Harga Minyak Melemah Menunggu Pengumuman Trump Soal Iran
Selasa, 08 Mei 2018 - 11:22 WIB

Harga Minyak Melemah Menunggu Pengumuman Trump Soal Iran
A
A
A
TOKYO - Harga minyak mentah pada perdagangan Selasa (8/5/2018), mengalami kemunduran setelah pekan lalu berkibar. Harga si emas hitam tertahan karena investor menunggu pengumuman Presiden AS Donald Trump soal kesepakatan nuklir Iran. Apakah Amerika Serikat akan menerapkan sanksi kembali terhadap Iran atau tidak.
Melansir Reuters, harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 63 sen atau 0,9% menjadi USD70,10 per barel pada pukul 00.24 GMT. Begitu pula harga Brent turun 53 sen atau 0,7% menjadi USD75,64 per barel, setelah melonjak 1,7% pada USD76,17 per barel pada sesi sebelumnya.
Trump dalam media sosialnya mengatakan, bakal mengumumkan hasil soal Iran pada pukul 02.00 siang waktu AS atau pukul 18.00 GMT. Pengumuman ini empat hari lebih awal dari tenggat, yaitu 12 Mei.
Jika Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian multi-negara mengenai program nuklir Teheran, maka eskpor minyak mentah Iran dapat terpukul. Membuat pasar minyak menjadi semakin ketat, yang berimbas pada melambungnya harga minyak.
"Apapun kebijakan luar negerinya bisa menyulut ketegangan di pusat mengekspor minyak utama dan dengan demikian, bisa mendukung harga," tulis Barclays Research dalam sebuah laporan.
Analis di RBC Capital Markets mengatakan ekspor Iran bisa dipangkas 200.000 hingga 300.000 barel per hari, jika sanksi jadi diterapkan. Namun, para pejabat Iran mengatakan, industri minyak mereka akan terus berkembang meski Amerika Serikat keluar dari perjanjian itu.
Melansir Reuters, harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 63 sen atau 0,9% menjadi USD70,10 per barel pada pukul 00.24 GMT. Begitu pula harga Brent turun 53 sen atau 0,7% menjadi USD75,64 per barel, setelah melonjak 1,7% pada USD76,17 per barel pada sesi sebelumnya.
Trump dalam media sosialnya mengatakan, bakal mengumumkan hasil soal Iran pada pukul 02.00 siang waktu AS atau pukul 18.00 GMT. Pengumuman ini empat hari lebih awal dari tenggat, yaitu 12 Mei.
Jika Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian multi-negara mengenai program nuklir Teheran, maka eskpor minyak mentah Iran dapat terpukul. Membuat pasar minyak menjadi semakin ketat, yang berimbas pada melambungnya harga minyak.
"Apapun kebijakan luar negerinya bisa menyulut ketegangan di pusat mengekspor minyak utama dan dengan demikian, bisa mendukung harga," tulis Barclays Research dalam sebuah laporan.
Analis di RBC Capital Markets mengatakan ekspor Iran bisa dipangkas 200.000 hingga 300.000 barel per hari, jika sanksi jadi diterapkan. Namun, para pejabat Iran mengatakan, industri minyak mereka akan terus berkembang meski Amerika Serikat keluar dari perjanjian itu.
(ven)