Maksimalkan Kerja Agen Properti
A
A
A
KETIKA bertransaksi properti, seseorang kerap tidak mau melibatkan para agen properti. Padahal, mereka mampu meringankan "tugas" pencari dan pemilik properti yang ingin menjual ataupun menyewakan aset mereka. Ronny Wuisan menjalani profesi ini selama puluhan tahun, sampai akhirnya bisa berinovasi melalui startup yang didirikannya.
Ronny merupakan agen properti profesional selama 20 tahun. Ia paham profesi ini dibutuhkan dan sangat menjanjikan meskipun kerap dikerjakan paruh waktu. Modal untuk menjadi agen properti pun cukup mudah, yakni bisa melayani dengan tulus para klien dalam mencari properti. Peluang profesi ini terbuka lebar seiring geliat industri properti di Indonesia yang terus meningkat. Ronny menangkap peluang itu, kemudian membuat sebuah inovasi berbasis teknologi demi memudahkan pekerjaan agen properti. Namanya UrbanAce.
Konon ini merupakan startup properti pertama di Asia Tenggara. Apa dan bagaimana UrbanAce bekerja? Bagaimana pula para pen cari properti dibantu untuk mendapatkan properti yang mereka inginkan? Ini lah pemaparan Ronny mengenai startup yang dibangunnya sejak dua tahun lalu tersebut.
Apa tujuan UrbanAce?
Membantu masyarakat menemukan properti mereka lebih tepat juga murah. Kami punya doktrin bahwa konsumen utama kami adalah agen properti yang di UrbanAce disebut ambassador. Bukan pemilik ataupun konsumen. Kami menempatkan mereka di piramida paling atas, karena agen yang powerful punya tools bagus, mengikuti training yang mumpuni, dan dapat menyelesaikan atau melayani customer dengan baik. Mereka punya pengetahuan yang cukup untuk bisa menyelesaikan masalah banyak konsumen. Jadi mereka dulu yang diperkuat, sehingga nanti bisa menyelesaikan kebutuhan properti di area mereka. Uang, tenaga, serta model bisnis kami untuk memperkuat dan mengaryakan para agen properti agar bisa membantu klien menyelesaikan masalahnya.
Jadi, UrbanAce merupakan perusahaan jasa properti yang menggunakan teknologi sebagai salah satu alat untuk membantu menyelesaikan permasalahan pemilik properti maupun penyewa dan pem beli properti. Kami tidak berhadapan langsung dengan mereka, tetapi para agen sendiri yang berhadapan langsung. Maka dari itu, kami melatih agen dengan cara memberikan training, yakni UrbanAce Academy. Layaknya sekolah properti, jadi ada kepala training-nya. Kami percaya, untuk berkelanjutan butuh training yang baik. Bagi para agen properti, kami mendapatkan teknologi melalui aplikasi yang lebih canggih dan kami juga punya website untuk berkumpulnya listing yang dilihat pada konsumen.
Mengapa agen properti sangat di bu tuhkan oleh mereka yang ingin bertransaksi properti?
Seseorang butuh agen karena saat ingin cari sendiri itu tidak mudah, pasti membutuhkan agen. Bukan perkara tidak mau bayar komisi, karena yang pasti ada ketentuan yang bayar komisi mereka yang mempunyai properti. Agen dibutuhkan untuk membantu proses negosiasi.
Perlu orang tengah saat bertransaksi, lebih aman dengan agen properti yang resmi, punya lisensi, punya SIUP 4, juga member AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia) sehingga lebih terjamin perusahaannya. Agen properti sudah menjadi tren di dunia. Di Indonesia, pemasaran menggunakan agen properti sudah ada sejak 26 tahun lalu.
Kantor agen properti sudah banyak, AREBI sendiri sudah ada sejak 26 tahun lalu. Hidup semakin kompleks. Orang semakin butuh mediator dalam setiap permasalahan mereka. Orang-orang sudah sibuk dengan pekerjaan maupun bisnis sehingga untuk urusan mencari properti, pasti menyerahkan kepada pihak lain yakni agen properti. Kalau ada yang mau cari ruko, sudah tidak ada waktu lagi mencari satu persatu untuk didatangi. Atau, ditelepon setiap ruko yang dijual untuk tanya-tanya. Untuk negosiasi juga harus tahu harga kisaran di pasar berapa dan bagaimana surat-suratnya. Agen properti punya pengalaman mengenai itu. Agen properti terlatih bisa membimbing Anda mencari properti yang legal. Nanti mereka yang mengecek ke Badan Pertahanan, apa ada dua sertifikat atau tidak. Selama proses itu, bayangkan kalau ingin jalan sendiri. Satu properti memang memerlukan proses yang lama dan tentu akan menghabiskan waktu banyak.
Adakah fitur untuk membendung kekritisan konsumen ini?
Ya, kami punya fitur baru yang akan diluncurkan setelah Lebaran. Kalau dulu mau komplain terhadap sebuah produk masih bingung. Harus ke mana. Sementara sekarang sudah banyak media sosial. Bisa komplain lewat situ dan lebih berbahaya. Makanya, sekarang perusahaan-perusahaan besar sangat memperhatikan digital marketing. Di UrbanAce nanti ada agen rating. Jadi, konsumen diberi kuasa untuk meng kritik agen-agennya. Dengan begitu mereka tahu kalau dapat penilaian buruk, bisa kami panggil training kembali sebab, sekali lagi pengalaman membeli properti itu berharga sekali. Jadi memang dibutuhkan agen properti terbaik yang mengurusnya.
Konsumen berhak mendapat informasi sebanyak-banyaknya dan mendapatkan layanan sebaik-baiknya. Kalau misalnya pembeli tidak jadi membeli, ya tidak masalah karena semua keputusan ada di tangan konsumen. Agen properti hanya membantu. Sistem selama ini, saat konsumen bertemu ambassador, hanya dia, konsumen, dan Tuhan yang tahu apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka negosiasikan. Tetapi, sekarang setelah bertemu klien, agen harus lapor melalui aplikasi. Kami mau tahu apa yang dibicarakan, apa yang konsumen inginkan. Kalau ambassador tidak mengisi, nanti rating-nya buruk dari penilaian kami.
Bagaimana perkembangan UrbanAce saat ini?
Tahun ini kami mau mengembangkan area Jabodetabek dan Banten. Kami mau merekrut lebih banyak agen properti atau ambassador. Sudah ada target di setiap daerah, supaya kami punya perwakilan yang banyak. Kami butuh mereka karena mereka yang akan mengeksekusi, yang melayani konsumen. Dari sisi online atau digital, kami bakal menambahkan fitur di website, yaitu konsumen bisa menentukan kunjungan setelah mereka melihat listing-an.
Konsumen mencari properti di listing website kami, lalu jika ada yang mereka suka dan tertarik, bisa langsung melihat properti tersebut. Tinggal klik jadwal kunjungan, beri nomor HP, dan nama. Pilih tanggal berapa melakukan kunjungan, lalu info tersebut akan admin teruskan ke pemilik properti karena kadang kala kami tidak memegang kuncinya atau memang rumah tersebut masih ditempati pemiliknya. Setelah sudah fix ada yang akan membuka pintu untuk kunjungan, atau properti yang dituju sudah siap dikunjungi, order itu akan dilempar ke ambassador yang tahu properti di daerah itu.
Kami yang mengoordinasi di customer service, setelah itu kami akan memberikan bantuan di aplikasi yang akan terhubung langsung ke ambassador. Ambassador sudah siap melayani dengan info penawaran dan tentu saja siap dengan penawaran lain karena data dari kami langsung disampaikan kepada ambassador, seperti budget yang sesuai dengan pilihan si pembeli, lokasi yang sesuai. Sistem kita sudah melacak dan memberikan rekomendasi kepada ambassador yang nanti bisa dia tawarkan kepada konsumen.
Bagaimana dengan pendanaan di UrbanAce?
Sejak awal UrbanAce sudah di-invest oleh investor. Ada tujuh investor, semua berasal dari kalangan individu. Saya sangat bersyukur belum dua tahun, kami sudah melakukan raising fund dua kali. Di tahap awal, lumayan untuk membuktikan bisnis model kami bekerja benar. Di tahun kedua ini kami mau mengintegrasikan produk online dan offline. Proses saat online hanya untuk informasi listing. Tidak ada orang yang membeli ruko Rp6 miliar melalui internet. Jadi kami ingin mengintegrasikan offline dan online. Selama 26 tahun dua dunia itu hidup sendiri-sendiri.
Online dipegang oleh rumah 123.com atau rumah.com, sementara offline-nya oleh para agen properti konvensional. Untuk pendapatan, kami sudah melakukan transaksi Rp300 miliar yang terjual sejak 2017 awal. Jadi sudah lebih dari 300 unit properti yang kami bantu jual, beli, ataupun sewa.
Bagaimana menggunakan UrbanAce jika ingin mencari properti?
Sangat mudah, tidak perlu membuat akun. Hanya melihat-lihat listing, lalu kalau ada yang cocok, bisa membuat kunjungan. Kalau yang di-listing tidak ada yang cocok, hubungi hotline kami. Jelaskan apa yang dicari, daerah mana, budget-nya, semua bisa dikonsultasikan. Kemudian admin UrbanAce akan menyebar luaskan order itu kepada komunitas. Itu biasanya langsung ditanggapi oleh para agen.
Apa UrbanAce Academy itu?
Sebuah sekolah properti yang kami buat untuk para agen yang bergabung dengan kami. Mereka yang mendaftar dan membayar pendaftaran, lalu bisa mengikuti training yang kami lakukan. Ada basic training. Jadi orang yang tidak mengerti properti sama sekali, akan diajarkan. Kami malah senang. Kami ajarkan apa itu dunia properti. Diajarkan pula bagaimana berkomunikasi dengan baik, memenangkan hati konsumen, bagaimana bertukar kartu nama, dan lain-lain. Training ini dilakukan secara online maupun offline. Kami punya studio di kantor dan sering diadakan training di situ. Ada juga online melalui YouTube.
Apa harapan Anda ke depan untuk UrbanAce?
Business plan saya 3-4 tahun ke depan UrbanAce beroperasi di 20 kota di Indonesia secara mandiri. Kami mau go IPO pada tahun kelima. Kenapa? Karena saya percaya perusahaan ini bisa transparan dengan menjadi perusahaan terbuka. Kalau go public kita harus transparan, buka-bukaan keuangan di Bursa Efek. Transparan berarti milik umum. Itu akan mengirim pesan ke agen bahwa mereka bagian dari perusahaan ini.
Ronny merupakan agen properti profesional selama 20 tahun. Ia paham profesi ini dibutuhkan dan sangat menjanjikan meskipun kerap dikerjakan paruh waktu. Modal untuk menjadi agen properti pun cukup mudah, yakni bisa melayani dengan tulus para klien dalam mencari properti. Peluang profesi ini terbuka lebar seiring geliat industri properti di Indonesia yang terus meningkat. Ronny menangkap peluang itu, kemudian membuat sebuah inovasi berbasis teknologi demi memudahkan pekerjaan agen properti. Namanya UrbanAce.
Konon ini merupakan startup properti pertama di Asia Tenggara. Apa dan bagaimana UrbanAce bekerja? Bagaimana pula para pen cari properti dibantu untuk mendapatkan properti yang mereka inginkan? Ini lah pemaparan Ronny mengenai startup yang dibangunnya sejak dua tahun lalu tersebut.
Apa tujuan UrbanAce?
Membantu masyarakat menemukan properti mereka lebih tepat juga murah. Kami punya doktrin bahwa konsumen utama kami adalah agen properti yang di UrbanAce disebut ambassador. Bukan pemilik ataupun konsumen. Kami menempatkan mereka di piramida paling atas, karena agen yang powerful punya tools bagus, mengikuti training yang mumpuni, dan dapat menyelesaikan atau melayani customer dengan baik. Mereka punya pengetahuan yang cukup untuk bisa menyelesaikan masalah banyak konsumen. Jadi mereka dulu yang diperkuat, sehingga nanti bisa menyelesaikan kebutuhan properti di area mereka. Uang, tenaga, serta model bisnis kami untuk memperkuat dan mengaryakan para agen properti agar bisa membantu klien menyelesaikan masalahnya.
Jadi, UrbanAce merupakan perusahaan jasa properti yang menggunakan teknologi sebagai salah satu alat untuk membantu menyelesaikan permasalahan pemilik properti maupun penyewa dan pem beli properti. Kami tidak berhadapan langsung dengan mereka, tetapi para agen sendiri yang berhadapan langsung. Maka dari itu, kami melatih agen dengan cara memberikan training, yakni UrbanAce Academy. Layaknya sekolah properti, jadi ada kepala training-nya. Kami percaya, untuk berkelanjutan butuh training yang baik. Bagi para agen properti, kami mendapatkan teknologi melalui aplikasi yang lebih canggih dan kami juga punya website untuk berkumpulnya listing yang dilihat pada konsumen.
Mengapa agen properti sangat di bu tuhkan oleh mereka yang ingin bertransaksi properti?
Seseorang butuh agen karena saat ingin cari sendiri itu tidak mudah, pasti membutuhkan agen. Bukan perkara tidak mau bayar komisi, karena yang pasti ada ketentuan yang bayar komisi mereka yang mempunyai properti. Agen dibutuhkan untuk membantu proses negosiasi.
Perlu orang tengah saat bertransaksi, lebih aman dengan agen properti yang resmi, punya lisensi, punya SIUP 4, juga member AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia) sehingga lebih terjamin perusahaannya. Agen properti sudah menjadi tren di dunia. Di Indonesia, pemasaran menggunakan agen properti sudah ada sejak 26 tahun lalu.
Kantor agen properti sudah banyak, AREBI sendiri sudah ada sejak 26 tahun lalu. Hidup semakin kompleks. Orang semakin butuh mediator dalam setiap permasalahan mereka. Orang-orang sudah sibuk dengan pekerjaan maupun bisnis sehingga untuk urusan mencari properti, pasti menyerahkan kepada pihak lain yakni agen properti. Kalau ada yang mau cari ruko, sudah tidak ada waktu lagi mencari satu persatu untuk didatangi. Atau, ditelepon setiap ruko yang dijual untuk tanya-tanya. Untuk negosiasi juga harus tahu harga kisaran di pasar berapa dan bagaimana surat-suratnya. Agen properti punya pengalaman mengenai itu. Agen properti terlatih bisa membimbing Anda mencari properti yang legal. Nanti mereka yang mengecek ke Badan Pertahanan, apa ada dua sertifikat atau tidak. Selama proses itu, bayangkan kalau ingin jalan sendiri. Satu properti memang memerlukan proses yang lama dan tentu akan menghabiskan waktu banyak.
Adakah fitur untuk membendung kekritisan konsumen ini?
Ya, kami punya fitur baru yang akan diluncurkan setelah Lebaran. Kalau dulu mau komplain terhadap sebuah produk masih bingung. Harus ke mana. Sementara sekarang sudah banyak media sosial. Bisa komplain lewat situ dan lebih berbahaya. Makanya, sekarang perusahaan-perusahaan besar sangat memperhatikan digital marketing. Di UrbanAce nanti ada agen rating. Jadi, konsumen diberi kuasa untuk meng kritik agen-agennya. Dengan begitu mereka tahu kalau dapat penilaian buruk, bisa kami panggil training kembali sebab, sekali lagi pengalaman membeli properti itu berharga sekali. Jadi memang dibutuhkan agen properti terbaik yang mengurusnya.
Konsumen berhak mendapat informasi sebanyak-banyaknya dan mendapatkan layanan sebaik-baiknya. Kalau misalnya pembeli tidak jadi membeli, ya tidak masalah karena semua keputusan ada di tangan konsumen. Agen properti hanya membantu. Sistem selama ini, saat konsumen bertemu ambassador, hanya dia, konsumen, dan Tuhan yang tahu apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka negosiasikan. Tetapi, sekarang setelah bertemu klien, agen harus lapor melalui aplikasi. Kami mau tahu apa yang dibicarakan, apa yang konsumen inginkan. Kalau ambassador tidak mengisi, nanti rating-nya buruk dari penilaian kami.
Bagaimana perkembangan UrbanAce saat ini?
Tahun ini kami mau mengembangkan area Jabodetabek dan Banten. Kami mau merekrut lebih banyak agen properti atau ambassador. Sudah ada target di setiap daerah, supaya kami punya perwakilan yang banyak. Kami butuh mereka karena mereka yang akan mengeksekusi, yang melayani konsumen. Dari sisi online atau digital, kami bakal menambahkan fitur di website, yaitu konsumen bisa menentukan kunjungan setelah mereka melihat listing-an.
Konsumen mencari properti di listing website kami, lalu jika ada yang mereka suka dan tertarik, bisa langsung melihat properti tersebut. Tinggal klik jadwal kunjungan, beri nomor HP, dan nama. Pilih tanggal berapa melakukan kunjungan, lalu info tersebut akan admin teruskan ke pemilik properti karena kadang kala kami tidak memegang kuncinya atau memang rumah tersebut masih ditempati pemiliknya. Setelah sudah fix ada yang akan membuka pintu untuk kunjungan, atau properti yang dituju sudah siap dikunjungi, order itu akan dilempar ke ambassador yang tahu properti di daerah itu.
Kami yang mengoordinasi di customer service, setelah itu kami akan memberikan bantuan di aplikasi yang akan terhubung langsung ke ambassador. Ambassador sudah siap melayani dengan info penawaran dan tentu saja siap dengan penawaran lain karena data dari kami langsung disampaikan kepada ambassador, seperti budget yang sesuai dengan pilihan si pembeli, lokasi yang sesuai. Sistem kita sudah melacak dan memberikan rekomendasi kepada ambassador yang nanti bisa dia tawarkan kepada konsumen.
Bagaimana dengan pendanaan di UrbanAce?
Sejak awal UrbanAce sudah di-invest oleh investor. Ada tujuh investor, semua berasal dari kalangan individu. Saya sangat bersyukur belum dua tahun, kami sudah melakukan raising fund dua kali. Di tahap awal, lumayan untuk membuktikan bisnis model kami bekerja benar. Di tahun kedua ini kami mau mengintegrasikan produk online dan offline. Proses saat online hanya untuk informasi listing. Tidak ada orang yang membeli ruko Rp6 miliar melalui internet. Jadi kami ingin mengintegrasikan offline dan online. Selama 26 tahun dua dunia itu hidup sendiri-sendiri.
Online dipegang oleh rumah 123.com atau rumah.com, sementara offline-nya oleh para agen properti konvensional. Untuk pendapatan, kami sudah melakukan transaksi Rp300 miliar yang terjual sejak 2017 awal. Jadi sudah lebih dari 300 unit properti yang kami bantu jual, beli, ataupun sewa.
Bagaimana menggunakan UrbanAce jika ingin mencari properti?
Sangat mudah, tidak perlu membuat akun. Hanya melihat-lihat listing, lalu kalau ada yang cocok, bisa membuat kunjungan. Kalau yang di-listing tidak ada yang cocok, hubungi hotline kami. Jelaskan apa yang dicari, daerah mana, budget-nya, semua bisa dikonsultasikan. Kemudian admin UrbanAce akan menyebar luaskan order itu kepada komunitas. Itu biasanya langsung ditanggapi oleh para agen.
Apa UrbanAce Academy itu?
Sebuah sekolah properti yang kami buat untuk para agen yang bergabung dengan kami. Mereka yang mendaftar dan membayar pendaftaran, lalu bisa mengikuti training yang kami lakukan. Ada basic training. Jadi orang yang tidak mengerti properti sama sekali, akan diajarkan. Kami malah senang. Kami ajarkan apa itu dunia properti. Diajarkan pula bagaimana berkomunikasi dengan baik, memenangkan hati konsumen, bagaimana bertukar kartu nama, dan lain-lain. Training ini dilakukan secara online maupun offline. Kami punya studio di kantor dan sering diadakan training di situ. Ada juga online melalui YouTube.
Apa harapan Anda ke depan untuk UrbanAce?
Business plan saya 3-4 tahun ke depan UrbanAce beroperasi di 20 kota di Indonesia secara mandiri. Kami mau go IPO pada tahun kelima. Kenapa? Karena saya percaya perusahaan ini bisa transparan dengan menjadi perusahaan terbuka. Kalau go public kita harus transparan, buka-bukaan keuangan di Bursa Efek. Transparan berarti milik umum. Itu akan mengirim pesan ke agen bahwa mereka bagian dari perusahaan ini.
(amm)