Harga Minyak Dunia Melesat Dekati Level Tertinggi 2014
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia mendekati posisi tertinggi November 2014 seiring pengetatan pasar di tengah pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) ditambah sanksi terhadap Iran. Pemberlakukan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran semakin memperketat pasar saat permintaan menguat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/5/2018) harga minyak berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional untuk harga minyak berada di level USD78,37 per barel pada pukul 00.28 GMT. Minyak Brent mengalami kenaikan sebesar 14 sen dari penutupan terakhir dan tidak jauh dari level tertinggi tiga setengah tahun mencapai USD78,53 per barel.
Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD71,09 per barel atau meningkat sebesar 13 sen dan juga mendekati posisi terbaik November 2014 di level USD71,89 per barel yang dicapai pekan lalu.
Pasar umumnya diperketat saat OPEC, yang dipimpin oleh Arab Saudi, berkomitmen menahan pasokan sejak 2017 untuk mendorong harga minyak. Ditambah dengan sanksi baru AS terhadap anggota OPEC yakni Iran saat permintaan menguat, para analis mengatakan harga minyak dunia mendapatkan dukungan besar.
"Komitmen Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya terhadap pengurangan produksi merupakan faktor utama dalam mendukung harga pada saat ini. Serta kemungkinan berkurangnya ekspor dari Iran karena sanksi yang kembali dijatuhkan AS," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities.
Pengetatan pasar minyak Internasional telah menghapus semua pasokan global yang melemahkan harga minyak mentah dan tertekan antara akhir 2014 hingga awal 2017. Angka yang diumumkan OPEC pada awal pekan kemarin, menunjukkan bahwa persediaan minyak di negara-negara industri OECD pada Maret turun menjadi 9 juta barel di atas rata-rata lima tahun, turun dari 340 juta barel di atas rata-rata pada Januari 2017.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/5/2018) harga minyak berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional untuk harga minyak berada di level USD78,37 per barel pada pukul 00.28 GMT. Minyak Brent mengalami kenaikan sebesar 14 sen dari penutupan terakhir dan tidak jauh dari level tertinggi tiga setengah tahun mencapai USD78,53 per barel.
Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD71,09 per barel atau meningkat sebesar 13 sen dan juga mendekati posisi terbaik November 2014 di level USD71,89 per barel yang dicapai pekan lalu.
Pasar umumnya diperketat saat OPEC, yang dipimpin oleh Arab Saudi, berkomitmen menahan pasokan sejak 2017 untuk mendorong harga minyak. Ditambah dengan sanksi baru AS terhadap anggota OPEC yakni Iran saat permintaan menguat, para analis mengatakan harga minyak dunia mendapatkan dukungan besar.
"Komitmen Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya terhadap pengurangan produksi merupakan faktor utama dalam mendukung harga pada saat ini. Serta kemungkinan berkurangnya ekspor dari Iran karena sanksi yang kembali dijatuhkan AS," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities.
Pengetatan pasar minyak Internasional telah menghapus semua pasokan global yang melemahkan harga minyak mentah dan tertekan antara akhir 2014 hingga awal 2017. Angka yang diumumkan OPEC pada awal pekan kemarin, menunjukkan bahwa persediaan minyak di negara-negara industri OECD pada Maret turun menjadi 9 juta barel di atas rata-rata lima tahun, turun dari 340 juta barel di atas rata-rata pada Januari 2017.
(akr)