Harmony of Indonesia Hadirkan Pesona Sulawesi di Swiss
A
A
A
JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern-Swiss menyelenggarakan pameran produk perdagangan dan budaya bertajuk "Harmony of Indonesia" di pusat ibu kota Swiss, tepatnya di alun-alun Weisenhausplatz, Kota Bern.
Sebanyak 20 stand berjualan atau memamerkan produk unggulan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Luwu, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, serta stand dari Kementerian Pariwisata, Sinar Indonesia Display, dan Pasar Indonesia.
"Kekuatan Sulawesi terletak pada harmonisasi keragaman budaya dan potensi ekonomi yang luar biasa. Itulah mengapa acara ini diberi judul Harmony of Indonesia. Melalui pameran perdagangan dan budaya ini, produk-produk unggulan asal Sulawesi, seperti single origin coffee dan kakao, dikenalkan lebih luas kepada publik di Swiss," ujar Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/10/2018).
Muliaman dalam acara tersebut juga mengajak para hadirin di lapangan Weisenhausplatz untuk sejenak mengheningkan cipta dan berdoa bersama atas bencana gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman yang turut hadir dan membuka Harmony of Indonesia mengatakan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mendukung penuh acara Harmony of Indonesia dengan mendatangkan produk-produk unggulan, pengusaha, juga penampilan budaya dari Sulawesi Selatan.
Harmony of Indonesia sukses menghadirkan nuansa Sulawesi di Negeri Alpen Swiss. Setiap stand dihias dengan kain Laming Makassar, kain Sarita Toraja, dan aksesoris khas daerah masing-masing. Para penjaga stand juga tidak mau kalah mengenakan pakaian khas daerah dan berlomba-lomba menampilkan tari-tarian.
Selain menampilkan produk kerajinan tangan dan produk-produk UKM, kuliner khas Sulawesi juga turut menghangatkan musim gugur di Swiss, seperti coto Makassar, konro bakar, konro kuah, es palu butung, dan es pisang hijau. Cuaca dingin tidak menyurutkan ratusan orang Swiss mengantri mencoba es palu butung khas Kota Makassar.
"Saya beberapa kali datang ke Jakarta untuk tujuan bisnis, tapi belum pernah sampai ke Sulawesi," tutur Barbara Moeckli, warga Zurich yang sengaja datang Bern.
"Begitu mendengar informasi tentang Harmony of Indonesia bertema Sulawesi, saya datang karena penasaran sekali dengan kuliner khas Sulawesi. Ternyata benar lezat dan tidak rugi datang jauh-jauh dari Zurich ke Bern," Barbara.
Ketua Panitia sekaligus Fungsi Ekonomi KBRI Bern Nuradi Noeri menambahkan, Harmony of Indonesia merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari business forum dan pameran produk dan budaya."Sebelumnya, kami telah menyelenggarakan Business Forum yang dihadiri oleh ratusan pengusaha dari Sulawesi dan Swiss. Dilanjutkan pameran produk dan budaya ditujukan untuk outreach yang lebih luas tentang keunggulan-keunggulan Sulawesi kepada publik Swiss," paparnya.
Meskipun tertajuk utama Sulawesi, panganan populer Indonesia hasil kreasi warga juga hadir menghangatkan perut orang Swiss di musim gugur, seperti nasi padang, bakmi goreng, sate ayam, dan bajigur.
Sebanyak 20 stand berjualan atau memamerkan produk unggulan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Luwu, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, serta stand dari Kementerian Pariwisata, Sinar Indonesia Display, dan Pasar Indonesia.
"Kekuatan Sulawesi terletak pada harmonisasi keragaman budaya dan potensi ekonomi yang luar biasa. Itulah mengapa acara ini diberi judul Harmony of Indonesia. Melalui pameran perdagangan dan budaya ini, produk-produk unggulan asal Sulawesi, seperti single origin coffee dan kakao, dikenalkan lebih luas kepada publik di Swiss," ujar Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/10/2018).
Muliaman dalam acara tersebut juga mengajak para hadirin di lapangan Weisenhausplatz untuk sejenak mengheningkan cipta dan berdoa bersama atas bencana gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman yang turut hadir dan membuka Harmony of Indonesia mengatakan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mendukung penuh acara Harmony of Indonesia dengan mendatangkan produk-produk unggulan, pengusaha, juga penampilan budaya dari Sulawesi Selatan.
Harmony of Indonesia sukses menghadirkan nuansa Sulawesi di Negeri Alpen Swiss. Setiap stand dihias dengan kain Laming Makassar, kain Sarita Toraja, dan aksesoris khas daerah masing-masing. Para penjaga stand juga tidak mau kalah mengenakan pakaian khas daerah dan berlomba-lomba menampilkan tari-tarian.
Selain menampilkan produk kerajinan tangan dan produk-produk UKM, kuliner khas Sulawesi juga turut menghangatkan musim gugur di Swiss, seperti coto Makassar, konro bakar, konro kuah, es palu butung, dan es pisang hijau. Cuaca dingin tidak menyurutkan ratusan orang Swiss mengantri mencoba es palu butung khas Kota Makassar.
"Saya beberapa kali datang ke Jakarta untuk tujuan bisnis, tapi belum pernah sampai ke Sulawesi," tutur Barbara Moeckli, warga Zurich yang sengaja datang Bern.
"Begitu mendengar informasi tentang Harmony of Indonesia bertema Sulawesi, saya datang karena penasaran sekali dengan kuliner khas Sulawesi. Ternyata benar lezat dan tidak rugi datang jauh-jauh dari Zurich ke Bern," Barbara.
Ketua Panitia sekaligus Fungsi Ekonomi KBRI Bern Nuradi Noeri menambahkan, Harmony of Indonesia merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari business forum dan pameran produk dan budaya."Sebelumnya, kami telah menyelenggarakan Business Forum yang dihadiri oleh ratusan pengusaha dari Sulawesi dan Swiss. Dilanjutkan pameran produk dan budaya ditujukan untuk outreach yang lebih luas tentang keunggulan-keunggulan Sulawesi kepada publik Swiss," paparnya.
Meskipun tertajuk utama Sulawesi, panganan populer Indonesia hasil kreasi warga juga hadir menghangatkan perut orang Swiss di musim gugur, seperti nasi padang, bakmi goreng, sate ayam, dan bajigur.
(fjo)