BBM Satu Harga Jangkau Banggai Laut dan Lanny Jaya
A
A
A
BANGGAI LAUT - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) hari ini meresmikan SPBU Regular di Kecamatan Banggai Tengah, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Pada kesempatan tersebut, secara simbolis diresmikan pula lembaga penyalur BBM yang terletak di Distrik Prime, Kabupaten Lanny Jaya-Papua.
SPBU Regular Banggai Laut dan SPBU Kompak Lanny Jaya berturut-turut adalah SPBU ke-3 dan ke-4 yang telah beroperasi dari target 67 lembaga penyalur program BBM Satu Harga yang akan didirikan oleh PT Pertamina (Persero) di tahun 2018.
"Semoga dengan adanya SPBU ini ekonomi Banggai Laut semakin tumbuh, baik itu sektor transportasi, perikanan, perkebunan dan lainnya," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Harya Adityawarman di acara peresmian SPBU Regular Banggai Laut, Rabu (18/4/2018).
Harya menambahkan, capaian program BBM Satu Harga yang digagas Presiden Joko Widodo sangat menggembirakan. Pada tahun 2017, jelas Harya, telah beroperasi 57 lembaga penyalur (54 lembaga penyalur oleh Pertamina dan 3 lembaga penyalur oleh PT AKR Corporindo Tbk).
Pada tahun ini, sambung dia, akan didirikan 73 lembaga penyalur (67 lembaga penyalur Pertamina dan 6 lembaga penyalur AKR Corporindo, di mana sampai dengan saat ini telah beroperasi 2 lembaga penyalur, yaitu di Nunukan (Kec. Seimenggaris) dan Banggai Kepulauan (Kec. Liang) dan yang hari ini diresmikan yakni di Banggai Laut (ke-3) dan ke-4 di Lanny Jaya (Distrik Prime).
Pada kesempatan yang sama Bupati Banggai Laut H Wenny Bukamo menyampaikan apresiasinya terhadap pemerintah dan Pertamina yang telah mewujudkan BBM Satu Harga di wilayahnya. Wenny berharap, ke depan lembaga penyalur BBM dapat menjangkau seluruh pulau yang ada di Kabupaten Banggai Laut.
Banggai Laut adalah daerah kepulauan di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 64.000 jiwa tersebut terdiri dari 224 pulau, di mana 44 di antaranya berpenghuni. Tahun lalu, Kabupaten Banggai Laut mencatatkan pertumbuhan lebih dari 7%.
Wenny menegaskan, keberadaan penyalur BBM resmi di pulau-pulau tadi akan mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat yang utamanya berbasis perikanan dan perkebunan. Terlebih, imbuh dia, perekonomian wilayah Banggai Laut cenderung terus meningkat. "Mereka juga butuh BBM. Adanya penyalur resmi kita harapkan dapat menekan harga sehingga masyarakat makin sejahtera," tandasnya.
Sebelum adanya SPBU Regular Satu Harga, masyarakat Banggai Laut harus membeli BBM dengan harga jauh di atas harga normal. Satu liter bensin sebelumnya bisa mencapai harga Rp12.000 hingga Rp30.000.
Menanggapi hal itu, GM MOR Pertamina Tengku Fernanda menegaskan bahwa pihaknya selalu siap mendukung program BBM Satu Harga serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertamina dan Kementerian ESDM menurutnya terus mengevaluasi titik-titik mana saja yang butuh pasokan BBM di seluruh nusantara.
Pertamina, tegas dia, berkomitmen memenuhi target pembangunan 67 lembaga penyalur BBM Satu Harga yang ditugaskan kepada BUMN tersebut tahun ini. Setelah empat yang dibangun di triwulan pertama ini, direncanakan pada triwulan II akan ada 4 lembaga penyalur lagi yang beroperasi, yaitu di Nias Induk (Kec. Gido dan Bawolato), Konawe Kepulauan (Kec. Wawonii Barat), dan Kepulauan Sitaro (Kec. Tagulandang).
"Untuk pulau lain di Banggai Laut, nanti bisa kita koordinasikan untuk kita bangun sub-penyalur BBM. Yang terpenting itu adalah masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaatnya," ujar Tengku.
Sementara itu, anggota Komite BPH Migas Marwansyah Lobo Balia di acara tersebut berpesan agar pemerintah daerah aktif mengawasi operasi SPBU Satu Harga yang telah ada. Hal itu perlu guna menjamin agar harga BBM yang dijual tetap sesuai tujuan program, yakni memberikan keadilan bagi masyarakat. "Tolong diawasi, kalau terjadi penyelewengan laporkan segera kepada kami, atau representasi Pertamina di sini. Pasti kami tindaklanjuti," tegasnya.
SPBU Regular Banggai Laut dan SPBU Kompak Lanny Jaya berturut-turut adalah SPBU ke-3 dan ke-4 yang telah beroperasi dari target 67 lembaga penyalur program BBM Satu Harga yang akan didirikan oleh PT Pertamina (Persero) di tahun 2018.
"Semoga dengan adanya SPBU ini ekonomi Banggai Laut semakin tumbuh, baik itu sektor transportasi, perikanan, perkebunan dan lainnya," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Harya Adityawarman di acara peresmian SPBU Regular Banggai Laut, Rabu (18/4/2018).
Harya menambahkan, capaian program BBM Satu Harga yang digagas Presiden Joko Widodo sangat menggembirakan. Pada tahun 2017, jelas Harya, telah beroperasi 57 lembaga penyalur (54 lembaga penyalur oleh Pertamina dan 3 lembaga penyalur oleh PT AKR Corporindo Tbk).
Pada tahun ini, sambung dia, akan didirikan 73 lembaga penyalur (67 lembaga penyalur Pertamina dan 6 lembaga penyalur AKR Corporindo, di mana sampai dengan saat ini telah beroperasi 2 lembaga penyalur, yaitu di Nunukan (Kec. Seimenggaris) dan Banggai Kepulauan (Kec. Liang) dan yang hari ini diresmikan yakni di Banggai Laut (ke-3) dan ke-4 di Lanny Jaya (Distrik Prime).
Pada kesempatan yang sama Bupati Banggai Laut H Wenny Bukamo menyampaikan apresiasinya terhadap pemerintah dan Pertamina yang telah mewujudkan BBM Satu Harga di wilayahnya. Wenny berharap, ke depan lembaga penyalur BBM dapat menjangkau seluruh pulau yang ada di Kabupaten Banggai Laut.
Banggai Laut adalah daerah kepulauan di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 64.000 jiwa tersebut terdiri dari 224 pulau, di mana 44 di antaranya berpenghuni. Tahun lalu, Kabupaten Banggai Laut mencatatkan pertumbuhan lebih dari 7%.
Wenny menegaskan, keberadaan penyalur BBM resmi di pulau-pulau tadi akan mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat yang utamanya berbasis perikanan dan perkebunan. Terlebih, imbuh dia, perekonomian wilayah Banggai Laut cenderung terus meningkat. "Mereka juga butuh BBM. Adanya penyalur resmi kita harapkan dapat menekan harga sehingga masyarakat makin sejahtera," tandasnya.
Sebelum adanya SPBU Regular Satu Harga, masyarakat Banggai Laut harus membeli BBM dengan harga jauh di atas harga normal. Satu liter bensin sebelumnya bisa mencapai harga Rp12.000 hingga Rp30.000.
Menanggapi hal itu, GM MOR Pertamina Tengku Fernanda menegaskan bahwa pihaknya selalu siap mendukung program BBM Satu Harga serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertamina dan Kementerian ESDM menurutnya terus mengevaluasi titik-titik mana saja yang butuh pasokan BBM di seluruh nusantara.
Pertamina, tegas dia, berkomitmen memenuhi target pembangunan 67 lembaga penyalur BBM Satu Harga yang ditugaskan kepada BUMN tersebut tahun ini. Setelah empat yang dibangun di triwulan pertama ini, direncanakan pada triwulan II akan ada 4 lembaga penyalur lagi yang beroperasi, yaitu di Nias Induk (Kec. Gido dan Bawolato), Konawe Kepulauan (Kec. Wawonii Barat), dan Kepulauan Sitaro (Kec. Tagulandang).
"Untuk pulau lain di Banggai Laut, nanti bisa kita koordinasikan untuk kita bangun sub-penyalur BBM. Yang terpenting itu adalah masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaatnya," ujar Tengku.
Sementara itu, anggota Komite BPH Migas Marwansyah Lobo Balia di acara tersebut berpesan agar pemerintah daerah aktif mengawasi operasi SPBU Satu Harga yang telah ada. Hal itu perlu guna menjamin agar harga BBM yang dijual tetap sesuai tujuan program, yakni memberikan keadilan bagi masyarakat. "Tolong diawasi, kalau terjadi penyelewengan laporkan segera kepada kami, atau representasi Pertamina di sini. Pasti kami tindaklanjuti," tegasnya.
(akr)