Dukung Proyek Stategis, PLN Operasikan Gardu Induk Bandara 150 KV
A
A
A
BANJARBARU - PLN terus menunjukkan kontribusi aktifnya dalam mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Selatan, salah satunya yakni pengembangan Bandara Syamsudin Noor. Kontribusi ini diwujudkan melalui pembangunan Gardu Induk 150 kilo Volt (kV) Bandara Syamsudin Noor yang resmi dioperasikan hari ini, Senin (21/5).
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor secara khusus meresmikan Gardu Induk berkapasitas 60 Mega Volt Ampere (MVA) didampingi langsung oleh Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Machnizon Masri. Pencapaian pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini menjadi bukti nyata PLN dalam mendukung perkembangan daerah.
Gardu Induk Bandara Syamsudin Noor selanjutnya akan menjadi suplai utama daya listrik ke Bandara Syamsudin Noor. Sebelumnya, Bandara Syamsudin Noor disuplai melalui Gardu Induk Mantuil yang berjarak 15 Km dan Gardu Induk Cempaka yang berjarak 13 Km. Dengan beroperasinya Gardu Induk Syamsudin Noor yang hanya berjarak 3,5 Km, tentunya akan semakin meningkatkan keandalan suplai listrik bagi operasional Bandara Syamsudin Noor.
Machnizon Masri menyampaikan bahwa saat ini daya tersambung ke Bandara Syamsudin Noor sebesar 2,1 Mewa Watt (MW). Dengan adanya pengembangan Bandara Syamsudin Noor yang rencananya akan selesai pada tahun 2019, maka kebutuhan suplai energi listrik untuk operasional bandara akan semakin meningkat.
“Pengembangan Bandara ini menunjukkan bahwa ekonomi di Kalimantan Selatan semakin bertumbuh. Saat ini kawasan radius 5 km dari Bandara, pertumbuhan beban dari sektor bisnis dan perumahan berkembang dengan pesat, sehingga di proyeksikan pada tahun 2018 beban di kawasan tersebut sekitar 18 MW," ujarnya.
Menurut Machnizon bandara merupakan salah satu penopang pertumbuhan bisnis di suatu daerah. Bandara Syamsudin Noor menjadi penghubung bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di Kalimantan Selatan.
“PLN sebagai mitra Pemerintah dalam menyediakan pasokan listrik, turut mengajak para pelaku usaha untuk berinvestasi di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu sebagai pintu gerbang utama menuju Kalimantan Selatan, keandalan suplai energi listrik ke Bandara Syamsudin Noor tentu menjadi prioritas PLN," ujarnya.
Machnizon menekankan bahwa dengan beroperasinya Gardu Induk Bandara Syamsudin Noor, PLN dapat meyakinkan stakeholders, investor dan masyarakat pada umumnya bahwa listrik tersedia bagi calon pelanggan yang akan berinvestasi di Kalimantan Selatan. Terkait kondisi aktual kelistrikan di Kalsel dan Kalteng, Daya mampu Sistem Barito saat ini mencapai 686 MW, dengan surplus daya sebesar 92 MW.
“Saat ini kami memiliki kemampuan lebih untuk melayani permintaan suplai listrik baik dari masyarakat maupun industri. Oleh karena itu dengan ketersediaan pasokan energi yang ada dan upaya pengembangan kedepannya, kami turut mengundang semua calon investor untuk datang di Kalimantan Selatan”, ujarnya.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2027, PLN akan membangun pembangkit dengan total daya sebesar 896 Mega Watt (MW) di Kalimantan Selatan. Selain itu PLN juga akan membangun Jaringan Transmisi sepanjang 620 kilo meter sircuit (kms) dan total daya Gardu Induk sebesar 1.320 Mega Volt Ampere (MVA).
PLN terus berkomitmen menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan dalam proyek 35.000 MW, serta meningkatkan keandalan pembangkit, jaringan dan sistem distribusi. Hal tersebut sejalan dengan misi PLN yaitu untuk menjadikan tenaga listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
“Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami, tentunya PLN membutuhkan dukungan dari pemerintah, stakeholders, dan seluruh lapisan masyarakat. Semoga sinergi yang telah terjalin selama ini dapat menjadi semakin baik sehingga kami dapat terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” pungkas Machnizon.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor secara khusus meresmikan Gardu Induk berkapasitas 60 Mega Volt Ampere (MVA) didampingi langsung oleh Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Machnizon Masri. Pencapaian pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini menjadi bukti nyata PLN dalam mendukung perkembangan daerah.
Gardu Induk Bandara Syamsudin Noor selanjutnya akan menjadi suplai utama daya listrik ke Bandara Syamsudin Noor. Sebelumnya, Bandara Syamsudin Noor disuplai melalui Gardu Induk Mantuil yang berjarak 15 Km dan Gardu Induk Cempaka yang berjarak 13 Km. Dengan beroperasinya Gardu Induk Syamsudin Noor yang hanya berjarak 3,5 Km, tentunya akan semakin meningkatkan keandalan suplai listrik bagi operasional Bandara Syamsudin Noor.
Machnizon Masri menyampaikan bahwa saat ini daya tersambung ke Bandara Syamsudin Noor sebesar 2,1 Mewa Watt (MW). Dengan adanya pengembangan Bandara Syamsudin Noor yang rencananya akan selesai pada tahun 2019, maka kebutuhan suplai energi listrik untuk operasional bandara akan semakin meningkat.
“Pengembangan Bandara ini menunjukkan bahwa ekonomi di Kalimantan Selatan semakin bertumbuh. Saat ini kawasan radius 5 km dari Bandara, pertumbuhan beban dari sektor bisnis dan perumahan berkembang dengan pesat, sehingga di proyeksikan pada tahun 2018 beban di kawasan tersebut sekitar 18 MW," ujarnya.
Menurut Machnizon bandara merupakan salah satu penopang pertumbuhan bisnis di suatu daerah. Bandara Syamsudin Noor menjadi penghubung bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di Kalimantan Selatan.
“PLN sebagai mitra Pemerintah dalam menyediakan pasokan listrik, turut mengajak para pelaku usaha untuk berinvestasi di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu sebagai pintu gerbang utama menuju Kalimantan Selatan, keandalan suplai energi listrik ke Bandara Syamsudin Noor tentu menjadi prioritas PLN," ujarnya.
Machnizon menekankan bahwa dengan beroperasinya Gardu Induk Bandara Syamsudin Noor, PLN dapat meyakinkan stakeholders, investor dan masyarakat pada umumnya bahwa listrik tersedia bagi calon pelanggan yang akan berinvestasi di Kalimantan Selatan. Terkait kondisi aktual kelistrikan di Kalsel dan Kalteng, Daya mampu Sistem Barito saat ini mencapai 686 MW, dengan surplus daya sebesar 92 MW.
“Saat ini kami memiliki kemampuan lebih untuk melayani permintaan suplai listrik baik dari masyarakat maupun industri. Oleh karena itu dengan ketersediaan pasokan energi yang ada dan upaya pengembangan kedepannya, kami turut mengundang semua calon investor untuk datang di Kalimantan Selatan”, ujarnya.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2027, PLN akan membangun pembangkit dengan total daya sebesar 896 Mega Watt (MW) di Kalimantan Selatan. Selain itu PLN juga akan membangun Jaringan Transmisi sepanjang 620 kilo meter sircuit (kms) dan total daya Gardu Induk sebesar 1.320 Mega Volt Ampere (MVA).
PLN terus berkomitmen menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan dalam proyek 35.000 MW, serta meningkatkan keandalan pembangkit, jaringan dan sistem distribusi. Hal tersebut sejalan dengan misi PLN yaitu untuk menjadikan tenaga listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
“Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami, tentunya PLN membutuhkan dukungan dari pemerintah, stakeholders, dan seluruh lapisan masyarakat. Semoga sinergi yang telah terjalin selama ini dapat menjadi semakin baik sehingga kami dapat terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” pungkas Machnizon.
(akr)