meleverage dengan nasabah tabungan agar penyaluran kredit UMKM bisa optimal ke depan,” ujar Tardi.

Pinjaman bagi UKM yang telah berjalan juga datang dari sektor swasta. Tak sedikit lembaga swasta yang menjadi pendukung utama startup hingga menanjak kariernya. Salah satunya adalah Modalku. Perusahaan pembiayaan yang memiliki platform peer to peer lending ini kini tengah menjadi sorotan karena dua pendirinya masuk dalam jajaran 30 under 30 Asia versi majalah Forbes. Reynold Wijaya dan Iwan Kurniawan selaku pendiri Modalku disebut sebagai anak muda di bawah usia 30 tahun paling berpengaruh di Asia.

Model bisnis yang ditawarkan Modalku dengan sistem peer-to-peer (P2P) lending berbasis teknologi finansial ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi kebutuhan pinjaman modal usaha UKM Indonesia. Bukan hanya itu model tersebut juga menjadi angin segar bagi para investor yang mencari alternatif investasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi.

Ditemui di kantor Modalku di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Reynold menjelaskan beberapa keuntungan meminjam di Modalku. Berbeda dari pinjaman bank dan institusi keuangan lainnya, dengan mengajukan pinjaman P2P lending di Modalku, pelaku UKM tidak perlu memberikan jaminan aset.

“Kami juga menawarkan suku bunga terbaik mulai 12% per tahun. Syarat pun mudah, usaha peminjam paling tidak sudah berjalan dua tahun,” ujarnya.

Selain itu, proses analisis data juga singkat dengan penerimaan dana kurang dari enam hari. Modalku menetapkan plafon pinjaman cukup tinggi yakni antara Rp50 juta-2 miliar. (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6166 seconds (0.1#10.140)