BEI: Banyak Investor Perkirakan BI Rate Akan Naik

JAKARTA - Kondisi pasar saham di Indonesia saat ini sedang bergejolak dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus melemah. Untuk meredamnya, salah satu cara dengan menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut hal ini selaras dengan perkiraan banyak investor, namun nyatanya BI rate tidak naik.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, selain BI rate, pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Fed rate. Kali ini, perkiraan investor benar terjadi dengan naiknya Fed rate.

"Sudah sesuaikan naik (Fed rate), sudah diperhitungkan semua. Investor, mereka pintar-pintar, kenaikan BI rate dari bulan kemarin sudah banyak bilang naik," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Tito mengungkapkan, di tengah sentimen suku bunga itu, BEI terus mengantisipasi segala ketidakpastian yang dirasakan oleh investor. BEI ditegaskannya tak henti memperkuat pasar modal Indonesia, terutama dari sisi infrastruktur agar ada peningkatan transaksi.

"Anggap soal ekonomi sudah diperkirakan, tapi tetap ketidakpastian masih ada. Ke depan, awal Mei kita pindah ke data center yang baru untuk menjamin kelanjutan transaksi, memperkuat pasar modal," katanya.

Ketidakpastian yang dimaksud Tito yakni gejolak perdagangan luar negeri antara Amerika Serikat dan China yang juga akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Kendati demikian, uang investor ditegaskannya tidak lari ke luar negeri, masih ada di Indonesia

"Ketidakpastian ekonomi dunia ini sangat pengaruh ke nilai mata uang (rupiah). Tapi saya masih percaya, uangnya masih di Indonesia, produk (emiten) kita bagus," pungkasnya.