Ekotren Diharap Tumbuhkan Ekonomi dan Menjadi Budaya Baru
A
A
A
SEMARANG - Program Ekonomi tren masa kini atau Ekotren diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat di Jawa Tengah. Selain itu, konsep Ekotren juga diharap menjadi budaya baru yang bermanfaat positif bagi masyarakt. Harapan tersebut datang dari sejumlah kalangan akademisi saat acara Focus Group Discussion (FGD) bertema Ekotren yang digelar MNC Trijaya FM di Noormans Hotel Semarang, Jawa Tengah, Rabu (18/4).
Pakar Ekonomi Syariah Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Bedjo Santoso mengatakan, bahwa program Ekotren merupakan ide yang bagus dan luar biasa. Menurutnya, dengan program Ekotren tak hanya untuk memberdayaakan ekonomi masyarakat tapi juga membangkitkan ekonomi jaringan bisnis retail untuk lembaga pendidikan di pesantren.
“Ide (Ekotren) ini sangat bagus dan luar biasa. Tak hanya mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, tapi juga diharap membangkitkan ekonomi jaringan bisnis retail untuk pesantren,” papar Bedjo Santoso.
Maka itu, dia meminta kalangan pesantren terutama para santri untuk bisa terlibat langsung dalam mendukung program Ekotren. Karena dari aspek filosofis, Ekotren dasarnya sangat kuat.
Sementara, Dekan Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unimus) Semarang, Hardiwinoto menilai, platform ekonomi digital dalam Ekotren sangat perlu untuk dikembangkan. Namun menurutnya, program Ekotren hendaknya dikonkretkan ke dalam sistem, yakni seperti penggunaan kartu atau aplikasi yang bersifat nontunai.
“Pesantren itu sebagai kekuatan ekonomi, dilihat dari produsen sekaligus konsumen. Di dalam pesantren, santri kalau setor uang itu di lembaga keuangan yang kemudian dikartukan. Hal ini sangat bermanfaat sebagai alat sirkulator moneter,” jelas Hardiwinoto.
Dia menambahkan, ada empat hal yang bisa dikembangkan dalam menunjang program Ekotren di pesantren, antara lain sektor garmen, konveksi, fashion seperti kebutuhan seragam pakaian santri. Kemudian tours and travels terkait pelayanan haji, umroh hingga wisata religus.
“Selain itu bisa mengembangan foods and consumens good jenis makanan pokok, minuman, dan menyangkut construction and infrastruktur berupa pembangunan perumahan atau property,” jelasnya.
Sosiolog Undip Amirudin menilai, program Ekotren punya peran besar dalam mendongkrak capaian indikator pembangunan makro di Jawa Tengah. Yang meliputi pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, hingga tingkat pengangguran terbuka. “Sedangkan secara budaya, Ekotren sebagai field (medan) pembentukan budaya baru,” paparnya.
Sedangkan, Cawagub Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengungkapkan bahwa program Ekotren akan mengurangi angka kemiskinan melalui pembangunan sentra kulakan. Sentra itu akan dibangun di sejumlah lokasi strategis di dekat masjid atau pondok pesantren.
“Tiap sentra kulakan akan membawahi setidaknya 100 warung-warung kecil di sekitar lokasi inti. Sentra kulakan diyakini membuka lapangan pekerjaan baru, karena mempekerjakan warga sekitar,” ungkap Gus Yasin.
Selain untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat Jateng, lanjut dia, konsep Ekotren diharap menjadi budaya baru bagi warga, karena program ini bersentuhan dengan platform ekonomi digital.
“Dalam kajian bahwa Ekotren tak hanya menumbuhkan ekonomi warga Jateng, tapi membangun budaya baru," kata politisi PPP ini. Oleh sebab itu, konsep Ekotren, harus terus dikembangkan dengan memaksimalkan kegiatan usaha yang ada di tengah masyarakat. “Sebab kegiatan usaha kecil, mikro, dan menengah banyak yang belum diserap pasar,” ujarnya.
Di sisi lain, putra Mbah Moen ini mengungkapkan Ekotren akan menjadi salah satu fasilitas supaya produk-produk masyarakat bisa ditawarkan lebih luas. “Ekotren nantinya mengedukasi masyarakat untuk masuk ke dalam platform ekonomi digital. Semua transaksi akan dilakukan melalui sistem digital,” terang dia.
Pakar Ekonomi Syariah Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Bedjo Santoso mengatakan, bahwa program Ekotren merupakan ide yang bagus dan luar biasa. Menurutnya, dengan program Ekotren tak hanya untuk memberdayaakan ekonomi masyarakat tapi juga membangkitkan ekonomi jaringan bisnis retail untuk lembaga pendidikan di pesantren.
“Ide (Ekotren) ini sangat bagus dan luar biasa. Tak hanya mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, tapi juga diharap membangkitkan ekonomi jaringan bisnis retail untuk pesantren,” papar Bedjo Santoso.
Maka itu, dia meminta kalangan pesantren terutama para santri untuk bisa terlibat langsung dalam mendukung program Ekotren. Karena dari aspek filosofis, Ekotren dasarnya sangat kuat.
Sementara, Dekan Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unimus) Semarang, Hardiwinoto menilai, platform ekonomi digital dalam Ekotren sangat perlu untuk dikembangkan. Namun menurutnya, program Ekotren hendaknya dikonkretkan ke dalam sistem, yakni seperti penggunaan kartu atau aplikasi yang bersifat nontunai.
“Pesantren itu sebagai kekuatan ekonomi, dilihat dari produsen sekaligus konsumen. Di dalam pesantren, santri kalau setor uang itu di lembaga keuangan yang kemudian dikartukan. Hal ini sangat bermanfaat sebagai alat sirkulator moneter,” jelas Hardiwinoto.
Dia menambahkan, ada empat hal yang bisa dikembangkan dalam menunjang program Ekotren di pesantren, antara lain sektor garmen, konveksi, fashion seperti kebutuhan seragam pakaian santri. Kemudian tours and travels terkait pelayanan haji, umroh hingga wisata religus.
“Selain itu bisa mengembangan foods and consumens good jenis makanan pokok, minuman, dan menyangkut construction and infrastruktur berupa pembangunan perumahan atau property,” jelasnya.
Sosiolog Undip Amirudin menilai, program Ekotren punya peran besar dalam mendongkrak capaian indikator pembangunan makro di Jawa Tengah. Yang meliputi pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, hingga tingkat pengangguran terbuka. “Sedangkan secara budaya, Ekotren sebagai field (medan) pembentukan budaya baru,” paparnya.
Sedangkan, Cawagub Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengungkapkan bahwa program Ekotren akan mengurangi angka kemiskinan melalui pembangunan sentra kulakan. Sentra itu akan dibangun di sejumlah lokasi strategis di dekat masjid atau pondok pesantren.
“Tiap sentra kulakan akan membawahi setidaknya 100 warung-warung kecil di sekitar lokasi inti. Sentra kulakan diyakini membuka lapangan pekerjaan baru, karena mempekerjakan warga sekitar,” ungkap Gus Yasin.
Selain untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat Jateng, lanjut dia, konsep Ekotren diharap menjadi budaya baru bagi warga, karena program ini bersentuhan dengan platform ekonomi digital.
“Dalam kajian bahwa Ekotren tak hanya menumbuhkan ekonomi warga Jateng, tapi membangun budaya baru," kata politisi PPP ini. Oleh sebab itu, konsep Ekotren, harus terus dikembangkan dengan memaksimalkan kegiatan usaha yang ada di tengah masyarakat. “Sebab kegiatan usaha kecil, mikro, dan menengah banyak yang belum diserap pasar,” ujarnya.
Di sisi lain, putra Mbah Moen ini mengungkapkan Ekotren akan menjadi salah satu fasilitas supaya produk-produk masyarakat bisa ditawarkan lebih luas. “Ekotren nantinya mengedukasi masyarakat untuk masuk ke dalam platform ekonomi digital. Semua transaksi akan dilakukan melalui sistem digital,” terang dia.
(akr)