Ridwan Kamil Minta Koperasi di Bandung Berbasis Digital
A
A
A
BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta koperasi di Bandung bertransformasi dari manajemen konvensional menjadi berbasis digital, agar bisa bersaing dengan perusahaan lainnya.
"Kalau mau sukses, koperasi harus mengikuti perkembangan zaman. Jangan ada anggapan perusahaan non koperasi canggih-canggih, tapi koperasi jadul. Manajemennya harus (bertransformasi) digital atau online," kata Ridwan Kamil, Minggu (22/7/2018).
Menurut dia, bila manajemen koperasi masih jadul atau konvensional, daya saing koperasi akan kurang maksimal. Apalagi di tengah persaingan bisnis yang kian ketat. Transformasi koperasi akan mengurangi kemungkinan tersingkirkan dari persaingan usaha.
"Karena koperasi sebenarnya cara ekonomi yang paling bagus. Ekonomi merata. Tidak ada yang kaya sendiri. Tidak ada miskin yang ditinggalin sendirian. Semua berdaya bersama. Koperasi dimiliki bersama. Berbeda dengan PT yang dimiliki sebagian orang," tegas dia.
Di Kota Bandung, dari 2.500 koperasi, hanya sekitar 570 koperasi yang aktif. Sisanya mati suri. Kondisi itu mustinya menjadi evaluasi bagi koperasi, mencari terobosan agar bisa bersaing.
Lanjut dia, walaupun dirinya akan menduduki posisi Gubernur Jawa Barat, namun dia akan memantau dan menitipkan agar koperasi di Bandung mendapat perhatian. "Saya titip 5 tahun ke depan, jadikan koperasi di Bandung koperasi digital paling canggih. Dari administrasi, penjualan dan lainnya. Bagaimana (koperasi) memiliki website, terima pesanan online dan bikin aplikasi untuk produknya," imbuh Emil.
Sehingga Emil berpesan, jangan sampai, tingginya transaksi online di Kota Bandung yang diperkirakan mencapai 20 juta transaksi per tahun, tidak dinikmati anggota koperasi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Priatna Wirasaputra mengatakan, di Kota Bandung jumlah koperasi yang sehat mencapai 570 unit. Jumlah tersebut naik 16 unit koperasi dibanding tahun 2017.
"Saat ini, total aset koperasi yang aktif di Bandung mencapai Rp13 triliun. Dengan aset sebesar itu, keberadaan koperasi dapat diandalkan untuk kemajuan ekonomi masyarakat," kata Priatna.
"Kalau mau sukses, koperasi harus mengikuti perkembangan zaman. Jangan ada anggapan perusahaan non koperasi canggih-canggih, tapi koperasi jadul. Manajemennya harus (bertransformasi) digital atau online," kata Ridwan Kamil, Minggu (22/7/2018).
Menurut dia, bila manajemen koperasi masih jadul atau konvensional, daya saing koperasi akan kurang maksimal. Apalagi di tengah persaingan bisnis yang kian ketat. Transformasi koperasi akan mengurangi kemungkinan tersingkirkan dari persaingan usaha.
"Karena koperasi sebenarnya cara ekonomi yang paling bagus. Ekonomi merata. Tidak ada yang kaya sendiri. Tidak ada miskin yang ditinggalin sendirian. Semua berdaya bersama. Koperasi dimiliki bersama. Berbeda dengan PT yang dimiliki sebagian orang," tegas dia.
Di Kota Bandung, dari 2.500 koperasi, hanya sekitar 570 koperasi yang aktif. Sisanya mati suri. Kondisi itu mustinya menjadi evaluasi bagi koperasi, mencari terobosan agar bisa bersaing.
Lanjut dia, walaupun dirinya akan menduduki posisi Gubernur Jawa Barat, namun dia akan memantau dan menitipkan agar koperasi di Bandung mendapat perhatian. "Saya titip 5 tahun ke depan, jadikan koperasi di Bandung koperasi digital paling canggih. Dari administrasi, penjualan dan lainnya. Bagaimana (koperasi) memiliki website, terima pesanan online dan bikin aplikasi untuk produknya," imbuh Emil.
Sehingga Emil berpesan, jangan sampai, tingginya transaksi online di Kota Bandung yang diperkirakan mencapai 20 juta transaksi per tahun, tidak dinikmati anggota koperasi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Priatna Wirasaputra mengatakan, di Kota Bandung jumlah koperasi yang sehat mencapai 570 unit. Jumlah tersebut naik 16 unit koperasi dibanding tahun 2017.
"Saat ini, total aset koperasi yang aktif di Bandung mencapai Rp13 triliun. Dengan aset sebesar itu, keberadaan koperasi dapat diandalkan untuk kemajuan ekonomi masyarakat," kata Priatna.
(ven)