Pebisnis Muda Raup Untung Lewat Online
A
A
A
TEKNOLOGI kini telah memengaruhi semua aspek kehidupan manusia. Begitu juga dengan kegiatan berwirausaha. Saat ini banyak wirausahawan atau entrepreneur yang menggunakan teknologi untuk memasarkan produknya.
Monika stevi Carolin dari Moika gallery
Moika Gallery merupakan nama usaha online shop yang dimiliki Monika Stevi dan Ikhsan. Bisnis yang dibangun akhir November 2016 ini berawal dari melihat kondisi banyaknya mahasiswa yang banyak menggunakan angkutan Transmusi. Dari sini kemudian terciptalah ide berjualan masker.
"Awalnya saya berpikir berjualan sesuatu yang dapat menghasilkan banyak uang. Lalu saya melihat banyak mahasiswa yang menggunakan Transmusi itu sering ketiduran dan mangap gitu . Lalu saya rasa butuh masker, jadi ya saya mulai jualan masker," cerita mahasiswi Universitas Sriwijaya yang pernah mendapat pembekalan berbisnis online dari Shopee.
Berbeda dengan saat berjualan masker yang belum mempunyai brand , Monika dan Ikhsan mulai membentuk sebuah merek sendiri dan mengembangkan bisnis. Brand bisnis ini kemudian dinamai Moika Gallery yang merupakan gabungan dari nama founder-nya yaitu Monika dan Ikhsan. Produk dari Moika Gallery adalah hijab instan yang simpel dalam penggunaannya.
"Kenapa hijab? Itu karena menurut saya dalam penampilan cewek sehari-hari yang paling dipikirkan adalah hijab. Bahkan, hanya ke kampus, sering bingung mau pakai hijab yang seperti apa," kata cewek yang hobi menggambar ini.
Modal untuk merintis Moika Gallery berasal dari kantong pribadi Monika dan Ikhsan sekitar Rp700.000. Dengan cakupan pemasaran di seluruh Indonesia, kini Moika Gallery telah mampu mendapatkan omzet Rp20 juta-Rp30 juta per bulannya.
"Alhamdulillah setelah saya membuka toko di marketplace , pembeli saya bertambah banyak. Tidak hanya teman-teman sekampus atau orang Palembang, juga banyak pembeli dari luar Palembang seperti dari Jawa, Medan, Sumatera bahkan Papua," sebutnya.
Hamzah dari Liker’s Shop
Berawal dari menjual aksesori kegiatan outdoor di sebuah marketplace pada tahun 2014 menjadi cikal bakal Hamzah berbisnis di pasar elektronik atau e-commerce . Likers Shop adalah brand milik Hamzah yang dibangun sejak 2017. Sebelum terjun di dunia e-commerce , Hamzah adalah karyawan swasta.
"Dulu saya adalah karyawan di perusahaan swasta. Lalu saya berpikir alangkah lebih baik jika saya menjadi seorang pebisnis. Tanpa ada tekanan dari atasan dan saya dapat bebas mengatur bisnis saya sendiri," ujar cowok asal Makassar tersebut.
Liker’s Shop adalah toko online yang menjual sepatu untuk pria dan wanita. Beragam model dan gaya sepatu terkini tersedia di toko online Likerís Shop.
Hanya dengan modal awal sekitar Rp10 juta dengan dibantu oleh 6 pegawai, kini Liker’s Shop telah mampu meraup omzet usaha hingga Rp300 juta. Omzet ini dapat bertambah lagi pada saat-saat tertentu. "Alhamdulillah kalau lagi ada promo besar-besaran seperti promo akhir tahun, omzet kita bisa tembus Rp600 juta," kata Hamzah.
Fokus dan jangan mudah menyerah ternyata menjadi kunci kesuksesan Hamzah dalam mengembangkan bisnisnya. Selain itu, sabar dan terus berinovasi juga menjadi tipsnya dalam berbisnis online .
"Tips dari saya fokus dan jangan mudah menyerah karena dalam berjualan online pasti kita tidak langsung mempunyai banyak customer. Selain itu, kita harus selalu berenovasi. Jangan terpaku dengan 1 model saja karena setiap tahun pasti akan ada model baru. Perlahan customer akan datang sendiri selama yang kita tawarkan sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar alumnus Politeknik ATI Makassar ini.
Diash Firdaus dari Bangonel Production
Menyandang gelar mahasiswa tidaklah menyurutkan langkah Diash Firdaus untuk terjun di dunia bisnis online. Berawal dengan menawarkan produk fashion ke teman-teman SMK, kini Diash telah mengembangkan bisnisnya menjadi bisnis online.
"Awalnya saya hanya menawarkan produk fashion kepada teman-teman SMK saya. Lalu setelah kuliah, saya mulai mengubah cara berjualan saya yang awalnya menawarkan secara manual menjadi penawaran dengan memanfaatkan media sosial (online)," ujar mahasiswa STMIK Jawa Barat ini. Dengan modal awal 0 rupiah, Diash tidak ragu untuk mengawali usahanya. Ini karena ia menjual barang yang sebelumnya sedang dijual oleh tetangganya.
Dari situlah ia mengumpulkan modal untuk mengawali berwirausaha. Saat ini Diash telah mempunyai 2 toko online yang menjual beragam produk fashion mulai t-shirt , jaket, kemeja hingga celana jeans . Produk yang ia jual merupakan hasil produksinya sendiri dan ada juga produk dari orang lain.
"Karena saya masih memiliki status sebagai mahasiswa tingkat akhir, sepertinya jika saya mengolah semua produknya sendiri tidak akan bisa," tutur pemilik toko online Bangonel dan bandungjuarastore. Diash mengaku untuk saat ini ia hanya fokus berbisnis toko online di beberapa marketplace .
Namun, tidak hanya itu, ia juga memiliki media promosi di Instagram dan website. Dengan berbisnis toko online, ia tidak perlu repot mengatur tokonya seperti toko konvensional. Karena itu, kegiatannya sebagai mahasiswa tidak terganggu tetapi tetap mendapatkan keuntungan. Nah, empat entrepreneur muda ini adalah contoh anak muda yang sukses dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Usia muda bukanlah alasan untuk tidak menjadi pebisnis sukses. Nah kamukah entrepreneur sukses selanjutnya?
Qonitah Azzahra dari Qonita Project
Wanita yang akrab disapa Qoni ini merupakan pemilik toko online Qonita Project. Berdiri sejak tahun 2016, online shop ini merupakan bisnis yang berawal dari hobi. Menjual aneka baju muslim untuk anak dan orang dewasa, serta baju muslim seragam keluarga. Berlatar belakang keluarga pengusaha, memicu ide Qoni untuk membuka toko secara online .
"Sejak awal bisnis saya di online. Awalnya karena melihat toko offline milik orang tua saya, lalu saya kepikiran untuk membuat toko online yang jangkauan pemasarannya lebih luas dibandingkan toko offline," tutur cewek asal Medan tersebut. Dengan modal awal yang tidak terlalu besar, Qoni mulai berjualan secara online.
"Modal awal saya menggunakan gaji saya saja. Kurang lebih sekitar Rp4 juta," ujar perempuan alumnus Universitas Indonesia ini. Berjualan pakaian muslim anak secara online dilakukan dengan menggunakan media sosial. Kemudian beralih dengan membuka toko di salah satumarketplace di Indonesia. Kini, bisnis toko online Qonita Project telah berkembang pesat. Untuk pengiriman paket saja dapat mencapai lebih dari 50 paket per hari.
DEVY PUTRI NUR OKTAVIA
GEN SINDO-Institut Pertanian Bogor
Monika stevi Carolin dari Moika gallery
Moika Gallery merupakan nama usaha online shop yang dimiliki Monika Stevi dan Ikhsan. Bisnis yang dibangun akhir November 2016 ini berawal dari melihat kondisi banyaknya mahasiswa yang banyak menggunakan angkutan Transmusi. Dari sini kemudian terciptalah ide berjualan masker.
"Awalnya saya berpikir berjualan sesuatu yang dapat menghasilkan banyak uang. Lalu saya melihat banyak mahasiswa yang menggunakan Transmusi itu sering ketiduran dan mangap gitu . Lalu saya rasa butuh masker, jadi ya saya mulai jualan masker," cerita mahasiswi Universitas Sriwijaya yang pernah mendapat pembekalan berbisnis online dari Shopee.
Berbeda dengan saat berjualan masker yang belum mempunyai brand , Monika dan Ikhsan mulai membentuk sebuah merek sendiri dan mengembangkan bisnis. Brand bisnis ini kemudian dinamai Moika Gallery yang merupakan gabungan dari nama founder-nya yaitu Monika dan Ikhsan. Produk dari Moika Gallery adalah hijab instan yang simpel dalam penggunaannya.
"Kenapa hijab? Itu karena menurut saya dalam penampilan cewek sehari-hari yang paling dipikirkan adalah hijab. Bahkan, hanya ke kampus, sering bingung mau pakai hijab yang seperti apa," kata cewek yang hobi menggambar ini.
Modal untuk merintis Moika Gallery berasal dari kantong pribadi Monika dan Ikhsan sekitar Rp700.000. Dengan cakupan pemasaran di seluruh Indonesia, kini Moika Gallery telah mampu mendapatkan omzet Rp20 juta-Rp30 juta per bulannya.
"Alhamdulillah setelah saya membuka toko di marketplace , pembeli saya bertambah banyak. Tidak hanya teman-teman sekampus atau orang Palembang, juga banyak pembeli dari luar Palembang seperti dari Jawa, Medan, Sumatera bahkan Papua," sebutnya.
Hamzah dari Liker’s Shop
Berawal dari menjual aksesori kegiatan outdoor di sebuah marketplace pada tahun 2014 menjadi cikal bakal Hamzah berbisnis di pasar elektronik atau e-commerce . Likers Shop adalah brand milik Hamzah yang dibangun sejak 2017. Sebelum terjun di dunia e-commerce , Hamzah adalah karyawan swasta.
"Dulu saya adalah karyawan di perusahaan swasta. Lalu saya berpikir alangkah lebih baik jika saya menjadi seorang pebisnis. Tanpa ada tekanan dari atasan dan saya dapat bebas mengatur bisnis saya sendiri," ujar cowok asal Makassar tersebut.
Liker’s Shop adalah toko online yang menjual sepatu untuk pria dan wanita. Beragam model dan gaya sepatu terkini tersedia di toko online Likerís Shop.
Hanya dengan modal awal sekitar Rp10 juta dengan dibantu oleh 6 pegawai, kini Liker’s Shop telah mampu meraup omzet usaha hingga Rp300 juta. Omzet ini dapat bertambah lagi pada saat-saat tertentu. "Alhamdulillah kalau lagi ada promo besar-besaran seperti promo akhir tahun, omzet kita bisa tembus Rp600 juta," kata Hamzah.
Fokus dan jangan mudah menyerah ternyata menjadi kunci kesuksesan Hamzah dalam mengembangkan bisnisnya. Selain itu, sabar dan terus berinovasi juga menjadi tipsnya dalam berbisnis online .
"Tips dari saya fokus dan jangan mudah menyerah karena dalam berjualan online pasti kita tidak langsung mempunyai banyak customer. Selain itu, kita harus selalu berenovasi. Jangan terpaku dengan 1 model saja karena setiap tahun pasti akan ada model baru. Perlahan customer akan datang sendiri selama yang kita tawarkan sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar alumnus Politeknik ATI Makassar ini.
Diash Firdaus dari Bangonel Production
Menyandang gelar mahasiswa tidaklah menyurutkan langkah Diash Firdaus untuk terjun di dunia bisnis online. Berawal dengan menawarkan produk fashion ke teman-teman SMK, kini Diash telah mengembangkan bisnisnya menjadi bisnis online.
"Awalnya saya hanya menawarkan produk fashion kepada teman-teman SMK saya. Lalu setelah kuliah, saya mulai mengubah cara berjualan saya yang awalnya menawarkan secara manual menjadi penawaran dengan memanfaatkan media sosial (online)," ujar mahasiswa STMIK Jawa Barat ini. Dengan modal awal 0 rupiah, Diash tidak ragu untuk mengawali usahanya. Ini karena ia menjual barang yang sebelumnya sedang dijual oleh tetangganya.
Dari situlah ia mengumpulkan modal untuk mengawali berwirausaha. Saat ini Diash telah mempunyai 2 toko online yang menjual beragam produk fashion mulai t-shirt , jaket, kemeja hingga celana jeans . Produk yang ia jual merupakan hasil produksinya sendiri dan ada juga produk dari orang lain.
"Karena saya masih memiliki status sebagai mahasiswa tingkat akhir, sepertinya jika saya mengolah semua produknya sendiri tidak akan bisa," tutur pemilik toko online Bangonel dan bandungjuarastore. Diash mengaku untuk saat ini ia hanya fokus berbisnis toko online di beberapa marketplace .
Namun, tidak hanya itu, ia juga memiliki media promosi di Instagram dan website. Dengan berbisnis toko online, ia tidak perlu repot mengatur tokonya seperti toko konvensional. Karena itu, kegiatannya sebagai mahasiswa tidak terganggu tetapi tetap mendapatkan keuntungan. Nah, empat entrepreneur muda ini adalah contoh anak muda yang sukses dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Usia muda bukanlah alasan untuk tidak menjadi pebisnis sukses. Nah kamukah entrepreneur sukses selanjutnya?
Qonitah Azzahra dari Qonita Project
Wanita yang akrab disapa Qoni ini merupakan pemilik toko online Qonita Project. Berdiri sejak tahun 2016, online shop ini merupakan bisnis yang berawal dari hobi. Menjual aneka baju muslim untuk anak dan orang dewasa, serta baju muslim seragam keluarga. Berlatar belakang keluarga pengusaha, memicu ide Qoni untuk membuka toko secara online .
"Sejak awal bisnis saya di online. Awalnya karena melihat toko offline milik orang tua saya, lalu saya kepikiran untuk membuat toko online yang jangkauan pemasarannya lebih luas dibandingkan toko offline," tutur cewek asal Medan tersebut. Dengan modal awal yang tidak terlalu besar, Qoni mulai berjualan secara online.
"Modal awal saya menggunakan gaji saya saja. Kurang lebih sekitar Rp4 juta," ujar perempuan alumnus Universitas Indonesia ini. Berjualan pakaian muslim anak secara online dilakukan dengan menggunakan media sosial. Kemudian beralih dengan membuka toko di salah satumarketplace di Indonesia. Kini, bisnis toko online Qonita Project telah berkembang pesat. Untuk pengiriman paket saja dapat mencapai lebih dari 50 paket per hari.
DEVY PUTRI NUR OKTAVIA
GEN SINDO-Institut Pertanian Bogor
(nfl)